Sekilas profil narasumber
Guru hebat di balik kesuksesan seorang murid . Itu terbukti dengan hadirnya narasumber Senin malam, 29 Juni 2020, yaitu Ibu Dra.Betti Risnalenni,M.M.
Beliau akan memberikan materi kuliah tentang "Mengelola Sekolah di Era Covid19 "
Ibu Betti adalah seorang guru hebat yang telah berhasil mengantarkan muridnya Nadiem Makarim kecil yang dulu dasar-dasar pendidikan , pengetahuan, keterampilan, dan karakternya dilalui di SD Insan Kamil, bersama Ibu Betti.
Betapa tidak hebat, seorang ibu guru yang penuh dedikasi, penuh perjuangan yang gigih, dengan keikhlasan hati , Ibu Betti berhasil mendirikan sebuah sekolah yang diberi nama Insan Kamil.
Menurut pengertian secara Islam,istilah insan kamil adalah sebutan untuk Nabi Muhammad yang artinya manusia yang sempurna atau lengkap.
Mengapa sekolah yang Ibu Betti dirikan bernama Insan Kamil karena beliau berharap dan menginginkan murid-muridnya yang menuntut ilmu di tempat Bu Betti mengabdi, kelak akan menjadi manusia-manusia yang berguna, bermanfaat bagi orang lain. Yang berbudi pekerti luhur , segala tindak tanduk, tingkah laku senantiasa berpedoman pada ajaran-ajaran Ilahi yang dibawa oleh Nabi Muhammad,SAW.
Suka Duka Perjuangan Ibu Betti
Awalnya tahun 1996 membuat kursus aritmatika.
6 bulan membuka kursus, muridnya hanya ada 3
orang. Tapi Bu Betti tetap bertahan. Pada tahun
1998 Bu Betti membuat buku sendiri yang dijual dengan harga 10 ribu rupiah.
Ibu Betti mulai membuat sekolah tahun 2003. Dan sampai sekarang mengelola jenjang KB - TK dan SD.
Pada awalnya Bu Betti takut untuk membuka sekolah. Karena desakan teman, akhirnya Bu Betti mau bekerjasama dan dengan mengontrak sebuah rumah. Selama 3 bulan berjalan , teman beliau mundur karena dia merasakan rugi.
Namun hal itu tidak membuat Bu Betti menyerah, dan juga tidak mundur. Bu Betti tetap berjuang dengan gigih. Akhirnya Bu Betti meneruskan sendiri dalam mengelola sekolahan tersebut.
Selama 1 tahun mengontrak tempat untuk sekolahan, alhamdulillah akhirnya ada rezeki untuk membeli sebuah rumah yang kebetulan ada yang jual atau over rumah.
Selanjutnya kendala lain yaitu untuk mencari guru yang akan mengajar di sekolah itu gampang - gampang susah.Untuk mengatasi hal tersebut, Bu Betti meminta bantuan anak, teman, maupun anak temannya.
Dan kebetulan anak beliau sarjana psikologi, jadi sekolah Insan Kamil sering mengadakan acara parenting .
Dan yang menjadi narasumbernya Ibu Betti sendiri , kadang teman beliau atau anak beliau maupun anak teman beliau.
Jadi sosialisasi tentang keorang tuaan dan masalah anak bisa dipecahkan. Sekolah Insan Kamil sering juga mengadakan kegiatan yang menghadirkan orang lain, orang umum.
Jadi mereka bisa menceritakan tentang sekolah Insan Kamil kepada publik, sehingga lambat laun sekolah tersebut dikenal oleh umum.
Motivasi Ibu Betti
Pada awalnya Bu Betti pingin melihat anak yang ekonominya minim dapat bersekolah di tempat yang bagus. Dan motivasi beliau tersebut yang menjadi prinsip hidupnya dalam mengelola sekolah .
Bahwa menurut beliau anak miskin bersekolah di sekolah biasa atau kurang itu adalah hal yang biasa. Sedangkan anak kaya bersekolah di sekolah yang bagus itu sudah biasa. Tapi anak yang kurang beruntung dapat bersekolah di sekolah yang bagus itu adalah sungguh luar biasa.
Dan prinsip tersebut, telah dilakukan dan dibuktikan oleh Ibu Betti di sekolah Insan Kamil. Dimana anak yang yatim bebas biaya sekolah. Begitu juga dengan anak yang tidak mampu pun juga bebas.
Bu Betti tidak pernah mengharuskan mereka harus membawa SKTM . Karena sebenarnya menurut Ibu Betti, tidak ada orang yang mau disebut miskin.
Bagi anak yang mampu tetap membayar biaya sekolah secara normal.
Manfaat yang dirasakan Ibu Betti
Ibu Betti merasakan banyak manfaat yang didapat dari membangun sekolah-sekolah :
- Mengantarkan Ibu Betti dapat menjadi guru teladan, kepala sekolah berprestasi dan juga juara interpreuner tingkat Jawa Barat untuk kalangan guru paud.
- Membuat Ibu Betti mempunyai banyak teman, saudara.
- Menambah pengetahuan dan wawasan.
Kunci Kesuksesan Ibu Betti
Siapa menanam akan memanen, siapa menabur akan menuai. Itu pepatah yang pantas untuk Ibu Betti.
Setelah berjuang dengan gigih dan penuh keikhlasan, akhirnya buah perjuangan beliau mendapatkan kesuksesan. Kini Ibu Betti telah mempunyai banyak cabang sekolah-sekolah yang dikelolanya.
Siapa menanam akan memanen, siapa menabur akan menuai. Itu pepatah yang pantas untuk Ibu Betti.
Setelah berjuang dengan gigih dan penuh keikhlasan, akhirnya buah perjuangan beliau mendapatkan kesuksesan. Kini Ibu Betti telah mempunyai banyak cabang sekolah-sekolah yang dikelolanya.
Di antaranya sekolahan yang beliau kelola bekerjasama dengan pihak lain , kini yang di Bekasi ada 24
cabang.
Dan salah satu cabang ada yang ingin membuka TK. Dan beliau diajak
kerjasama karena beliau sudah mempunyai yayasan.
Belajar dari pengalaman hidup Ibu Betti sebagai seorang guru yang pernah mengajar di tempat bagus dan didalamnya ada anak-anak dari panti asuhan yang nasibnya kurang beruntung.
Dan sekolah itu adalah sebagai pelecut atau cambuk bagi Ibu Betti sehingga beliau bisa mendirikan sekolah seperti Insan Kamil tersebut.
Di mana sekolah Insan Kamil dulu adalah sekolahnya bapak menteri pendidikan kita, Nadiem Makarim, sewaktu bapak menteri masih SD.
Tips Ibu Betti dalam mengelola sekolahan di era covid19 yaitu :
SD INSAN KAMIL juga selalu mematuhi protokol kesehatan di era pandemi covid19
- Program selama pandemi ini tentu saja juga melakukan pembelajaran Daring selama 3 bulan ke belakang . Lokasi sekolah Ibu Betti termasuk Zona Hijau , Alhamdulillah tidak pernah ada yang terkena covid 19.
- Selama pembelajaran daring materi tidak hanya pelajaran saja tetapi juga menugaskan kegiatan rumah ( life skill dan karakter ).
Penanaman karakter selama daring yaitu siswa-siswa SD Insan Kamil belajar tentang kecakapan hidup selama belajar di rumah. Contoh: siswanya belajar membuat kue.
Sedangkan Kunci Sukses Ibu Betti dalam mengelola SD Insan Kamil antara lain :
1. Jaga kesolidan dalam sekolah itu sendiri.
Yaitu dengan cara membagi tugas
berdasarkan kemampuan rekan kerja.
Kemudian sering memantau rekan kerja dengan sharing.
Dan lakukan monitoring atau sharing dengan terjadwal dengan rekan kerja untuk mengetahui kemajuan,hambatan-hambatan, dan dicari solusinya.
Dan lakukan monitoring atau sharing dengan terjadwal dengan rekan kerja untuk mengetahui kemajuan,hambatan-hambatan, dan dicari solusinya.
2. Ibu Betti dalam memanajemen keuangan dengan 1 pintu. Bukan berarti tidak memberi kepercayaan kepada rekan kerja, tetapi agar lebih mudah mengontrol.
Kemudian diberi aturan atau tata tertib dalam hal pembayaran uang sekolah. Tentu saja dengan tetap memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan / tenggangrasa. Boleh dicicil berdasarkan kemampuan masing-masing orang tua siswa.
Kemudian diberi aturan atau tata tertib dalam hal pembayaran uang sekolah. Tentu saja dengan tetap memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan / tenggangrasa. Boleh dicicil berdasarkan kemampuan masing-masing orang tua siswa.
3. Dibiasakan untuk selalu membangun karakter mulia diantaranya : bersalaman dan hafalan
30 juz, hadits dan surat-surat pendek,
menjaga kebersihan, serta berwirausaha.
Kesimpulan
Kalau ada niat baik lakukanlah, In syaa Allah , Tuhan akan selalu membantu.
Kalau mengerjakan sesuatu, lakukanlah yang terbaik karena nilainya akan memperbaiki citra dan kehidupan kita.
Gunungkidul, Rabu, 1 Juli 2020
Mantap buk
BalasHapusMakasih bunda rasita
BalasHapusSiapa yang menanam akan memanen siapa yg menebar ajan menuai..
BalasHapusTebarkan kebaikan mk kbaikn pula yang akan kita dapatkan..
siap mbak atikk
Hapus