Minggu, 14 Juni 2020

TITIAN HIJRAH

OLEH : ENI SETYOWATI

SEBUAH KISAH HIDUP, SEMOGA DAPAT MENGINSPIRASI . BUKAN BERMAKSUD RIYA', HANYA SEKEDAR INGIN BERBAGI. JUGA SEBAGAI UNGKAPAN RASA SYUKUR YANG MENDALAM KEPADA SANG PENCIPTA, ALLOH SWT. YANG ESA.  SEMOGA MENJADI PENGALAMAN HIDUP YANG BERHARGA UNTUK MEMPERSIAPKAN DIRI LEBIH BAIK LAGI , SEBAGAI BEKAL  MENUJU ALAM KEABADIAN.



Aku adalah salah satu hamba-Nya di dunia ini yang ditakdirkan lahir sebagai seorang perempuan desa dari salah satu pelosok di pegunungan seribu. Tepatnya di Bumi Handayani, Kabupaten Gunungkidul, salah satu sisi keindahan dari istimewanya  pesona Yogyakarta.

Aku lahir di Gunungkidul, tepatnya di daerah Karangmojo, merupakan salah satu kecamatan yang subur bahkan dapat dikatakan  makmur. Kecamatan Karangmojo tidak pernah kekurangan air jika musim kemarau tiba. Tanaman padi , tanaman palawija dan tanaman-tanaman lain ( sayur-sayuran ,empon-empon, bunga, dan lain-lain ) selalu menghijau laksana permadani terhampar di ladang,sawah, tegalan maupun pekarangan milik penduduk di daerah Kecamatan Karangmojo ini.

Selama ini daerah Gunungkidul, terkenal dengan sebutan daerah tandus, sering kekeringan air , dan berbagai  sebutan lain yang tak seharusnya diucapkan oleh orang-orang beriman. Karena bagi orang-orang beriman dan berke-Tuhanan, hal itu sangatlah menunjukkan kurangnya rasa bersyukur atas semua yang telah Alloh karuniakan untuk kita sebagai umat-Nya. Seperti dalam surat Al A’raf ayat 58 sebagai berikut :

وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُ بِإِذْنِ رَبِّهِ وَالَّذِي خَبُثَ لَا يَخْرُجُ إِلَّا نَكِدًا كَذَلِكَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَشْكُرُونَ
Tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur atas izin Allah. Dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur. – (Q.S Al-A’raf: 58)
Dan inilah potret keadaan lingkungan tempat aku tinggal. Hamparan sawah yang begitu hijau dan indah, dengan bulir-bulir padi yang mulai merunduk berisi. Dan keadaan seperti itu selalu terlihat hampir di seluruh wilayah kecamatan Karangmojo.

Areal persawahan dekat rumah, hasil jepretan kamera HP


Rumah joglo ( adat jawa ) di tengah persawahan adalah tempat aku dilahirkan dan menghabiskan waktu sejak kecil hingga dewasa

Aku dan keempat saudaraku , kakakku dan tiga orang adikku,tumbuh dan berkembang dalam sebuah balutan  kehidupan perpaduan antara tradisi jawa yang masih kental dan ajaran-ajaran religi dari kedua orang tua dan kakek nenekku baik dari pihak  ayah maupun ibu. Antara tradisi dan religi, keduanya mengalun harmoni mengantarkan kehidupanku hingga tumbuh dewasa. Dan kini usiaku telah di ambang senja.

Alhamdulillah, aku lahir dan dibesarkan dalam sebuah keluarga desa yang bersahaja.  Ayahku adalah seorang guru , pendidik di sebuah sekolah dasar negeri di dekat tempat  tinggalku. Dan ketika hampir pensiun, kurang lebih 6 bulan,  ayahku kembali ditempatkan atau dimutasi ke SD awal tempatnya mengajar dulu.

Sebelum pensiun,ayahku lama ditempatkan sebagai kepala sekolah di SD yang terpencil di daerah Sumberwungu, Tepus, Gunungkidul. Sebuah wilayah yang terisolir,  jauh dari kota, jauh dari keramaian. Tempat tugas ayahku hampir mendekati wilayah pantai-pantai yang berderet di sepanjang batas selatan kabupaten ini. Dekat dengan Pantai Krakal, Pantai Baron, Pantai Kukup, dan Pantai Drini.

Sumber :https://happytour.id Pantai Krakal, Gunungkidul


Sumber :https://wisatabagus.com Pantai Baron, Gunungkidul


Sumber : https://www.hargatiket.net Pantai Kukup , Gunungkidul


Sumber: https://paketwisata.id , Pantai Drini, Gunungkidul

Sedangkan ibuku hanya perempuan desa biasa, seorang ibu rumah tangga. Selain mengurus rumah tangga, ibuku waktu itu aktif baik sebagai pengurus maupun anggota dalam berbagai kegiatan PKK dusun maupun desa, juga dalam darma wanita tempat ayahku mengajar. Ibuku termasuk wanita yang tidak mau hanya berdiam diri saja. Beliau seorang perempuan desa yang cukup kreatif dan terampil membuat berbagai kerajinan tangan. Ibuku pandai membuat baju, rok, taplak dan seterusnya hanya dipotong sendiri, dan dijahit memakai tangan dengan jarum dan benang saja. Karena tidak mempunyai mesin jahit .Ibuku juga pandai sekali merenda dengan benang woll warna warni membuat syal/selendang, tas, dompet, dan sebagainya. Selain aktif dalam kegiatan-kegiatan PKK dan darma wanita , ibuku juga bertani dengan menanam padi, sayuran maupun palawija juga tanaman-tanaman lain di kebun sekeliling rumah. karya-karyanya masih berhasil aku lacak seperti dalam foto berikut :


                                          Hasil rendaan ibu semasa dulu

      Masa kecilku, SD, SMP hingga SMA kuhabiskan di tengah orang-orang yang menyayangiku, kakak dan adik-adikku serta kakek nenek dari ibuku yang kini telah lama berpulang kepada Alloh. SD dan SMP kulalui dengan tepat waktu di sekolahan dekat tempat tinggal. Jarak dari rumah ke SD kurang lebih hanya 1 km. Sedangkan dari rumah ke SMP kurang lebih hanya 2 km.  Semasa kecilku, waktu duduk di bangku sekolah dasar, aku sudah mulai suka dengan buku. Begitu aku mulai masuk sekolah, aku mulai mengenal aksara. Begitu mengenal aksara aku mulai bisa mengeja kata. Setelah aku mampu mengeja , akhirnya akupun bisa membaca dengan lancar. Dari situlah aku mulai suka dengan buku. Buku atau bacaan apa saja, baik di selembar kertas, di sesobek koran bekas pembungkus makanan kalau aku disuruh ibu ke warung, begitu ada tulisan yang bisa kubaca, maka aku akan melahapnya sampai tuntas.

Melihat aku kecil, sangat suka dengan buku, suka membaca, maka setiap pulang dari mengajar, ayah membawakanku buku-buku dari perpustakaan sekolah.  Jaman tahun 1980 an , di SD sudah ada buku-buku bacaan yang tertata dan dikumpulkan dalam satu tempat oleh bapak ibu guru atau Pak Bon ( Tukang Kebun / Penjaga Sekolah ) yang biasa mengurusi buku-buku. Namun pada waktu dulu, buku-buku perpustakaan sekolah yang berasal dari sumbangan pemerintah belum dimanfaatkan secara optimal. Belum diinventaris dan diadminitrasi dengan baik seperti sekarang. Jadi sewaktu meminjam buku , bebas mau pinjam berapapun jumlah bukunya tidak masalah.

Saking gilanya aku dengan buku, setiap hari bisa 2 – 3 buku aku baca dengan lahap sampai malam , kalau belum selesai belum berhenti. Bahkan kadang sering ditegur ibuku karena kadang aku lupa tidak makan, lupa tidak membantu ibuku di dapur . Jika malam hari buku-buku sudah habis semua kubaca,  keesokan  harinya , aku sudah kehabisan bacaan lagi. Begitu seterusnya hingga aku SMA, hobi membacaku tidak surut bahkan semakin menggila. Kenapa aku katakan menggila? Karena pernah, aku sampai ikut meminjam buku-buku lewat perpustakaan keliling dari Dinas Perpustakaan Daerah, yang setiap dua minggu sekali beroperasi ke desaku. Di perpustakaan keliling itu aku sampai mengelabui petugas dengan membuat dua kartu dengan dua nama yang berbeda agar dapat meminjam buku lebih dari satu. Dan 1 kartu dapat jatah meminjam 2 buku. Jadi waktu itu aku mempunyai 2 kartu maka aku dapat membawa 4 buah buku pinjaman dari perpustakaan keliling setiap 2 minggu sekali.  

Buku-buku yang kusuka dan sering kupinjam lewat perpustakaan keliling beragam jenisnya. Mulai dari buku pengetahuan umum, agama, tips-tips, novel, cerbung, cerpen, dan tentang tulis menulispun sering kucari dan kupinjam. Tentang tulis menulis diantaranya berjudul : Mengarang itu Gampang karya Arswendo Atmowilto,dll.

Selain buku-buku perpustakaan sekolah atau desa, aku juga terkadang minta dibelikan majalah anak-anak Bobo sewaktu SD. Kemudian Anita Cemerlang sewaktu SMP, SMA. Semua jenis buku aku lahap. Bahkan surat kabar harian pun dari Kedaulatan rakyat, majalah, tabloid, dan lain-lain pun aku babat habis. Bahkan majalah berbahasa Jawa seperti Panyebar Semangat, Jaka Lodang, Mekarsari, dll. juga menjadi konsumsiku kala itu. Hingga ayahku memutuskan untuk berlangganan Koran Kedaulatan Rakyat , Minggu Pagi, Majalah Gatotkaca, dll.


Sebagian koleksi buku-buku lamaku



Sebagian koleksi buku-bukuku terkini
Selain foto-foto di atas masih banyak koleksi buku-buku lama maupun baru yang kusimpan dalam kardus-kardus . Aku juga masih ingat sampai sekarang, dengan kesukaanku akan buku, sering timbul berbagai angan, ide-ide beterbangan di benakku. Sewaktu SD, aku pernah membuat sebuah tulisan yang  kutulis tangan memakai pensil di sebuah buku kecil yang kubuat sendiri dari kertas buram beberapa lembar, kemudian kulipat menjadi 2 bagian. Dan kujadikan sebuah buku kecil laksana buku diari yang dibeli dari toko.  Di dalamnya kutulis sebuah cerita drama atau sandiwara dengan judul “ Pembantu Gadungan “

Ide tentang cerita Pembantu Gadungan itu kudapat dari mendengarkan siaran-siaran atau berita-berita, drama/sandiwara radio. Sandiwara yang populer saat itu diantaranya Sandiwara radio Saur Sepuh, Tutur Tinular,Misteri Gunung Merapi,  dll. Juga sandiwara-sandiwara radio berbahasa jawa yang sering disiarkan oleh RRI Yogyakarta maupun radio-radio lain seperti Radio Retjo Buntung, Radio GDC FM di Gunungkidul.Sewaktu SMP pun kulalui  dengan kebiasasan yang sama yaitu membaca, mencoret-coret sesuatu di buku tulis. Yang kutulis berupa puisi, cerita pendek, cerita basa jawa, puisi bahasa jawa / geguritan,cerita bergambar semacam komik,  dll.

Sedangkan sekolah menengah atasku yaitu di SMA Negeri 2 Wonosari Gunungkidul. Jarak dari rumah ke SMA kurang lebih 7 km. Di SMA N 2 Wonosari tempat aku menimba ilmu, kupilih jurusan A4 atau jurusan bahasa, sastra dan budaya. Kupilih jurusan itu  dengan segenap jiwa ku. Kupilih sesuai nuraniku . Aku mantapkan niat dan tekadku  dalam hati aku ingin menjadi seorang penulis. Itu cita-cita dan impianku sejak SD.

Dan hal itu ternyata didukung sekali dengan situasi dan kondisiku saat memilih jurusan A4. Mungkin bagi sementara orang dan bahkan banyak orang beranggapan bahwa jurusan tersebut tidak favorit. Jurusan yang tidak bergengsi, tidak populer. Dan siswa-siswa yang masuk  jurusan A4 adalah anak-anak buangan,  yang tidak pintar, yang otaknya tidak cerdas. Tidak masalah. Biarlah orang berkata apa. Aku tetap tidak peduli. Yang jelas aku memilih jurusan itu sesuai dengan suara jiwaku.

Dan di SMA pun, kesukaan akan buku, membaca dan menulis  juga tak pernah sirna. Tak pernah surut, bahkan rasanya seakan pasang terus ibaratkan air laut, yang sedang pasang. Keinginan untuk membaca dan menulis itu kian bergelora saja. Di jurusan A4 itulah menjadi tempat untuk mengekspresikan diri lewat tulisan-tulisan berbagai jenis. Mulai dari cerpen, puisi, opini kecil, drama, atau yang lain. Walaupun semua karya-karyaku waktu itu hanya menjadi arsip pribadi. Yang hanya kukliping , aku jadikan satu menjadi  sebuah kenangan berharga dalam perjalanan hidupku.

 Setiap harinya sejak aku SMP, diari atau buku harianpun tak pernah ketinggalan, tak pernah kulupakan. Selalu aku catat segala yang kurasa, kualami, kuhadapi dalam hidupku. Sampai berbuku-buku alias banyak buku. Dari yang hanya kutulis di buku tulis biasa hingga dalam buku –buku diari unik hasil dari membeli di toko kala itu.

Diari atau buku harian adalah temanku sejati. Karena dalam catatan-catatan kecil , dalam diariku, sebagai  tempat aku mencurahkan segala perasasanku. Baik itu rasa suka,duka, lara,bahagia,dan berbagai kejadian , baik menyenangkan maupun tidak menyenangkan, semua kutumpah ruah di dalam diari-diariku.



Foto buku-buku diari yang masih kusimpan
Sewaktu SMA aku pernah mengirimkan sebuah artikel ke Majalah Kartini, Jakarta dalam rubrik perkawinan langgeng. Dan Alhamdulillah.  Betapa bahagia dan bangga tulisanku waktu itu dimuat.Pemberitahuan waktu itu lewat sekolahku. Aku dikabari pegawai TU SMA bahwa aku mendapatkan wesel lewat kantor pos. Aku mendapatkan honor karena tulisanku dimuat di majalah ibukota waktu itu. Ya Alloh, terima kasih, Alhamdulillah, ucapku dalam hati tiada berhenti bersyukur bahagia.

 Setelah kuambil honor di kantor pos , dengan bekal uang hasil menulis yang sudah ditangan, kutraktir teman-temanku dengan jajan di kantin sekolah. Alhamdulillah, Ya Alloh,  bahagia banget rasanya kala  itu. Dan kesukaan atau hobiku  membaca serta menulis itu terus berlanjut di jurusan A4 ini.  Karena ada teman sekelas laki-laki yang juga suka tulis menulis. Sering kami bertukar puisi, cerpen, atau coretan-coretan yang lain. Dan dari situ kami menjadi teman akrab, walaupun kami berdua sama-sama lebih banyak diam , jarang berkomunikasi lisan. Berkomunikasi hanya lewat tulisan-tulisan di selembar kertas, atau buku catatan pelajaran. 

      Dan itu kami lakukan pada saat-saat pembelajaran di kelas maupun saat diluar pembelajaran. Walaupun dia laki-laki, tetapi aku menganggapnya hanya sebagai seorang sahabat.  Tidak lebih dari itu, apalagi sebagai seorang kekasih atau pacar. Aku dekat dengannya karena kami mempunyai hobi yang sama yaiku suka membaca dan menulis. Waktu itu aku tidak menyimpan rasa suka yang menggelora sebagai dua  manusia yang berlainan jenis, antara laki-laki dan perempuan. Rasaku hanya sebatas teman, sebagai sahabat pena saja. Oh iya ,sejak SMP dan SMA aku suka sekali berkorepondensi,  mengumpulkan dan mengoleksi perangko, saling bertukar sama teman-teman dari daerah lain. Suka berkirim surat-surat dengan teman-teman dari daerah atau  kota lain. Bahkan pernah mempunyai teman dari luar negeri waktu itu.

Ketika aku kelas dua semester akhir, dan hendak naik ke kelas tiga SMA,  aku rajin sholat tahajud,  rajin puasa sunah senin kamis maupun puasa daud. Waktu itu aku mempunyai keinginan dan impian ingin masuk perguruan tinggi negeri. Begitu lulus SMA, aku memilih jurusan yang juga tidak bergengsi lagi, tidak populer lagi. Dan beribu syukur Alhamdullliah , aku diterima di jurusan Sastra Jawa Fakultas Sastra UNS Solo / Surakarta.  Alhamdulillah,Ya Alloh. Beribu syukur kuucap kehadirat-Mu atas semua kesempatan yang telah Engkau berikan kepadaku, ucapku hampir tiada henti waktu itu. Kebanyakan teman lain, akan memilih jurusan yang bergengsi seperti kedokteran, hukum,ekonomi, atau yang lain.

Dan kebanyakan dari teman-teman bercita-cita ingin menjadi doketr, ahli hukum, pengusaha, pejabat, menteri, PNS, pilot, pramugari ,bidan, dan berbagai profesi bergengsi lainnya. Tetapi jujur  dari kecil sampai sekarang tua atau senja ini, aku tidak berambisi untuk menjadi PNS, pegawai kantoran, pengusaha, dokter, bidan atau profesi bergengsi lainnya.

Sejak kecil aku hanya ingin menjadi seorang pengarang atau penulis . Dan semenjak masuk di jurusan A4 di SMA, cita-citaku bergeser sedikit yaitu ingin  menjadi seorang sastrawati terkenal. Hanya itu cita-cita, keinginanku,impianku hingga kini. Aneh tapi nyata.Tapi itu yang terjadi dalam kehidupanku. Dan Alloh memang Maha Tahu, Maha Mendengar, Maha Segalanya. Juga Maha Mengerti tentang keinginan hamba-hamba-Nya. Sehingga sampai saat ini aku tidak ditakdirkan menjadi seorang PNS atau pegawai kantoran, atau pegawai-pegawai  bergengsi lainnya.

Tahun 1992 aku kembali ikut UMPTN ( Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri ) lagi dan Alhamdulillah, Alloh memang Maha Pemurah. Alloh  kembali mengabulkan doa-doaku sehingga aku diterima di IKIP Negeri  Yogyakarta. Waktu itu masih bersifat insititut keguruan sewaktu aku  masuk kuliah di kampus ini. Di IKIP Negeri Yogya ini aku mengambil Jurusan Teknologi Pendidikan. Kupilih jurusan ini karena aku tidak ingin menjadi guru waktu itu. Aku merasa tidak ada bakat untuk mengajar. Karena aku orangnya pendiam, tidak banyak bicara, bahkan dapat dikatakan pemalu, itu kata orang-orang yang mengenalku.

Aku hanya manusia yang tak mampu apa-apa. Aku hanyalah makhluk-Nya yang lemah dan harus narima ing pandum ( menerima dengan ikhlas apapun yang Alloh berikan kepada kita). Tujuan hidupku bukan untuk harta benda dunia. Tetapi ketenteraman dan kenyamanan jiwa . Prinsip hidupku sederhana saja. Sebagai manusia yang hidup di dunia, yang penting bisa makan, minum, berteduh, berpakaian, berkeluarga, mempunyai keturunan dan bisa hidup bersosial layaknya yang lain, itu sudah cukup bagiku.  

Itu prinsip hidupku hingga kini. Aku tidak berambisi mempunyai mobil mewah, rumah mewah atau kebutuhan-kebutuhan tersier lainnya. Yang terpenting kebutuhan primer terpenuhi, sudah cukup untuk hidup di dunia ini.  Dan ditambah kebutuhan sekunder agar dapat hidup bersosialisasi dengan orang lain seiring perubahan jaman, agar  tidak terlalu ketinggalan. Karena nantinya jika kita mati, toh semua harta, tahta tidak akan kita bawa ke alam kubur. Tidak akan kita bawa menuju ke akhirat kelak. Yang akan selalu mengiringi kita hanyalah amal sholeh kita , dengan beribadah, dengan mendermakan ilmu kepada orang lain, dengan bersedekah , atau amalan-amalan baik lainnya.

Gelar  kesarjanaan di UNY kuraih dengan susah payah dan hampir berdarah-darah. Karena pada waktu aku menyelesaikan kuliahku, aku sudah menikah dan mempunyai buah hati yang masih balita. Dan karena disibukkan mengurus anak, akhirnya aku pernah mengambil cuti semester di UNY sampai 4 semester.

Ketika aku kembali menyelesaikan skripsiku yang sempat terbengkalai,  hampir setiap hari aku ke kampus untuk konsultasi dengan dosen pembimbing maupun bolak-balik ke perpustakaan mencari referensi untuk skripsiku. Aku pulang balik dari Gunungkidul ke kampus UNY Yogya dengan naik bus umum. Di perjalanan sangat lama karena harus mencari dan menunggu penumpang lainnya. Jika aku sedang ada konsultasi dengan dosen pembimbing, maka aku harus berangkat pagi-pagi sekali, sampai rumah sudah sore menjelang maghrib. Dan anakku yang masih balita, yang masih membutuhkan asupan ASI, kutinggalkan dengan berat hati karena aku harus merampungkan tanggung jawabku menyelesaikan kuliahku. Sebagai wujud baktiku pada kedua orang tuaku yang sudah bersusah payah membanting tulang agar aku mendapatkan pendidikan yang lebih baik.

Anakku yang masih balita setiap aku tinggal ke kampus selalu dirawat, diasuh oleh ayah dan ibuku. Terutama ayah yang sudah pensiun maka sangat menghibur beliau dengan adanya cucu pertama. Walaupun aku sudah menikah tapi  masih ikut orang tua. Belum dapat berdikari dan mandiri. Makanya aku bertekad harus segera menyelesaikan kuliahku untuk membanggakan dan membahagiakan kedua orang tua dan keluargaku.



Foto ayah , ibuku, budhe-budhe, adik bungsuku dan anak pertamaku pada saat aku wisuda di UNY tahun 2020

Dan Alhamdulillah akhirnya tahun 2000 aku berhasil menyelesaikan kuliah dan diwisuda, dengan mendapat tambahan tiga huruf di belakang namaku, yaitu S.Pd., sebagai seorang sarjana pendidikan. Ya Alloh, amin, amin, Alhamdulillah, akhirnya selesai juga, ucapku selalu kala itu.

Foto sewaktu diwisuda sarjana UNY tahun 2000

Walaupun aku sudah lulus sebagai sarjana pendidikan, tetapi sejak kecil aku tidak berkeinginan menjadi seorang guru . Dan mungkin memang sudah ada aliran darah dan  jiwa seorang pendidik yang mengalir  dalam diriku dari ayahku, juga banyak saudara-saudara dari ayah maupun ibu yang menjadi guru atau pendidik.  Ternyata profesi mulia inilah yang akhirnya Tuhan anugerahkan buat aku. Walaupun hingga kini aku bukan berstatus PNS, aku hanyalah seorang guru honor daerah, dan hanya mendapatkan NUPTK dari pusat, namun hal itu sudah teramat membuatku harus selalu bersyukur karena aku sudah diberi kesempatan mendermakan sedikit ilmu yang kupunya untuk ikut mencerdaskan anak-anak bangsa. 


                                                     Foto kegiatan pembelajaran di kelas
Dan Alhamdulillah juga, walau hanya sebagai guru honor, aku sering dipercaya oleh kepala sekolah atau pihak sekolah untuk membimbing anak-anak yang akan maju lomba berbagai kompetisi mulai dari FLSSN, MTQ, Kuis Ki Hajar, atau even- even lain. Terutama dalam lomba menulis karangan, menulis aksara jawa, menulis puisi, membaca puisi, pidato berbahasa jawa, pidato berbahasa Indonesia,pidato Bahasa Inggris,  pidato keagamaan, saritilawah, dan lain-lain yang Alhamdulillah dapat maju sampai ke tingkat propinsi. 

Dan semua itu ada piagam , sertifikat serta hadiah-hadiah lain untuk anak-anak yang pernah kubimbing. Alhamdulillah Ya Alloh, aku sangat bangga dan bahagia menyaksikan anak –anak bimbinganku dapat mencapai prestasi . Namun semuanya tidak akan terwujud tanpa bimbingan dan petunjuk dari–Mu. Semua yang dicapai anank-anak didikku karena campur tanga-Mu semata, Ya Alloh.  Dan hal itu adalah suatu kenikmatan dan kebahagiaan yang luar biasa yang kurasakan dalam hidupku. Maka aku harus senantiasa mensyukuri keadaan apapun juga tentang diriku saat ini. Seperti Firman Alloh dalam Surat Ar Rahman ayat 13, telah dijelaskan bahwa :
فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ 
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?”
Suamiku adalah  kakak tingkatku dulu sewaktu aku kuliah di fakultas sastra UNS ,Solo.  Suamiku mengambil jurusan Sastra Indonesia dan masih satu fakultas denganku.  Mungkin karena sering bertemu di kampus sastra itu, timbul rasa suka dalam diri laki-laki yang akhirnya melamarku dan memberikanku seorang putra pertama laki-laki. Waktu itu suamiku juga belum mendapatkan pekerjaan selepas lulus kuliah. Akhirnya dengan masih menjadi tanggungan orang tuanya, suamiku berhasil mengantongi Sarjana Sastra ( S.S. ) di belakang namanya.



Foto saat wisuda suami tahun 1997

Waktupun terus berlalu. Kehidupanku dan suami sedikit demi sedikit mulai berubah. Dari yang tadinya ikut mertua, ikut orang tua kandung, mengontrak rumah, akhirnya dapat membeli sebidang tanah ukuran 300 meter persegi di pinggir jalan dekat dengan sekolahan tempat aku membagikan ilmu untuk murid-muridku. Alhamdulillah, ya Alloh, kembali beribu syukur kuucap kehadirat-Mu, atas nikmat yang tak terhingga ini. Di tanah itu telah berhasil kami dirikan sebuah bangunan , yang kini kutempati bersama keluarga tercinta.

Orang yang hidup berumah tangga bagaikan berlayar. Ibaratkan sebuah bahtera yang sedang mengarungi perjalanan di samudera luas.  Terkadang gelombang besar dan badai menerjang dan menghadang perjalanan kehidupan rumah tangga kami. Namun kembali kami pasrahkan semuanya pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Dan dengan kekuatan cinta dan doa-doa tanpa jeda yang selalu kami gemakan setiap akhir sholat dan setiap saat di manapun ,dalam keadaan apapun, yakinlah Alloh SWT, pasti akan senantiasa melindungi dan bersama kita.

Pekerjaan suamiku, sekalipun lulusan sarjana sastra, tetapi rezekinya tidak sesuai dengan displin ilmu yang diperoleh  di bangku kuliah. Dan Alhamdulilah Alloh memang sudah mengatur rezeki umat-umat- Nya di dunia ini. Suamiku ternyata berbakat dan menggeluti dunia marketing. Mulai dari sales , koordinator, supervisor dan jabatan terakhir sebagai manager di sebuah perusahaan marketing area Jawa Tengah dan DIY. Alhamdulillah, Subhanalloh, Allohu Akbar, rezeki suamiku lancar. Dan tentu saja selalu kami imbangi dengan banyak bersedekah, karena di setiap rezeki yang kita terima ada hak untuk orang lain, itu firman Alloh yang harus kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Seiring dengan puncak karir suami, dan semua yang kami nikmati di dunia ini bersama keluarga adalah karena campur tangan Alloh semata. Alhamdulillah, berjuta syukur kembali dan harus selalu aku dan keluargaku haturkan kepada Alloh Yang Maha Kuasa, Yang Maha Pemurah, yang Maha Pengabul Doa, Yang Maha Segalanya.

 Anak pertamaku bulan Oktober 2019  berhasil menyelesaikan pendidikan sarjananya  di Jurusan Teknik Geologi di UPN Yogyakarta dengan cumlaude. Alhamdulillah, Ya Robbku !



Foto anak pertamaku ketika diwisuda

Setelah tes tahap pertama dan tahap kedua CPNS di Kementerian PUPR berhasil lolos dengan pertolongan Alloh semata, kini anak pertamaku sedang menunggu pengumuman untuk tes CPNS tahap  ketiga yang semula bulan Maret akhirnya diundur karena adanya pandemi corona virus. Semoga nantinya, Alloh memberikan berkah dan karunia-Nya pada anak laki-lakiku. In Syaa Alloh.

Sedangkan anak keduaku perempuan, kini juga sudah kelas 3 di sebuah SMA Negeri favorit di Kota Wonosari , Gunungkidul. Berkat kekuatan doa yang kupanjatkan siang malam tiada henti, baik itu lewat nduha, tahajud, atau amalan-amalan lain, Alhamdulillah kedua buah hatiku dapat dikatakan sebagai anak yang sholeh dan sholehah. Keduanya selalu patuh pada ajaran-ajaran agama, dan norma-norma budaya yang ada. Keduanya tidak pernah neko-neko, selalu narima ing pandum, tidak pernah menuntut macam-macam dari orang tuanya. Semoga kedua permata hatiku akan menjadi  generasi penerus yang senantiasa  , istiqomah berpegang pada keimanan yang bersumber dari Al Quran sampai akhir kehidupan.  



Foto anak keduaku ketika di sekolah

Dan kini semenjak ada virus corona yang tengah menggemparkan dunia, dimana semuanya harus bekerja di rumah, belajar di rumah, beribadah di rumah, maka  suamiku pun   memutuskan keluar dari pekerjaannya. Memilih untuk berdikari. Suamiku memilih untuk mandiri, dengan berwirausaha sendiri di rumah. Dengan berbagai pertimbangan yaitu usia sudah semakin bertambah tua, tenaga, pikiran sudah tidak seoptimal dulu lagi, dan agar dapat lebih banyak di rumah menghabiskan masa-masa tua bersama keluarga.

Mulai awal Februari tahun 2020, suami merintis usaha dengan menginvestasikan rupiah yang tersimpan di tabungan untuk berwirausaha di rumah dengan menekuni bidang marketing dan penjualan. Dan Alhamdulillah kini sudah mempunyai satu agen di Bantul, Yogyakarta bersama rekan kerja di kantornya dulu yang juga memutuskan keluar dari perusahaan. Dan Alhamdulillah juga  ada beberapa agen di wilayah Gunungkidul. Dan usaha suamiku kini  dijalankan oleh beberapa karyawan sebagai  sales motoris yang beroperasi di seluruh kecamatan yang tersebar di Gunungkidul.

Dan kini, aku di usia beranjak senja hanya berkeinginan untuk mewujudkan impianku sejak kecil dulu. Aku  ingin menghabiskan waktu dengan menulis, menuangkan imajinasi yang selama ini hanya  kupendam, kusimpan, dan kunikmati dalam diam dan dalam hati saja. Kini  di sela-sela aku berbagi ilmu , mengajar , mendidik dan mengabdikan diri pada anak didik di sekolah dasar yang kebetulan hanya bersebelahan dengan tempat tinggalku, yang sudah kujalani hampir dua puluh tahun ,  aku hanya ingin bercumbu dengan buku, aku hanya ingin bermesra dengan kata-kata, dan akan kurangkai menjadi sebuah jalinan cerita dalam pustaka yang akan menjadi legacy / warisan bagi anak cucu, generasi penerus kita.  Semoga kelak dapat menjadi sebuah prasasti yang akan selalu dikenang dan mengingatkan akan perjalanan hidup di dunia ini, sehingga akan  menjadi cermin untuk melangkah lebih baik lagi ke masa depan.

Foto-foto tentang beberapa kegiatanku tentang dunia tulis menulis, yang kuimpikan sejak kecil.





Foto kegiatan  temu sastra , para penulis Sastra Jawa DIY .

Kegiatan Temu sastra para penulis sastra Jawa yang karyanya dibukukan dalam buku Antologi , dan diundang oleh Dinas Kebudayaan DIY pada bulan Oktober tahun 2019. Dan Alhamdulillah 2 karya geguritanku berjudul Pitutur dan Sarana Gurit juga terpilih dan dibukukan dalam Antologi Geguritan Tilik Wewisik.





Buku Bersama  Antologi Geguritan “ Tilik Wewisik “ diterbitkan oleh  Dinas Kebudayaan DIY





Sertifikat ikut lomba menulis puisi

          Sebelum aku dipanggil Ilahi Robbi, ada beberapa tulisan dari masa kecilku hingga kini , hasil dari goresan pena yang masih berserakan di berbagai catatan, yang ingin kuterbitkan menjadi buku dengan judul-judul sebagai berikut : Bunga Rampai Yang Terberai ( kumpulan tulisanku yang masih terberai ), Weling Sinandhing ( kumpulan geguritan ), Bercumbu Dengan Buku, Bermesra Dengan Kata, Senandung  Jiwa ( kumpulan puisi dan syair ), Mbabar Tembang Macapat, dll.

Insya Alloh semoga masih diberi kesempatan untuk berkarya, mewujudkan impian menjadi seorang penulis dengan bergabung bersama Grup Belajar Menulis Online Gelombang 8 yang luar biasa penuh ilmu, pengetahuan , pengalaman dan persahabatan serta persaudaraan yang sangat bermanfaat. Terima kasih Om Jay dan para narasumber hebat serta sahabat-sahabat yang begitu dekat sekalipun hanya lewat dunia maya. Semoga kesuksesan dan keberkahan dunia wal akhiroh selalu mengiringi kita semua. Amin, Ya Robbal Alamin.  

Dan sebelum tutup usia, ada satu keinginan lagi dalam hidupku yaitu ingin berwisata religi, minimal umroh, maksimal berhaji ke Tanah Suci bersama keluarga tercinta. Semoga Alloh yang Maha Mendengar dan Maha Pemurah, mendengarkan doa dan keinginanku, serta memberikan kelancaran rezeki yang berkah untuk bekal mengunjungi tanah suci-Nya. In Syaa Alloh. Di tanah suci aku ingin bersujud syukur dan memohon ampun atas semua dosa dan kehilafan yang telah aku dan keluargaku lakukan di dunia ini baik yang kami sengaja maupun tidak kami sengaja. Akan melakukan taubatan nasuha , karena sebagai manusia pasti banyak dosa yang telah kami lakukan tanpa kami sadari.

Kutulis semua ini sebagai titian hijrah, agar hidup menjadi lebih terarah. Kini saatnya kita berbenah raga , jiwa, dan hati untuk meraih Ridho Ilahi sebagai bekal menuju alam akherat nanti.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Dan sesungguhnya hanya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari siksa neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. – (Q.S Ali Imran: 185)
Gunungkidul, 2 Juni 2020


SEKILAS PROFIL PENULIS



Eni Setyowati ,S.Pd. , lahir di Gunungkidul, 23 November 1972 Status : Menikah , dikarunia  dua buah hati sebagai penyejuk nurani. Hobi  : Membaca, Menulis dan Melukis.No  HP/WA: 082 226 041 222 , Email : esetyowee@gmail.com,  Alamat Blog: setyowatieni.blogspot.com
Riwayat Pendidikan :
Ø SD dan SMP lulus tepat waktu di dekat tempat tinggal.
Ø Tahun 1991 lulus dari  SMA N 2 Wonosari Gunungkidul tepat waktu ,mengambil jurusan A4  Bahasa, Sastra dan Budaya (sementara orang menganggap jurusan tidak bergengsi, tapi kupilih sesuai hati nurani). 
Ø Selepas SMA masuk  Jurusan Sastra Jawa Fakultas Sastra UNS Solo. Pernah ikut dalam organisasi mahasiswa jurnalistik, pernah menjadi tim redaksi Majalah Sastra Jawa Kalpadruma .
Ø Tahun 1992 di terima di Jurusan Teknologi Pendidikan FIP UNY Yogyakarta hingga mengantongi gelar sarjana pendidikan.
Ø Saat ini semester akhir jurusan S1 PGSD BI UT Yogyakarta .
Riwayat Pekerjaan :
Ø Pertengahan tahun 1998 - 2003 mengajar Ekonomi Akuntansi di SMU Bakti Putra Bejiharjo Karangmojo Yayasan Darma Bakti Yogyakarta.
Ø Pertengahan tahun 2005 - 2007 mengajar Mulok Bahasa Jawa dan Mulok Bahasa Inggris , Bahasa Indonesia dll,
Ø Tahun 2008 - sekarang sebagai guru kelas di SD Negeri Wiladeg Karangmojo Gunungkidul
Ø Tahun 2018 -2019 tentor Bahasa Indonesia SD di Primagama Cabang Karangmojo,Gunungkidul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUNGA RENGGANIS, MANIS

  BUNGA RENGGANIS, MANIS oleh : Enis Bunga rengganis ?? Apakah betul tanaman ini namanya bunga rengganis? Nama rengganis dari tanaman ini di...