Jumat, 08 Mei 2020

UKIRLAH SEJARAH DENGAN MENULIS DAN MENERBITKAN BUKU


OLEH : ENI SETYOWATI, S.Pd.

( Disarikan  dari Materi 26 Kuliah Belajar Menulis Online Gelombang 8)
Narasumber : Farrah Dina, M.Sc.
RABU, 6 MEI 2020

Sekilas Profil Narasumber :


Beliau dilahirkan di Jakarta, 17 Maret 1980 dan pernah mengenyam pendidikan di Tokyo Gakugei University, Tokyo, Jepang, Teacher Training Program Jurusan Curriculum Theory  (2014) State University of New York, College at Buffalo Master of Science in Multidisciplinary Studies (2007), dan Institut Pertanian Bogor Sarjana Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga (2003). Kesehariannya beliau sebagai pendidik, pelatih guru, dan penulis. Ibu Farrah juga pendiri Tangga Edu dan telah menulis 20 judul buku, berkaitan dengan pendidikan untuk guru dan orangtua serta buku-buku bergambar untuk anak.Luar biasa di usia beliau yang masih tergolong muda namun hasil karyanya sudah mencapai 20 buku.

Rabu siang 6 Mei 2020 pukul 13.00 -15.00, di saat terik mentari masih menyengat bumi, kembali akan ada paparan materi tentang menulis buku. Pelaksanaan kuliah Belajar Menulis Online yang dengan setia dipandu oleh Om Jay yang tiada pernah surut semangatnya untuk memberi motivasi dan membekali para peserta dengan beragam ilmu menulis dari para narasumber hebat di negeri ini. Dan narasumber yang dihadirkan kali ini adalah Ibu Farrah Dina, M.Sc. dengan mengangkat tema “ Terbitkan Buku, Catatkan Sejarah”.
Setelah dipersilahkan Om Jay, Ibu Farrah Dina menyapa peserta dengan hangat. Hemm..menarik dan mengundang rasa penasaran , dimana hari ini dan baru pertama kali ini narasumbernya seorang perempuan masih muda, tetapi sudah segudang karya yang ditorehkan lewat tulisan-tulisannya. Selanjutnya Ibu Farrah mengawali kuliahnya dengan mengajak peserta untuk menyaksikan video pada youtube berdurasi sekitar tujuh belas menitan lebih, dan berisi materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini yaitu dihttps://www.youtube.com/watch?v=_7_buDRAnhY&feature=youtu.be.

Menurut Ibu Farrah, bahwa menulis dan menerbitkan buku adalah dua hal yang berbeda. Menurut beliau lebih baik jika seorang penulis fokus dahulu dalam menulis sampai tulisannya berkualitas dan sangat dibutuhkan oleh pembaca atau oleh orang lain dulu. Dengan demikian barulah tindak lanjutnya dengan menerbitkan buku.
Penerbitan adalah sebuah akibat dari sebab seseorang itu menulis. Dan seorang penulis tidak akan berarti jika tidak ada pembacanya. Maka keterkaitan antara penulis, pembaca dan penerbit, adalah sebuah hal yang dapat disebut sebagai hubungan mutualisme ( saling menguntungkan ).

Empat R dalam menulis buku yaitu :

1. Renjana

Renjana dalam menulis ini adalah rencana, keinginan hati yang kuat untuk menulis. Dan hal ini dirangkum dari berbagai pengalaman dari penulis-penulis terkenal yang sudah banyak menerbitkan buku dan sangat disukai pembacanya.Renjana ini dapat juga dimaknai sebagai minat atau keinginan dan kekuatan yang lebih akan sesuatu hal. Dan jika seseorang sudah mempunyai minat atau renjana terhadap menulis maka akan melakukan segala sesuatu untuk yang disukai dan dikuasainya. Menulis dengan renjana yang kuat akan membuat hal yang luar biasa. Akan membuat tulisan-tulisan kita menjadi enak dibaca, membuat  semua orang terkesan dengan tulisan kita.
Renjana adalah passion, ketertarikan kita pada satu hal yang kita akan mengerahkan energi kita untuk itu dengan senang hati. Menulis sesuatu yang sesuai dengan renjana kita, itu akan menjadi kekuatan di awal. Manusia memerlukan reward langsung. Saat kita menulis sesuatu yang sesuai dengan minat kita, maka kita akan menikmatinya & hasilnya pun akan cepat jadi. Hasil tulisan yang jadi ini menjadi reward sendiri untuk kita sehingga kita akan terus termotivasi untuk menulis. Setelah itu, barulah berkreasi dengan berbagai genre agar kita menguasai  menulis berbagai hal.
2.  Rutin
 Setelah renjana yang kuat dan berhasil diwujudkan, maka selanjutnya dalam menulis adalah ketekunan untuk terus menghasilkan tulisan-tulisan yang terus menerus mengalir dari ide-ide yang didapatkan setiap saat. Maka agar ide-ide terus mengalir setiap saat kita harus membiasakan diri untuk membaca. Membaca rutin setiap hari. Dengan membaca rutin akan semakin memperkaya kita dengan berbagai wawasan, pemahaman, kosa kata dan kepekaan rasa, pikiran serta gagasan. Dengan begitu akan timbul niat yang besar pula untuk menuangkannya ke dalam tulisan. Jadi selain membiasakan membaca, kita juga harus rutin menulis. Ada ungkapan bahwa orang yang hanya menunggu akan kalah dengan orang yang melakukan, dan orang yang memendam akan kalah dengan orang yang mengungkapkan. Artinya bahwa jika kita hanya menunggu tanpa berbuat sesuatu , tanpa kegiatan membaca maupun menulis , maka kita akan kehilangan kesempatan, kita tidak akan menghasilkan apa-apa. Dan orang yang hanya memendam gagasan / ide, perasaan dan pikiran dalam hati, maka kita akan kalah dengan orang yang lebih berani untuk mengungkapkan gagasan, perasaan dan pikirannya tersebut, karena akan segera mendapatkan kepastian dan jawaban kesuksesan dari kegiatan menulisnya tersebut.
Dalam tahap menulis biarkan semuanya mengalir begitu saja, yang penting menulis terus.
3.  Review
Kegiatan selanjutnya yang berkaitan dengan menulis adalah review. Maksudnya adalah suatu kegiatan untuk mereview secara berulang-ulang tulisan -tulisan yang sudah kita hasilkan.Dan mereview adalah sebuah proses yang lumayan panjang dalam menulis. Dalam review ini akan ada beberapa pekerjaan penting yang harus dilakukan penulis . Di sini kita harus mengedit tulisan kita, mulai dari tokohnya, alurnya. Nanti di tahap review ini kita akan melihat, misalnya tokohnya, alurnya logikanya, siapa pangsa pasar dari tulisan yang kita buat. Bagaimana keadaan pasarnya sehubungan dengan buku yang kita tulis dan sebagainya.

4.  Ruang
Ruang bagi pembaca adalah bukan kita meminta mereka untuk membaca buku namun kita mengharapkan respon positif maupun respon negatif dari mereka. Dan yang kita harapkan dengan tanggapan-tanggapan negatif dari pembaca agar kita bisa memperbaiki yang masih kurang. Sedangkan respon positif akan menambah kepercayaan diri dan motivasi kita untuk melanjutkan berkarya. Namun yang perlu diingat bahwa jangan sampai ruang bagi pembaca ini menghilangkan jati diri kita sebagai penulis.
Menerima tanggapan negatif memang tidak mudah. Jangan sampai juga itu men-demotivasi kita dan menghilangkan jati diri kita. Saat kita mendengar tanggapan pembaca, yang perlu kita tahu sebenarnya adalah penangkapan pembaca terhadap hasil tulisan kita. Apakah sama seperti apa yang ingin kita sampaikan? Jika berbeda, apa yang berbeda (tentu perlu ada ruang imajinasi yang berbeda antara pembaca dan penulis). Kemudian "keseluruhan" atau "detail" apa yang tidak disuka. Kalau tidak suka karena selera yang berbeda, maka bisa jadi pelajaran bahwa org dgn persona seperti dia bukanlah target pembaca kita.Jika tidak sukanya karena "persepsi" atau "terjemahan" yang berbeda dari yang sebenanrnya ingin kita sampaikan, maka mungkin ada penulisan yang perlu diperbaik.
Rangkuman tentang pertanyaan dan jawaban narasumber
Ø  Banyak buku-buku yang sekarang bestseller adalah buku-buku ilmiah tapi disajikannya dalam bentuk populer tidak penuh dengan data-data yang memusingkan. Maka sebaiknya perbanyaklah membaca contoh buku-buku populer yang berdasarkan pendekatan ilmiah. Dari buku-buku ini kita akan semakin peka dan paham dengan penulisan ilmiah populer atau buku-buku yang lain.
Ø  Beberapa contoh buku ilmiah dibuat popular, seperti: Good to Great (penelitian dari 500 perusahaan sukses dunia) The Miracle of Endorphin (pendekatan psikologis untuk metode pengobatan), The Leader in Me (praktik-praktik di sekolah yang menerapkan 7 Habit kebiasaan ).
Ø  Sebagai penulis pemula dalam  menentukan passion memang agak sulit. iTdak sedikit orang yang merasakan bingung, minatnya dalam bidang menulis tentang apa. Cara paling ampuh untuk mengetahui minat kita pada tulisan tentang apa adalah dengan terus menulis, nanti akan kelihatan kecenderungan kita. Bahkan, dengan mengumpulkan bank tokoh, situasi, pengalaman ke dalam bentuk rekaman/tulisan pun nanti akan terlihat apa yang menjadi renjana kita. Kita bisa lihat dari bank yang sudah kita kumpulkan, apa yang menarik untuk kita ,yang mendorong kita untuk mengungkapkannya, itulah yang dinamakan renjana kita. Cara lain paling mudah mengetahuinya adalah dengan melihat mana tulisan yang paling cepat saya selesaikan dan kita merasa mudah.
Ø  Dalam memasukkan imajinasi ke dalam buku anak justru imajinasi itu adalah kekuatan dari buku anak. Seperti binatang berbicara, anak pergi ke ruang angkasa, berteman dengan robot, itu adalah imajinasi. Yang tidak boleh adalah takhayul dan imajinasi yang mengandung kekekrasan. Saya pribadi keberatan dengan anak durhaka menjadi batu, siasat membuh raksasa seperti dalam legenda asal usul Danau Batur, dll. Sikap jahat akan ada akibatnya, dan bisa dalam bentuk imajinasi tapi sebisa mungkin berkaitan dengan perbuatannya & tidak berlebihan.
Ø  Bagaimana prosesnya Ibu Farrah dapat  menemukan passion yaitu menulis buku tentang anak ? yaitu awalnya beliau menemukan renjana ketika  belajar  di Amerika & Jepang yang di mana mereka sangat serius memikirkan buku anak. Lain halnya di Indonesia. Sebenarnya ini juga berawal dari kebutuhan, saat di Jepang anak beliau masih TK dan akan kembali ke Indonesia untuk masuk SD. Jadi beliau harus mengajarkan membaca. Beliau minta dikirimkan buku-buku dari Indonesia tapi merasa tidak puas. Lalu beliau menulis buku sendiri dan ternyata itu menyenangkan dan merasa bisa memberi solusi pada permasalahan yang dihadapi.
Ø  Pengalaman lain Ibu Farrah ketika  melakukan penelitian di bidang membaca usia SD, dan salah satu hal yang dibutuhkan adalah buku anak berkualitas. Di pasar, buku anak berkualitas itu biasanya harganya mahal. Ini yang menjadi motivasi besar, menciptakan buku-buku berkualitas dengan harga terjangkau. Ini yang menjadi motivasi terbesar dan itulah passion Ibu Farrah Dina.  Walaupun beliau  tetap memaksakan diri untuk terus menulis genre lain.
Dan karena rutinnya beliau menulis buku anak dan pendidikan, maka Ibu Farrah agak meninggalkan bentuk tulisan ilmiah. Dan saat itu Ibu Farrah mengalami hal yaitu  "memaksa" diri untuk mengirimkan rencana penelitian agar mendapatkan beasiswa. Dengan  tenggat waktu yang jelas maka hal itu akan menjadi motivasi untuk kita. Dan akhirnya berkat kegigihan beliau berhasil membuat research plan yg yang membuat Ibu Farrah Dina dapat diterima di Universitas di Jepang.
Ø  Selanjutnya Ibu Fararh juga berbagi tentang yang  melatarbelakangi beliau mendirikan Tangga Edu dan juga bisa menjadi penulis adalah karena motivasi beliau adalah  bagaimana memberi manfaat sebesar mungkin untuk negeri Indonesia tercinta ini, seperti yang dilakukannya sekarang yaitu berbagi ilmu dengan para peserta kuliah Belajar Menulis Online ini.
Ø  Menurut Ibu Farrah Dina cara memanage 4R agar menjadi sebuah kesatuan utuh untuk saling melengkapi dalam menulis  yaitu LAKUKAN ! Itu adalah kunci utamanya . Dengan melakukan maka akan menemukan polanya tersendiri. Yang perlu diingat adalah di awal, tulis dulu apa yang mudah untuk kita, tapi perlu dipaksakan juga agar menjadi rutinitas. Dengan begitu kita akan sangat terbiasa untuk menulis.  Saat ingin dipublish ke orang lain, maka perlu dilakukan review berulang-ulang. Jangan lakukan review saat menulis di awal, karena nanti tidak akan jadi karya karena kita berkutat dengan banyak hal. Teruslah menulis.
Ø  Menurut Bu Farrah lagi bahwa  sebagai awal, tulis dulu sesuatu yang mudah bagi kita, yang sesuai dengan renjana kita, yang kita senang saat menuliskannya. Ini gunanya untuk memberi reward terhadap diri sendiri. Dengan jadinya naskah yang kita sukai, itu akan menjadi bahan bakar bagi kita untuk terus menulis. Jika di awal kita sudah tidak cukup motivasinya, maka akan terhambat. Tulislah sesuatu yang betul-betul  isi kepala atau hati kita yang ingin disampaikan ke orang lain.
Ø  Selanjutnya, kita harus dapat menyesuaikan diri dan bisa menulis dengan genre apapun, tentu dengan latihan dan pembiasaan. Bahkan kita pun harus bisa menulis sesuai dengan kebutuhan pembaca. Ini yang nantinya perlu dikuasai setelah kita menguasai sedikit hal yang menjadi kekuatan utama kita sebagi seorang penulis.
Ø  Menulis buku anak itu tentu untuk membangkitkan minat maka perlu gambar. Dalam membuat buku anak dengan desain berjenjang di awal. Mulai dr pembaca pemula yang harus penuh dengan gambar. Untuk ini tentu perlu bekerja sama dengan ilustrator. Banyak  komunitas-komunitas ilustrator saat ini, termasuk di media sosial. Tapi pada jenjang yang lebih tinggi, buku anak akan lebih sedikit gambarnya bahkan tidak bergambar (novel anak). Jika  ingin menuliskannya dan tertarik untuk menulis buku anak akan ada workshopnya oleh Tangga Edu, silahkan ikuti media sosialnya IG @tanggaedu & FB Tangga Edu untuk info terkini, jelas Ibu Farrah lagi.
Ø  Menurut Ibu Farrah bahwa beliau menulis buku berjenjang maka banyak pakem yang harus diperhatikan. Biasanya memulai dari sesuatu value yang ingin dikenalkan pada anak tapi tidak dengan cara doktrin tapi dapat tertangkap / dimengerti oleh anak. Agar dapat banyak  ide, maka banyaklah menonton film anak, bergaul dengan anak-anak dan membaca buku-buku tantang anak. Contohnya buku "Sihdeh & Robot" yang intinya mengenalkan cara menenangkan diri dengan menarik napas panjang. Kecenderungan anak laki-laki agak sulit untuk menenangkan diri saat marah, maka diambillah tokoh robot agar sesuai dengan jiwa anak laki. Setelah itu dibuat prosesnya, termasuk membuat story boardnya. Biarlah  dibaca anak-anak, lalu review & revisi lagi, dan proses-proses selanjutnya. Dari masukan anak, bahkan judulnya pun kalau perlu ada perubahan, maka harus dirubah.
Ø  Saat tulisan dipublikasikan maka hak penulis terhadap interpretasi pada tulisan itu menjadi hilang. Interpretasi dan tanggapan pembaca tidak bisa kita kontrol. Maka perlu kebesaran hati, karena bisa saja tanggapan yang tidak baik yang kita terima. Kemudian tentang hak cipta yang dikopi, maka pada saat kita membaginya di dunia maya, maka kita harus siap bahwa itu menjadi milik publik. Walaupun itu salah, tapi di dunia maya kita sulit mengontrolnya.
Ø  Untuk penulisan buku non fiksi perlu membuat kerangka, paling tidak poin-poin penting yang ingin kita sampaikan. Tidak bisa memulai karena kita berpikir "keseluruhan" dulu maka ini akan menghambat di awal. Dari poin-poin yang sudah dikumpulkan, pilih satu dulu yang akan difokuskan dan tuliskan, selesaikan.
Ø  Dalam menulis tidak ada rumus baku. Yang terpenting kita siapkan diri kita untuk terbuka terhadap berbagai masukan. Tapi kita lihat, kalau dia tidak suka karena berkaitan dengan selera yang berbeda, maka dia bukan target pembaca kita dan ini informasi berharga bagi kita. Tulisan kita akan memiliki target pembacanya sendiri. Tapi kalau pembaca tidak suka karena interpretasi yang salah dari hasil karya kita, maka mungkin cara kita menuliskannya perlu diperbaiki.
Kesimpulan dari materi Ibu Farrah Dina adalah bahwa
Menulis adalah sesuatu hal yang sebaiknya dipilih dan dilakukan . Menulislah dengan 4R. Menulislah dulu sesuai dengan renjana atau passion kita, yang kita sukai dan kita kuasai.Kemudian lakukan secara rutin, setelah itu beri reward dari tulisan kita, selanjutnya beri ruang bagi pembaca . Menulislah untuk mencatatkan sesuatu yang berharga untuk anak cucu kita kelak. Dengan menulis berarti kita sudah membuat sejarah bagi kehidupan masa yang akan datang. Dengan menulis akan ada jejak kita yang terekam untuk generasi berikutnya. Menulislah untuk diterbitkan menjadi sebuah buku,dengan begitu akan terukir dan tercatat sejarah yang akan menjadi legacy / warisan yang dapat bertahan sepanjang masa. Selamat menulis!

                                        Gunungkidul, Rabu, 6 Mei 2020

***





2 komentar:

BUNGA RENGGANIS, MANIS

  BUNGA RENGGANIS, MANIS oleh : Enis Bunga rengganis ?? Apakah betul tanaman ini namanya bunga rengganis? Nama rengganis dari tanaman ini di...