SEBUAH KISAH HIDUP, SEMOGA DAPAT MENGINSPIRASI . BUKAN BERMAKSUD RIYA', HANYA SEKEDAR INGIN BERBAGI. JUGA SEBAGAI UNGKAPAN RASA SYUKUR YANG MENDALAM KEPADA SANG PENCIPTA, ALLOH SWT. YANG ESA. SEMOGA MENJADI PENGALAMAN HIDUP YANG BERHARGA UNTUK MEMPERSIAPKAN DIRI LEBIH BAIK LAGI , SEBAGAI BEKAL MENUJU ALAM KEABADIAN.
Aku
adalah salah satu hamba-Nya di dunia ini yang ditakdirkan lahir sebagai seorang
perempuan desa dari salah satu pelosok di pegunungan seribu. Tepatnya di Bumi Handayani,
Kabupaten Gunungkidul, salah satu sisi keindahan dari istimewanya pesona Yogyakarta.
Aku
lahir di Gunungkidul, tepatnya di daerah Karangmojo, merupakan salah satu
kecamatan yang subur bahkan dapat dikatakan makmur. Kecamatan Karangmojo tidak pernah
kekurangan air jika musim kemarau tiba. Tanaman padi , tanaman palawija dan
tanaman-tanaman lain ( sayur-sayuran ,empon-empon, bunga, dan lain-lain ) selalu
menghijau laksana permadani terhampar di ladang,sawah, tegalan maupun
pekarangan milik penduduk di daerah Kecamatan Karangmojo ini.
Selama
ini daerah Gunungkidul, terkenal dengan sebutan daerah tandus, sering kekeringan
air , dan berbagai sebutan lain yang tak
seharusnya diucapkan oleh orang-orang beriman. Karena bagi orang-orang beriman
dan berke-Tuhanan, hal itu sangatlah menunjukkan kurangnya rasa bersyukur atas
semua yang telah Alloh karuniakan untuk kita sebagai umat-Nya. Seperti dalam
surat Al A’raf ayat 58 sebagai berikut :
وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُ بِإِذْنِ رَبِّهِ وَالَّذِي خَبُثَ لَا يَخْرُجُ إِلَّا نَكِدًا كَذَلِكَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَشْكُرُونَ
Tanah yang baik,
tanaman-tanamannya tumbuh subur atas izin Allah. Dan tanah yang tidak subur,
tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda
kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur. – (Q.S Al-A’raf: 58)
Dan inilah potret keadaan
lingkungan tempat aku tinggal. Hamparan sawah yang begitu hijau dan indah,
dengan bulir-bulir padi yang mulai merunduk berisi. Dan keadaan seperti itu
selalu terlihat hampir di seluruh wilayah kecamatan Karangmojo.
Areal persawahan dekat rumah, hasil jepretan kamera HP
Rumah joglo ( adat jawa ) di tengah persawahan adalah tempat aku dilahirkan dan menghabiskan waktu sejak kecil hingga dewasa
Aku
dan keempat saudaraku , kakakku dan tiga orang adikku,tumbuh dan berkembang
dalam sebuah balutan kehidupan perpaduan
antara tradisi jawa yang masih kental dan ajaran-ajaran religi dari kedua orang
tua dan kakek nenekku baik dari pihak
ayah maupun ibu. Antara tradisi dan religi, keduanya mengalun harmoni
mengantarkan kehidupanku hingga tumbuh dewasa. Dan kini usiaku telah di ambang
senja.
Alhamdulillah,
aku lahir dan dibesarkan dalam sebuah keluarga desa yang bersahaja. Ayahku adalah seorang guru , pendidik di
sebuah sekolah dasar negeri di dekat tempat
tinggalku. Dan ketika hampir pensiun, kurang lebih 6 bulan, ayahku kembali ditempatkan atau dimutasi ke SD
awal tempatnya mengajar dulu.
Sebelum
pensiun,ayahku lama ditempatkan sebagai kepala sekolah di SD yang terpencil di
daerah Sumberwungu, Tepus, Gunungkidul. Sebuah wilayah yang terisolir, jauh dari kota, jauh dari keramaian. Tempat
tugas ayahku hampir mendekati wilayah pantai-pantai yang berderet di sepanjang
batas selatan kabupaten ini. Dekat dengan Pantai Krakal, Pantai Baron, Pantai Kukup,
dan Pantai Drini.
Sumber
:https://happytour.id Pantai Krakal, Gunungkidul
Sumber :https://wisatabagus.com Pantai
Baron, Gunungkidul
Sedangkan
ibuku hanya perempuan desa biasa, seorang ibu rumah tangga. Selain mengurus
rumah tangga, ibuku waktu itu aktif baik sebagai pengurus maupun anggota dalam
berbagai kegiatan PKK dusun maupun desa, juga dalam darma wanita tempat ayahku
mengajar. Ibuku termasuk wanita yang tidak mau hanya
berdiam diri saja. Beliau seorang perempuan desa yang cukup kreatif dan
terampil membuat berbagai kerajinan tangan. Ibuku pandai membuat baju, rok,
taplak dan seterusnya hanya dipotong sendiri, dan dijahit memakai tangan dengan
jarum dan benang saja. Karena tidak mempunyai mesin jahit .Ibuku juga pandai sekali merenda dengan benang
woll warna warni membuat syal/selendang, tas, dompet, dan sebagainya. Selain aktif dalam kegiatan-kegiatan PKK dan darma wanita , ibuku juga bertani dengan menanam padi, sayuran maupun palawija juga tanaman-tanaman lain di kebun sekeliling rumah. karya-karyanya masih berhasil aku lacak seperti dalam foto berikut :
Hasil rendaan ibu semasa dulu
Masa kecilku, SD, SMP hingga SMA
kuhabiskan di tengah orang-orang yang menyayangiku, kakak dan adik-adikku serta
kakek nenek dari ibuku yang kini telah lama berpulang kepada Alloh. SD dan SMP
kulalui dengan tepat waktu di sekolahan dekat tempat tinggal. Jarak dari rumah
ke SD kurang lebih hanya 1 km. Sedangkan dari rumah ke SMP kurang lebih hanya 2
km. Semasa kecilku, waktu duduk di
bangku sekolah dasar, aku sudah mulai suka dengan buku. Begitu aku mulai masuk
sekolah, aku mulai mengenal aksara. Begitu mengenal aksara aku mulai bisa
mengeja kata. Setelah aku mampu mengeja , akhirnya akupun bisa membaca dengan
lancar. Dari situlah aku mulai suka dengan buku. Buku atau bacaan apa saja, baik
di selembar kertas, di sesobek koran bekas pembungkus makanan kalau aku disuruh
ibu ke warung, begitu ada tulisan yang bisa kubaca, maka aku akan melahapnya
sampai tuntas.
Melihat
aku kecil, sangat suka dengan buku, suka membaca, maka setiap pulang dari
mengajar, ayah membawakanku buku-buku dari perpustakaan sekolah. Jaman tahun 1980 an , di SD sudah ada
buku-buku bacaan yang tertata dan dikumpulkan dalam satu tempat oleh bapak ibu
guru atau Pak Bon ( Tukang Kebun / Penjaga Sekolah ) yang biasa mengurusi
buku-buku. Namun pada waktu dulu, buku-buku perpustakaan sekolah yang berasal
dari sumbangan pemerintah belum dimanfaatkan secara optimal. Belum diinventaris
dan diadminitrasi dengan baik seperti sekarang. Jadi sewaktu meminjam buku , bebas
mau pinjam berapapun jumlah bukunya tidak masalah.
Saking
gilanya aku dengan buku, setiap hari bisa 2 – 3 buku aku baca dengan lahap
sampai malam , kalau belum selesai belum berhenti. Bahkan kadang sering ditegur
ibuku karena kadang aku lupa tidak makan, lupa tidak membantu ibuku di dapur .
Jika malam hari buku-buku sudah habis semua kubaca, keesokan harinya , aku sudah kehabisan bacaan lagi. Begitu
seterusnya hingga aku SMA, hobi membacaku tidak surut bahkan semakin menggila.
Kenapa aku katakan menggila? Karena pernah, aku sampai ikut meminjam buku-buku
lewat perpustakaan keliling dari Dinas Perpustakaan Daerah, yang setiap dua
minggu sekali beroperasi ke desaku. Di perpustakaan keliling itu aku sampai mengelabui
petugas dengan membuat dua kartu dengan dua nama yang berbeda agar dapat
meminjam buku lebih dari satu. Dan 1 kartu dapat jatah meminjam 2 buku. Jadi
waktu itu aku mempunyai 2 kartu maka aku dapat membawa 4 buah buku pinjaman
dari perpustakaan keliling setiap 2 minggu sekali.
Buku-buku
yang kusuka dan sering kupinjam lewat perpustakaan keliling beragam jenisnya.
Mulai dari buku pengetahuan umum, agama, tips-tips, novel, cerbung, cerpen, dan
tentang tulis menulispun sering kucari dan kupinjam. Tentang tulis menulis diantaranya
berjudul : Mengarang itu Gampang karya Arswendo Atmowilto,dll.
Selain
buku-buku perpustakaan sekolah atau desa, aku juga terkadang minta dibelikan
majalah anak-anak Bobo sewaktu SD. Kemudian Anita Cemerlang sewaktu SMP, SMA.
Semua jenis buku aku lahap. Bahkan surat kabar harian pun dari Kedaulatan
rakyat, majalah, tabloid, dan lain-lain pun aku babat habis. Bahkan majalah
berbahasa Jawa seperti Panyebar Semangat, Jaka Lodang, Mekarsari, dll. juga menjadi
konsumsiku kala itu. Hingga ayahku memutuskan untuk berlangganan Koran
Kedaulatan Rakyat , Minggu Pagi, Majalah Gatotkaca, dll.
Sebagian koleksi buku-bukuku terkini
Selain
foto-foto di atas masih banyak koleksi buku-buku lama maupun baru yang kusimpan
dalam kardus-kardus . Aku juga masih ingat sampai sekarang, dengan kesukaanku
akan buku, sering timbul berbagai angan, ide-ide beterbangan di benakku.
Sewaktu SD, aku pernah membuat sebuah tulisan yang kutulis tangan memakai pensil di sebuah buku
kecil yang kubuat sendiri dari kertas buram beberapa lembar, kemudian kulipat menjadi
2 bagian. Dan kujadikan sebuah buku kecil laksana buku diari yang dibeli dari
toko. Di dalamnya kutulis sebuah cerita
drama atau sandiwara dengan judul “ Pembantu Gadungan “
Ide
tentang cerita Pembantu Gadungan itu kudapat dari mendengarkan siaran-siaran
atau berita-berita, drama/sandiwara radio. Sandiwara yang populer saat itu diantaranya
Sandiwara radio Saur Sepuh, Tutur Tinular,Misteri Gunung Merapi, dll. Juga sandiwara-sandiwara radio berbahasa
jawa yang sering disiarkan oleh RRI Yogyakarta maupun radio-radio lain seperti
Radio Retjo Buntung, Radio GDC FM di Gunungkidul.Sewaktu SMP pun kulalui dengan kebiasasan yang sama yaitu membaca,
mencoret-coret sesuatu di buku tulis. Yang kutulis berupa puisi, cerita pendek,
cerita basa jawa, puisi bahasa jawa / geguritan,cerita bergambar semacam komik,
dll.
Sedangkan
sekolah menengah atasku yaitu di SMA Negeri 2 Wonosari Gunungkidul. Jarak dari rumah
ke SMA kurang lebih 7 km. Di SMA N 2 Wonosari tempat aku menimba ilmu, kupilih
jurusan A4 atau jurusan bahasa, sastra dan budaya. Kupilih jurusan itu dengan segenap jiwa ku. Kupilih sesuai
nuraniku . Aku mantapkan niat dan tekadku dalam hati aku ingin menjadi seorang penulis.
Itu cita-cita dan impianku sejak SD.
Dan
hal itu ternyata didukung sekali dengan situasi dan kondisiku saat memilih
jurusan A4. Mungkin bagi sementara orang dan bahkan banyak orang beranggapan bahwa
jurusan tersebut tidak favorit. Jurusan yang tidak bergengsi, tidak populer. Dan
siswa-siswa yang masuk jurusan A4 adalah
anak-anak buangan, yang tidak pintar,
yang otaknya tidak cerdas. Tidak masalah. Biarlah orang berkata apa. Aku tetap tidak
peduli. Yang jelas aku memilih jurusan itu sesuai dengan suara jiwaku.
Dan
di SMA pun, kesukaan akan buku, membaca dan menulis juga tak pernah sirna. Tak pernah surut, bahkan
rasanya seakan pasang terus ibaratkan air laut, yang sedang pasang. Keinginan
untuk membaca dan menulis itu kian bergelora saja. Di jurusan A4 itulah menjadi
tempat untuk mengekspresikan diri lewat tulisan-tulisan berbagai jenis. Mulai
dari cerpen, puisi, opini kecil, drama, atau yang lain. Walaupun semua
karya-karyaku waktu itu hanya menjadi arsip pribadi. Yang hanya kukliping , aku
jadikan satu menjadi sebuah kenangan
berharga dalam perjalanan hidupku.
Setiap harinya sejak aku SMP, diari atau buku
harianpun tak pernah ketinggalan, tak pernah kulupakan. Selalu aku catat segala
yang kurasa, kualami, kuhadapi dalam hidupku. Sampai berbuku-buku alias banyak
buku. Dari yang hanya kutulis di buku tulis biasa hingga dalam buku –buku diari
unik hasil dari membeli di toko kala itu.
Diari
atau buku harian adalah temanku sejati. Karena dalam catatan-catatan kecil , dalam
diariku, sebagai tempat aku mencurahkan
segala perasasanku. Baik itu rasa suka,duka, lara,bahagia,dan berbagai kejadian
, baik menyenangkan maupun tidak menyenangkan, semua kutumpah ruah di dalam
diari-diariku.
Foto buku-buku diari yang masih kusimpan
Sewaktu
SMA aku pernah mengirimkan sebuah artikel ke Majalah Kartini, Jakarta dalam
rubrik perkawinan langgeng. Dan Alhamdulillah.
Betapa bahagia dan bangga tulisanku waktu itu dimuat.Pemberitahuan waktu
itu lewat sekolahku. Aku dikabari pegawai TU SMA bahwa aku mendapatkan wesel lewat
kantor pos. Aku mendapatkan honor karena tulisanku dimuat di majalah ibukota
waktu itu. Ya Alloh, terima kasih, Alhamdulillah, ucapku dalam hati tiada
berhenti bersyukur bahagia.
Setelah kuambil honor di kantor pos , dengan
bekal uang hasil menulis yang sudah ditangan, kutraktir teman-temanku dengan
jajan di kantin sekolah. Alhamdulillah, Ya Alloh, bahagia banget rasanya kala itu. Dan kesukaan atau hobiku membaca serta menulis itu terus berlanjut di jurusan
A4 ini. Karena ada teman sekelas
laki-laki yang juga suka tulis menulis. Sering kami bertukar puisi, cerpen,
atau coretan-coretan yang lain. Dan dari situ kami menjadi teman akrab,
walaupun kami berdua sama-sama lebih banyak diam , jarang berkomunikasi lisan.
Berkomunikasi hanya lewat tulisan-tulisan di selembar kertas, atau buku catatan
pelajaran.
Dan itu kami lakukan pada saat-saat pembelajaran di kelas maupun saat diluar pembelajaran. Walaupun dia laki-laki, tetapi aku menganggapnya hanya sebagai seorang sahabat. Tidak lebih dari itu, apalagi sebagai seorang kekasih atau pacar. Aku dekat dengannya karena kami mempunyai hobi yang sama yaiku suka membaca dan menulis. Waktu itu aku tidak menyimpan rasa suka yang menggelora sebagai dua manusia yang berlainan jenis, antara laki-laki dan perempuan. Rasaku hanya sebatas teman, sebagai sahabat pena saja. Oh iya ,sejak SMP dan SMA aku suka sekali berkorepondensi, mengumpulkan dan mengoleksi perangko, saling bertukar sama teman-teman dari daerah lain. Suka berkirim surat-surat dengan teman-teman dari daerah atau kota lain. Bahkan pernah mempunyai teman dari luar negeri waktu itu.
Dan itu kami lakukan pada saat-saat pembelajaran di kelas maupun saat diluar pembelajaran. Walaupun dia laki-laki, tetapi aku menganggapnya hanya sebagai seorang sahabat. Tidak lebih dari itu, apalagi sebagai seorang kekasih atau pacar. Aku dekat dengannya karena kami mempunyai hobi yang sama yaiku suka membaca dan menulis. Waktu itu aku tidak menyimpan rasa suka yang menggelora sebagai dua manusia yang berlainan jenis, antara laki-laki dan perempuan. Rasaku hanya sebatas teman, sebagai sahabat pena saja. Oh iya ,sejak SMP dan SMA aku suka sekali berkorepondensi, mengumpulkan dan mengoleksi perangko, saling bertukar sama teman-teman dari daerah lain. Suka berkirim surat-surat dengan teman-teman dari daerah atau kota lain. Bahkan pernah mempunyai teman dari luar negeri waktu itu.
Ketika
aku kelas dua semester akhir, dan hendak naik ke kelas tiga SMA, aku rajin sholat tahajud, rajin puasa sunah senin kamis maupun puasa
daud. Waktu itu aku mempunyai keinginan dan impian ingin masuk perguruan tinggi
negeri. Begitu lulus SMA, aku memilih jurusan yang juga tidak bergengsi lagi,
tidak populer lagi. Dan beribu syukur Alhamdullliah , aku diterima di jurusan
Sastra Jawa Fakultas Sastra UNS Solo / Surakarta. Alhamdulillah,Ya Alloh. Beribu syukur kuucap
kehadirat-Mu atas semua kesempatan yang telah Engkau berikan kepadaku, ucapku
hampir tiada henti waktu itu. Kebanyakan teman lain, akan memilih jurusan yang
bergengsi seperti kedokteran, hukum,ekonomi, atau yang lain.
Dan kebanyakan
dari teman-teman bercita-cita ingin menjadi doketr, ahli hukum, pengusaha,
pejabat, menteri, PNS, pilot, pramugari ,bidan, dan berbagai profesi bergengsi
lainnya. Tetapi jujur dari kecil sampai
sekarang tua atau senja ini, aku tidak berambisi untuk menjadi PNS, pegawai
kantoran, pengusaha, dokter, bidan atau profesi bergengsi lainnya.
Sejak
kecil aku hanya ingin menjadi seorang pengarang atau penulis . Dan semenjak
masuk di jurusan A4 di SMA, cita-citaku bergeser sedikit yaitu ingin menjadi seorang sastrawati terkenal. Hanya itu
cita-cita, keinginanku,impianku hingga kini. Aneh tapi nyata.Tapi itu yang
terjadi dalam kehidupanku. Dan Alloh memang Maha Tahu, Maha Mendengar, Maha
Segalanya. Juga Maha Mengerti tentang keinginan hamba-hamba-Nya. Sehingga sampai
saat ini aku tidak ditakdirkan menjadi seorang PNS atau pegawai kantoran, atau pegawai-pegawai
bergengsi lainnya.
Tahun
1992 aku kembali ikut UMPTN ( Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri ) lagi dan
Alhamdulillah, Alloh memang Maha Pemurah. Alloh kembali mengabulkan doa-doaku sehingga aku diterima
di IKIP Negeri Yogyakarta. Waktu itu masih
bersifat insititut keguruan sewaktu aku
masuk kuliah di kampus ini. Di IKIP Negeri Yogya ini aku mengambil
Jurusan Teknologi Pendidikan. Kupilih jurusan ini karena aku tidak ingin
menjadi guru waktu itu. Aku merasa tidak ada bakat untuk mengajar. Karena aku
orangnya pendiam, tidak banyak bicara, bahkan dapat dikatakan pemalu, itu kata
orang-orang yang mengenalku.
Aku
hanya manusia yang tak mampu apa-apa. Aku hanyalah makhluk-Nya yang lemah dan
harus narima ing pandum ( menerima
dengan ikhlas apapun yang Alloh berikan kepada kita). Tujuan hidupku bukan untuk harta benda dunia. Tetapi ketenteraman
dan kenyamanan jiwa . Prinsip hidupku sederhana saja. Sebagai manusia yang
hidup di dunia, yang penting bisa makan, minum, berteduh, berpakaian, berkeluarga,
mempunyai keturunan dan bisa hidup bersosial layaknya yang lain, itu sudah
cukup bagiku.
Itu
prinsip hidupku hingga kini. Aku tidak berambisi mempunyai mobil mewah, rumah
mewah atau kebutuhan-kebutuhan tersier lainnya. Yang terpenting kebutuhan
primer terpenuhi, sudah cukup untuk hidup di dunia ini. Dan ditambah kebutuhan sekunder agar dapat
hidup bersosialisasi dengan orang lain seiring perubahan jaman, agar tidak terlalu ketinggalan. Karena nantinya
jika kita mati, toh semua harta, tahta tidak akan kita bawa ke alam kubur.
Tidak akan kita bawa menuju ke akhirat kelak. Yang akan selalu mengiringi kita
hanyalah amal sholeh kita , dengan beribadah, dengan mendermakan ilmu kepada
orang lain, dengan bersedekah , atau amalan-amalan baik lainnya.
Gelar kesarjanaan di UNY kuraih dengan susah payah
dan hampir berdarah-darah. Karena pada waktu aku menyelesaikan kuliahku, aku
sudah menikah dan mempunyai buah hati yang masih balita. Dan karena disibukkan
mengurus anak, akhirnya aku pernah mengambil cuti semester di UNY sampai 4 semester.
Ketika
aku kembali menyelesaikan skripsiku yang sempat terbengkalai, hampir setiap hari aku ke kampus untuk
konsultasi dengan dosen pembimbing maupun bolak-balik ke perpustakaan mencari
referensi untuk skripsiku. Aku pulang balik dari Gunungkidul ke kampus UNY
Yogya dengan naik bus umum. Di perjalanan sangat lama karena harus mencari dan
menunggu penumpang lainnya. Jika aku sedang ada konsultasi dengan dosen
pembimbing, maka aku harus berangkat pagi-pagi sekali, sampai rumah sudah sore
menjelang maghrib. Dan anakku yang masih balita, yang masih membutuhkan asupan
ASI, kutinggalkan dengan berat hati karena aku harus merampungkan tanggung
jawabku menyelesaikan kuliahku. Sebagai wujud baktiku pada kedua orang tuaku
yang sudah bersusah payah membanting tulang agar aku mendapatkan pendidikan yang
lebih baik.
Anakku
yang masih balita setiap aku tinggal ke kampus selalu dirawat, diasuh oleh ayah
dan ibuku. Terutama ayah yang sudah pensiun maka sangat menghibur beliau dengan
adanya cucu pertama. Walaupun aku sudah menikah tapi masih ikut orang tua. Belum dapat berdikari
dan mandiri. Makanya aku bertekad harus segera menyelesaikan kuliahku untuk
membanggakan dan membahagiakan kedua orang tua dan keluargaku.
Foto ayah , ibuku, budhe-budhe, adik bungsuku dan anak
pertamaku pada saat aku wisuda di UNY tahun 2020
Dan Alhamdulillah
akhirnya tahun 2000 aku berhasil menyelesaikan kuliah dan diwisuda, dengan
mendapat tambahan tiga huruf di belakang namaku, yaitu S.Pd., sebagai seorang
sarjana pendidikan. Ya Alloh, amin, amin, Alhamdulillah, akhirnya selesai juga,
ucapku selalu kala itu.
Foto sewaktu diwisuda sarjana UNY tahun 2000
Walaupun
aku sudah lulus sebagai sarjana pendidikan, tetapi sejak kecil aku tidak
berkeinginan menjadi seorang guru . Dan mungkin memang sudah ada aliran darah dan jiwa seorang pendidik yang mengalir dalam diriku dari ayahku, juga banyak
saudara-saudara dari ayah maupun ibu yang menjadi guru atau pendidik. Ternyata profesi mulia inilah yang akhirnya
Tuhan anugerahkan buat aku. Walaupun hingga kini aku bukan berstatus PNS, aku
hanyalah seorang guru honor daerah, dan hanya mendapatkan NUPTK dari pusat,
namun hal itu sudah teramat membuatku harus selalu bersyukur karena aku sudah
diberi kesempatan mendermakan sedikit ilmu yang kupunya untuk ikut mencerdaskan
anak-anak bangsa.
Foto kegiatan pembelajaran di kelas
Dan Alhamdulillah juga, walau hanya sebagai guru honor, aku sering dipercaya oleh kepala sekolah atau pihak sekolah untuk membimbing anak-anak yang akan maju lomba berbagai kompetisi mulai dari FLSSN, MTQ, Kuis Ki Hajar, atau even- even lain. Terutama dalam lomba menulis karangan, menulis aksara jawa, menulis puisi, membaca puisi, pidato berbahasa jawa, pidato berbahasa Indonesia,pidato Bahasa Inggris, pidato keagamaan, saritilawah, dan lain-lain yang Alhamdulillah dapat maju sampai ke tingkat propinsi.
Dan semua itu ada piagam , sertifikat serta hadiah-hadiah lain untuk anak-anak yang pernah kubimbing. Alhamdulillah Ya Alloh, aku sangat bangga dan bahagia menyaksikan anak –anak bimbinganku dapat mencapai prestasi . Namun semuanya tidak akan terwujud tanpa bimbingan dan petunjuk dari–Mu. Semua yang dicapai anank-anak didikku karena campur tanga-Mu semata, Ya Alloh. Dan hal itu adalah suatu kenikmatan dan kebahagiaan yang luar biasa yang kurasakan dalam hidupku. Maka aku harus senantiasa mensyukuri keadaan apapun juga tentang diriku saat ini. Seperti Firman Alloh dalam Surat Ar Rahman ayat 13, telah dijelaskan bahwa :
Foto kegiatan pembelajaran di kelas
Dan Alhamdulillah juga, walau hanya sebagai guru honor, aku sering dipercaya oleh kepala sekolah atau pihak sekolah untuk membimbing anak-anak yang akan maju lomba berbagai kompetisi mulai dari FLSSN, MTQ, Kuis Ki Hajar, atau even- even lain. Terutama dalam lomba menulis karangan, menulis aksara jawa, menulis puisi, membaca puisi, pidato berbahasa jawa, pidato berbahasa Indonesia,pidato Bahasa Inggris, pidato keagamaan, saritilawah, dan lain-lain yang Alhamdulillah dapat maju sampai ke tingkat propinsi.
Dan semua itu ada piagam , sertifikat serta hadiah-hadiah lain untuk anak-anak yang pernah kubimbing. Alhamdulillah Ya Alloh, aku sangat bangga dan bahagia menyaksikan anak –anak bimbinganku dapat mencapai prestasi . Namun semuanya tidak akan terwujud tanpa bimbingan dan petunjuk dari–Mu. Semua yang dicapai anank-anak didikku karena campur tanga-Mu semata, Ya Alloh. Dan hal itu adalah suatu kenikmatan dan kebahagiaan yang luar biasa yang kurasakan dalam hidupku. Maka aku harus senantiasa mensyukuri keadaan apapun juga tentang diriku saat ini. Seperti Firman Alloh dalam Surat Ar Rahman ayat 13, telah dijelaskan bahwa :
فَبِأَيِّ
آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang
kau dustakan?”
Suamiku
adalah kakak tingkatku dulu sewaktu aku
kuliah di fakultas sastra UNS ,Solo. Suamiku mengambil jurusan Sastra Indonesia dan
masih satu fakultas denganku. Mungkin
karena sering bertemu di kampus sastra itu, timbul rasa suka dalam diri
laki-laki yang akhirnya melamarku dan memberikanku seorang putra pertama laki-laki.
Waktu itu suamiku juga belum mendapatkan pekerjaan selepas lulus kuliah. Akhirnya
dengan masih menjadi tanggungan orang tuanya, suamiku berhasil mengantongi
Sarjana Sastra ( S.S. ) di belakang namanya.
Foto
saat wisuda suami tahun 1997
Waktupun
terus berlalu. Kehidupanku dan suami sedikit demi sedikit mulai berubah. Dari
yang tadinya ikut mertua, ikut orang tua kandung, mengontrak rumah, akhirnya
dapat membeli sebidang tanah ukuran 300 meter persegi di pinggir jalan dekat
dengan sekolahan tempat aku membagikan ilmu untuk murid-muridku. Alhamdulillah,
ya Alloh, kembali beribu syukur kuucap kehadirat-Mu, atas nikmat yang tak
terhingga ini. Di tanah itu telah berhasil kami dirikan sebuah bangunan , yang
kini kutempati bersama keluarga tercinta.
Orang
yang hidup berumah tangga bagaikan berlayar. Ibaratkan sebuah bahtera yang
sedang mengarungi perjalanan di samudera luas.
Terkadang gelombang besar dan badai menerjang dan menghadang perjalanan
kehidupan rumah tangga kami. Namun kembali kami pasrahkan semuanya pada Tuhan
Yang Maha Kuasa. Dan dengan kekuatan cinta dan doa-doa tanpa jeda yang selalu
kami gemakan setiap akhir sholat dan setiap saat di manapun ,dalam keadaan
apapun, yakinlah Alloh SWT, pasti akan senantiasa melindungi dan bersama kita.
Pekerjaan
suamiku, sekalipun lulusan sarjana sastra, tetapi rezekinya tidak sesuai dengan
displin ilmu yang diperoleh di bangku
kuliah. Dan Alhamdulilah Alloh memang sudah mengatur rezeki umat-umat- Nya di
dunia ini. Suamiku ternyata berbakat dan menggeluti dunia marketing. Mulai dari
sales , koordinator, supervisor dan jabatan terakhir sebagai manager di sebuah
perusahaan marketing area Jawa Tengah dan DIY. Alhamdulillah, Subhanalloh,
Allohu Akbar, rezeki suamiku lancar. Dan tentu saja selalu kami imbangi dengan
banyak bersedekah, karena di setiap rezeki yang kita terima ada hak untuk orang
lain, itu firman Alloh yang harus kita amalkan dalam kehidupan kita
sehari-hari.
Seiring
dengan puncak karir suami, dan semua yang kami nikmati di dunia ini bersama
keluarga adalah karena campur tangan Alloh semata. Alhamdulillah, berjuta
syukur kembali dan harus selalu aku dan keluargaku haturkan kepada Alloh Yang
Maha Kuasa, Yang Maha Pemurah, yang Maha Pengabul Doa, Yang Maha Segalanya.
Anak pertamaku bulan Oktober 2019 berhasil menyelesaikan pendidikan
sarjananya di Jurusan Teknik Geologi di
UPN Yogyakarta dengan cumlaude. Alhamdulillah, Ya Robbku !
Foto anak pertamaku ketika diwisuda
Setelah
tes tahap pertama dan tahap kedua CPNS di Kementerian PUPR berhasil lolos
dengan pertolongan Alloh semata, kini anak pertamaku sedang menunggu pengumuman
untuk tes CPNS tahap ketiga yang semula
bulan Maret akhirnya diundur karena adanya pandemi corona virus. Semoga
nantinya, Alloh memberikan berkah dan karunia-Nya pada anak laki-lakiku. In
Syaa Alloh.
Sedangkan
anak keduaku perempuan, kini juga sudah kelas 3 di sebuah SMA Negeri favorit di
Kota Wonosari , Gunungkidul. Berkat kekuatan doa yang kupanjatkan siang malam
tiada henti, baik itu lewat nduha, tahajud, atau amalan-amalan lain,
Alhamdulillah kedua buah hatiku dapat dikatakan sebagai anak yang sholeh dan
sholehah. Keduanya selalu patuh pada ajaran-ajaran agama, dan norma-norma
budaya yang ada. Keduanya tidak pernah neko-neko, selalu narima ing pandum, tidak pernah menuntut macam-macam dari orang
tuanya. Semoga kedua permata hatiku akan menjadi generasi penerus yang senantiasa , istiqomah berpegang pada keimanan yang
bersumber dari Al Quran sampai akhir kehidupan.
Foto anak keduaku ketika di sekolah
Dan
kini semenjak ada virus corona yang tengah menggemparkan dunia, dimana semuanya
harus bekerja di rumah, belajar di rumah, beribadah di rumah, maka suamiku pun memutuskan
keluar dari pekerjaannya. Memilih untuk berdikari. Suamiku memilih untuk
mandiri, dengan berwirausaha sendiri di rumah. Dengan berbagai pertimbangan
yaitu usia sudah semakin bertambah tua, tenaga, pikiran sudah tidak seoptimal
dulu lagi, dan agar dapat lebih banyak di rumah menghabiskan masa-masa tua
bersama keluarga.
Mulai
awal Februari tahun 2020, suami merintis usaha dengan menginvestasikan rupiah
yang tersimpan di tabungan untuk berwirausaha di rumah dengan menekuni bidang
marketing dan penjualan. Dan Alhamdulillah kini sudah mempunyai satu agen di
Bantul, Yogyakarta bersama rekan kerja di kantornya dulu yang juga memutuskan
keluar dari perusahaan. Dan Alhamdulillah juga ada beberapa agen di wilayah Gunungkidul. Dan
usaha suamiku kini dijalankan oleh beberapa
karyawan sebagai sales motoris yang
beroperasi di seluruh kecamatan yang tersebar di Gunungkidul.
Dan
kini, aku di usia beranjak senja hanya berkeinginan untuk mewujudkan impianku
sejak kecil dulu. Aku ingin menghabiskan
waktu dengan menulis, menuangkan imajinasi yang selama ini hanya kupendam, kusimpan, dan kunikmati dalam diam
dan dalam hati saja. Kini di sela-sela aku
berbagi ilmu , mengajar , mendidik dan mengabdikan diri pada anak didik di
sekolah dasar yang kebetulan hanya bersebelahan dengan tempat tinggalku, yang
sudah kujalani hampir dua puluh tahun , aku hanya ingin bercumbu dengan buku, aku
hanya ingin bermesra dengan kata-kata, dan akan kurangkai menjadi sebuah
jalinan cerita dalam pustaka yang akan menjadi legacy / warisan bagi anak cucu,
generasi penerus kita. Semoga kelak
dapat menjadi sebuah prasasti yang akan selalu dikenang dan mengingatkan akan
perjalanan hidup di dunia ini, sehingga akan menjadi cermin untuk melangkah lebih baik lagi
ke masa depan.
Foto kegiatan
temu sastra , para penulis Sastra Jawa DIY .
Kegiatan
Temu sastra para penulis sastra Jawa yang karyanya dibukukan dalam buku
Antologi , dan diundang oleh Dinas Kebudayaan DIY pada bulan Oktober tahun 2019.
Dan Alhamdulillah 2 karya geguritanku berjudul Pitutur dan Sarana Gurit juga
terpilih dan dibukukan dalam Antologi Geguritan Tilik Wewisik.
Sertifikat ikut lomba menulis puisi
Sebelum aku dipanggil Ilahi Robbi, ada
beberapa tulisan dari masa kecilku hingga kini , hasil dari goresan pena yang
masih berserakan di berbagai catatan, yang ingin kuterbitkan menjadi buku
dengan judul-judul sebagai berikut : Bunga Rampai Yang Terberai ( kumpulan
tulisanku yang masih terberai ), Weling Sinandhing ( kumpulan geguritan ),
Bercumbu Dengan Buku, Bermesra Dengan Kata, Senandung Jiwa ( kumpulan puisi dan syair ), Mbabar
Tembang Macapat, dll.
Insya
Alloh semoga masih diberi kesempatan untuk berkarya, mewujudkan impian menjadi
seorang penulis dengan bergabung bersama Grup Belajar Menulis Online Gelombang
8 yang luar biasa penuh ilmu, pengetahuan , pengalaman dan persahabatan serta
persaudaraan yang sangat bermanfaat. Terima kasih Om Jay dan para narasumber
hebat serta sahabat-sahabat yang begitu dekat sekalipun hanya lewat dunia maya.
Semoga kesuksesan dan keberkahan dunia wal akhiroh selalu mengiringi kita
semua. Amin, Ya Robbal Alamin.
Dan sebelum
tutup usia, ada satu keinginan lagi dalam hidupku yaitu ingin berwisata religi,
minimal umroh, maksimal berhaji ke Tanah Suci bersama keluarga tercinta. Semoga
Alloh yang Maha Mendengar dan Maha Pemurah, mendengarkan doa dan keinginanku,
serta memberikan kelancaran rezeki yang berkah untuk bekal mengunjungi tanah
suci-Nya. In Syaa Alloh. Di tanah suci aku ingin bersujud syukur dan memohon ampun
atas semua dosa dan kehilafan yang telah aku dan keluargaku lakukan di dunia
ini baik yang kami sengaja maupun tidak kami sengaja. Akan melakukan taubatan nasuha
, karena sebagai manusia pasti banyak dosa yang telah kami lakukan tanpa kami
sadari.
Kutulis
semua ini sebagai titian hijrah, agar hidup menjadi lebih terarah. Kini saatnya
kita berbenah raga , jiwa, dan hati untuk meraih Ridho Ilahi sebagai bekal
menuju alam akherat nanti.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Dan sesungguhnya
hanya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan
dari siksa neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah
beruntung. Kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. –
(Q.S Ali Imran: 185)
Gunungkidul, 2 Juni
2020
Riwayat Pendidikan :
Ø SD dan SMP lulus tepat waktu
di dekat tempat tinggal.
Ø Tahun 1991 lulus dari SMA N 2 Wonosari Gunungkidul tepat waktu
,mengambil jurusan A4 Bahasa, Sastra dan
Budaya (sementara orang menganggap jurusan tidak bergengsi, tapi kupilih sesuai
hati nurani).
Ø Selepas SMA masuk Jurusan Sastra Jawa Fakultas Sastra UNS Solo.
Pernah ikut dalam organisasi mahasiswa jurnalistik, pernah menjadi tim redaksi
Majalah Sastra Jawa Kalpadruma .
Ø Tahun 1992 di terima di
Jurusan Teknologi Pendidikan FIP UNY Yogyakarta hingga mengantongi gelar
sarjana pendidikan.
Ø Saat ini semester akhir
jurusan S1 PGSD BI UT Yogyakarta .
Riwayat Pekerjaan :
Ø Pertengahan tahun 1998 - 2003
mengajar Ekonomi Akuntansi di SMU Bakti Putra Bejiharjo Karangmojo Yayasan
Darma Bakti Yogyakarta.
Ø Pertengahan tahun 2005 - 2007
mengajar Mulok Bahasa Jawa dan Mulok Bahasa Inggris , Bahasa Indonesia dll,
Ø Tahun 2008 - sekarang sebagai
guru kelas di SD Negeri Wiladeg Karangmojo Gunungkidul
Ø Tahun 2018 -2019 tentor
Bahasa Indonesia SD di Primagama Cabang Karangmojo,Gunungkidul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar