OLEH : ENI SETYOWATI, S.Pd.
( Disarikan dari
Materi 26 Kuliah Belajar Menulis Online Gelombang 8)
Narasumber : Farrah Dina, M.Sc.
RABU, 6 MEI 2020
Sekilas
Profil Narasumber :
Beliau dilahirkan di Jakarta, 17
Maret 1980 dan pernah mengenyam pendidikan di Tokyo Gakugei University, Tokyo,
Jepang, Teacher Training Program Jurusan Curriculum Theory (2014)
State University of New York, College at Buffalo Master of Science in Multidisciplinary
Studies (2007), dan Institut Pertanian Bogor Sarjana Jurusan Gizi Masyarakat
dan Sumberdaya Keluarga (2003). Kesehariannya beliau sebagai pendidik, pelatih
guru, dan penulis. Ibu Farrah juga pendiri Tangga Edu dan telah menulis 20
judul buku, berkaitan dengan pendidikan untuk guru dan orangtua serta buku-buku
bergambar untuk anak.Luar biasa di usia beliau yang masih tergolong muda namun
hasil karyanya sudah mencapai 20 buku.
Rabu siang 6 Mei 2020 pukul 13.00
-15.00, di saat terik mentari masih menyengat bumi, kembali akan ada paparan
materi tentang menulis buku. Pelaksanaan kuliah Belajar Menulis Online yang
dengan setia dipandu oleh Om Jay yang tiada pernah surut semangatnya untuk
memberi motivasi dan membekali para peserta dengan beragam ilmu menulis dari
para narasumber hebat di negeri ini. Dan narasumber yang dihadirkan kali ini
adalah Ibu Farrah Dina, M.Sc. dengan mengangkat tema “ Terbitkan Buku,
Catatkan Sejarah”.
Setelah dipersilahkan Om Jay, Ibu
Farrah Dina menyapa peserta dengan hangat. Hemm..menarik dan mengundang rasa
penasaran , dimana hari ini dan baru pertama kali ini narasumbernya seorang
perempuan masih muda, tetapi sudah segudang karya yang ditorehkan lewat
tulisan-tulisannya. Selanjutnya Ibu Farrah mengawali kuliahnya dengan mengajak
peserta untuk menyaksikan video pada youtube berdurasi sekitar tujuh belas
menitan lebih, dan berisi materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini yaitu
dihttps://www.youtube.com/watch?v=_7_buDRAnhY&feature=youtu.be.
Menurut Ibu Farrah, bahwa menulis dan
menerbitkan buku adalah dua hal yang berbeda. Menurut beliau lebih baik jika
seorang penulis fokus dahulu dalam menulis sampai tulisannya berkualitas dan sangat
dibutuhkan oleh pembaca atau oleh orang lain dulu. Dengan demikian barulah
tindak lanjutnya dengan menerbitkan buku.
Penerbitan adalah sebuah akibat dari
sebab seseorang itu menulis. Dan seorang penulis tidak akan berarti jika tidak
ada pembacanya. Maka keterkaitan antara penulis, pembaca dan penerbit, adalah
sebuah hal yang dapat disebut sebagai hubungan mutualisme ( saling
menguntungkan ).
Empat R dalam menulis buku yaitu :
1. Renjana
Renjana dalam menulis ini adalah rencana,
keinginan hati yang kuat untuk menulis. Dan hal ini dirangkum dari berbagai
pengalaman dari penulis-penulis terkenal yang sudah banyak menerbitkan buku dan
sangat disukai pembacanya.Renjana ini dapat juga dimaknai sebagai minat atau
keinginan dan kekuatan yang lebih akan sesuatu hal. Dan jika seseorang sudah
mempunyai minat atau renjana terhadap menulis maka akan melakukan segala
sesuatu untuk yang disukai dan dikuasainya. Menulis dengan renjana yang kuat
akan membuat hal yang luar biasa. Akan membuat tulisan-tulisan kita menjadi
enak dibaca, membuat semua orang
terkesan dengan tulisan kita.
Renjana adalah passion, ketertarikan kita
pada satu hal yang kita akan mengerahkan energi kita untuk itu dengan senang
hati. Menulis sesuatu yang sesuai dengan renjana kita, itu akan menjadi
kekuatan di awal. Manusia memerlukan reward
langsung. Saat kita menulis sesuatu yang sesuai dengan minat kita, maka kita
akan menikmatinya & hasilnya pun akan cepat jadi. Hasil tulisan yang jadi
ini menjadi reward sendiri untuk kita
sehingga kita akan terus termotivasi untuk menulis. Setelah itu, barulah
berkreasi dengan berbagai genre agar
kita menguasai menulis berbagai hal.
2. Rutin
Setelah renjana yang kuat dan berhasil
diwujudkan, maka selanjutnya dalam menulis adalah ketekunan untuk terus
menghasilkan tulisan-tulisan yang terus menerus mengalir dari ide-ide yang
didapatkan setiap saat. Maka agar ide-ide terus mengalir setiap saat kita harus
membiasakan diri untuk membaca. Membaca rutin setiap hari. Dengan membaca rutin
akan semakin memperkaya kita dengan berbagai wawasan, pemahaman, kosa kata dan
kepekaan rasa, pikiran serta gagasan. Dengan begitu akan timbul niat yang besar
pula untuk menuangkannya ke dalam tulisan. Jadi selain membiasakan membaca,
kita juga harus rutin menulis. Ada ungkapan bahwa orang yang hanya menunggu
akan kalah dengan orang yang melakukan, dan orang yang memendam akan kalah
dengan orang yang mengungkapkan. Artinya bahwa jika kita
hanya menunggu tanpa berbuat sesuatu , tanpa kegiatan membaca maupun menulis ,
maka kita akan kehilangan kesempatan, kita tidak akan menghasilkan apa-apa. Dan
orang yang hanya memendam gagasan / ide, perasaan dan pikiran dalam hati, maka
kita akan kalah dengan orang yang lebih berani untuk mengungkapkan gagasan,
perasaan dan pikirannya tersebut, karena akan segera mendapatkan kepastian dan
jawaban kesuksesan dari kegiatan menulisnya tersebut.
Dalam tahap menulis biarkan semuanya mengalir begitu saja, yang penting menulis terus.
Dalam tahap menulis biarkan semuanya mengalir begitu saja, yang penting menulis terus.
3. Review
Kegiatan selanjutnya yang berkaitan
dengan menulis adalah review. Maksudnya adalah suatu kegiatan untuk mereview
secara berulang-ulang tulisan -tulisan yang sudah kita hasilkan.Dan mereview
adalah sebuah proses yang lumayan panjang dalam menulis. Dalam review ini akan ada
beberapa pekerjaan penting yang harus dilakukan penulis . Di sini kita harus
mengedit tulisan kita, mulai dari tokohnya, alurnya. Nanti di tahap review ini kita
akan melihat, misalnya tokohnya, alurnya logikanya, siapa pangsa pasar dari
tulisan yang kita buat. Bagaimana keadaan pasarnya sehubungan dengan buku yang
kita tulis dan sebagainya.
4. Ruang
Ruang bagi pembaca adalah bukan kita
meminta mereka untuk membaca buku namun kita mengharapkan respon positif maupun
respon negatif dari mereka. Dan yang kita harapkan dengan tanggapan-tanggapan
negatif dari pembaca agar kita bisa memperbaiki yang masih kurang. Sedangkan
respon positif akan menambah kepercayaan diri dan motivasi kita untuk
melanjutkan berkarya. Namun yang perlu diingat bahwa jangan sampai ruang bagi
pembaca ini menghilangkan jati diri kita sebagai penulis.
Menerima tanggapan
negatif memang tidak mudah. Jangan sampai juga itu men-demotivasi kita dan
menghilangkan jati diri kita. Saat kita mendengar tanggapan pembaca, yang perlu
kita tahu sebenarnya adalah penangkapan pembaca terhadap hasil tulisan kita.
Apakah sama seperti apa yang ingin kita sampaikan? Jika berbeda, apa yang
berbeda (tentu perlu ada ruang imajinasi yang berbeda antara pembaca dan
penulis). Kemudian "keseluruhan" atau "detail" apa yang
tidak disuka. Kalau tidak suka karena selera yang berbeda, maka bisa jadi
pelajaran bahwa org dgn persona seperti dia bukanlah target pembaca kita.Jika
tidak sukanya karena "persepsi" atau "terjemahan" yang
berbeda dari yang sebenanrnya ingin kita sampaikan, maka mungkin ada penulisan
yang perlu diperbaik.
Rangkuman tentang pertanyaan dan jawaban narasumber
Ø Banyak buku-buku
yang sekarang bestseller adalah
buku-buku ilmiah tapi disajikannya dalam bentuk populer tidak penuh dengan
data-data yang memusingkan. Maka sebaiknya perbanyaklah membaca contoh
buku-buku populer yang berdasarkan pendekatan ilmiah. Dari buku-buku ini kita
akan semakin peka dan paham dengan penulisan ilmiah populer atau buku-buku yang
lain.
Ø Beberapa contoh
buku ilmiah dibuat popular, seperti: Good
to Great (penelitian dari 500
perusahaan sukses dunia) The Miracle of Endorphin (pendekatan
psikologis untuk metode pengobatan), The
Leader in Me (praktik-praktik di sekolah yang menerapkan 7 Habit kebiasaan ).
Ø Sebagai penulis
pemula dalam menentukan passion memang
agak sulit. iTdak sedikit orang yang merasakan bingung, minatnya dalam bidang
menulis tentang apa. Cara paling ampuh untuk mengetahui minat kita pada tulisan
tentang apa adalah dengan terus menulis, nanti akan kelihatan kecenderungan
kita. Bahkan, dengan mengumpulkan bank tokoh, situasi, pengalaman ke dalam
bentuk rekaman/tulisan pun nanti akan terlihat apa yang menjadi renjana kita.
Kita bisa lihat dari bank yang sudah kita kumpulkan, apa yang menarik untuk
kita ,yang mendorong kita untuk mengungkapkannya, itulah yang dinamakan renjana
kita. Cara lain paling mudah mengetahuinya adalah dengan melihat mana tulisan
yang paling cepat saya selesaikan dan kita merasa mudah.
Ø Dalam memasukkan
imajinasi ke dalam buku anak justru imajinasi itu adalah kekuatan dari buku
anak. Seperti binatang berbicara, anak pergi ke ruang angkasa, berteman dengan
robot, itu adalah imajinasi. Yang tidak boleh adalah takhayul dan imajinasi
yang mengandung kekekrasan. Saya pribadi keberatan dengan anak durhaka menjadi
batu, siasat membuh raksasa seperti dalam legenda asal usul Danau Batur, dll.
Sikap jahat akan ada akibatnya, dan bisa dalam bentuk imajinasi tapi sebisa
mungkin berkaitan dengan perbuatannya & tidak berlebihan.
Ø Bagaimana prosesnya
Ibu Farrah dapat menemukan passion yaitu
menulis buku tentang anak ? yaitu awalnya beliau menemukan renjana ketika belajar di Amerika & Jepang yang di mana mereka
sangat serius memikirkan buku anak. Lain halnya di Indonesia. Sebenarnya ini
juga berawal dari kebutuhan, saat di Jepang anak beliau masih TK dan akan
kembali ke Indonesia untuk masuk SD. Jadi beliau harus mengajarkan membaca. Beliau
minta dikirimkan buku-buku dari Indonesia tapi merasa tidak puas. Lalu beliau
menulis buku sendiri dan ternyata itu menyenangkan dan merasa bisa memberi
solusi pada permasalahan yang dihadapi.
Ø Pengalaman lain Ibu
Farrah ketika melakukan penelitian di
bidang membaca usia SD, dan salah satu hal yang dibutuhkan adalah buku anak
berkualitas. Di pasar, buku anak berkualitas itu biasanya harganya mahal. Ini
yang menjadi motivasi besar, menciptakan buku-buku berkualitas dengan harga
terjangkau. Ini yang menjadi motivasi terbesar dan itulah passion Ibu Farrah
Dina. Walaupun beliau tetap memaksakan diri untuk terus menulis
genre lain.
Dan karena rutinnya beliau menulis buku
anak dan pendidikan, maka Ibu Farrah agak meninggalkan bentuk tulisan ilmiah. Dan
saat itu Ibu Farrah mengalami hal yaitu "memaksa" diri untuk mengirimkan
rencana penelitian agar mendapatkan beasiswa. Dengan tenggat waktu yang jelas maka hal itu akan menjadi
motivasi untuk kita. Dan akhirnya berkat kegigihan beliau berhasil membuat research
plan yg yang membuat Ibu Farrah Dina dapat diterima di Universitas di
Jepang.
Ø Selanjutnya Ibu
Fararh juga berbagi tentang yang melatarbelakangi beliau mendirikan Tangga Edu
dan juga bisa menjadi penulis adalah karena motivasi beliau adalah bagaimana memberi manfaat sebesar mungkin
untuk negeri Indonesia tercinta ini, seperti yang dilakukannya sekarang yaitu
berbagi ilmu dengan para peserta kuliah Belajar Menulis Online ini.
Ø Menurut Ibu Farrah
Dina cara memanage 4R agar menjadi sebuah kesatuan utuh untuk saling melengkapi
dalam menulis yaitu LAKUKAN ! Itu adalah kunci utamanya . Dengan melakukan maka akan
menemukan polanya tersendiri. Yang perlu diingat adalah di awal, tulis dulu apa
yang mudah untuk kita, tapi perlu dipaksakan juga agar menjadi rutinitas.
Dengan begitu kita akan sangat terbiasa untuk menulis. Saat ingin dipublish ke orang lain, maka perlu dilakukan review berulang-ulang. Jangan lakukan review saat menulis di awal,
karena nanti tidak akan jadi karya karena kita berkutat dengan banyak hal. Teruslah
menulis.
Ø Menurut Bu Farrah
lagi bahwa sebagai awal, tulis dulu
sesuatu yang mudah bagi kita, yang sesuai dengan renjana kita, yang kita senang
saat menuliskannya. Ini gunanya untuk memberi reward terhadap diri sendiri. Dengan jadinya naskah yang kita
sukai, itu akan menjadi bahan bakar bagi kita untuk terus menulis. Jika di awal
kita sudah tidak cukup motivasinya, maka akan terhambat. Tulislah sesuatu yang
betul-betul isi kepala atau hati kita
yang ingin disampaikan ke orang lain.
Ø Selanjutnya, kita harus
dapat menyesuaikan diri dan bisa menulis dengan genre apapun, tentu dengan latihan dan pembiasaan. Bahkan kita pun
harus bisa menulis sesuai dengan kebutuhan pembaca. Ini yang nantinya perlu
dikuasai setelah kita menguasai sedikit hal yang menjadi kekuatan utama kita
sebagi seorang penulis.
Ø Menulis buku anak
itu tentu untuk membangkitkan minat maka perlu gambar. Dalam membuat buku anak
dengan desain berjenjang di awal. Mulai dr pembaca pemula yang harus penuh
dengan gambar. Untuk ini tentu perlu bekerja sama dengan ilustrator. Banyak komunitas-komunitas ilustrator saat ini,
termasuk di media sosial. Tapi pada jenjang yang lebih tinggi, buku anak akan
lebih sedikit gambarnya bahkan tidak bergambar (novel anak). Jika ingin menuliskannya dan tertarik untuk
menulis buku anak akan ada workshopnya oleh Tangga Edu, silahkan ikuti media
sosialnya IG @tanggaedu & FB Tangga Edu untuk info terkini, jelas Ibu
Farrah lagi.
Ø Menurut Ibu Farrah
bahwa beliau menulis buku berjenjang maka banyak pakem yang harus diperhatikan.
Biasanya memulai dari sesuatu value
yang ingin dikenalkan pada anak tapi tidak dengan cara doktrin tapi dapat tertangkap / dimengerti oleh anak. Agar dapat banyak
ide, maka banyaklah menonton film anak,
bergaul dengan anak-anak dan membaca buku-buku tantang anak. Contohnya buku
"Sihdeh & Robot" yang
intinya mengenalkan cara menenangkan diri dengan menarik napas panjang.
Kecenderungan anak laki-laki agak sulit untuk menenangkan diri saat marah, maka
diambillah tokoh robot agar sesuai dengan jiwa anak laki. Setelah itu dibuat
prosesnya, termasuk membuat story boardnya.
Biarlah dibaca anak-anak, lalu
review & revisi lagi, dan proses-proses selanjutnya. Dari masukan anak,
bahkan judulnya pun kalau perlu ada perubahan, maka harus dirubah.
Ø Saat tulisan
dipublikasikan maka hak penulis terhadap interpretasi pada tulisan itu menjadi
hilang. Interpretasi dan tanggapan pembaca tidak bisa kita kontrol. Maka perlu
kebesaran hati, karena bisa saja tanggapan yang tidak baik yang kita terima. Kemudian
tentang hak cipta yang dikopi, maka pada saat kita membaginya di dunia maya,
maka kita harus siap bahwa itu menjadi milik publik. Walaupun itu salah, tapi
di dunia maya kita sulit mengontrolnya.
Ø Untuk penulisan buku
non fiksi perlu membuat kerangka, paling tidak poin-poin penting yang ingin
kita sampaikan. Tidak bisa memulai karena kita berpikir "keseluruhan"
dulu maka ini akan menghambat di awal. Dari poin-poin yang sudah dikumpulkan,
pilih satu dulu yang akan difokuskan dan tuliskan, selesaikan.
Ø Dalam menulis tidak
ada rumus baku. Yang terpenting kita siapkan diri kita untuk terbuka terhadap
berbagai masukan. Tapi kita lihat, kalau dia tidak suka karena berkaitan dengan
selera yang berbeda, maka dia bukan target pembaca kita dan ini informasi
berharga bagi kita. Tulisan kita akan memiliki target pembacanya sendiri. Tapi
kalau pembaca tidak suka karena interpretasi yang salah dari hasil karya kita,
maka mungkin cara kita menuliskannya perlu diperbaiki.
Kesimpulan dari
materi Ibu Farrah Dina adalah bahwa
Menulis adalah sesuatu hal yang sebaiknya
dipilih dan dilakukan . Menulislah dengan 4R. Menulislah dulu sesuai dengan
renjana atau passion kita, yang kita sukai dan kita kuasai.Kemudian lakukan
secara rutin, setelah itu beri reward dari tulisan kita, selanjutnya beri ruang
bagi pembaca . Menulislah untuk mencatatkan sesuatu yang berharga untuk anak
cucu kita kelak. Dengan menulis berarti kita sudah membuat sejarah bagi kehidupan
masa yang akan datang. Dengan menulis akan ada jejak kita yang terekam untuk
generasi berikutnya. Menulislah untuk diterbitkan menjadi sebuah buku,dengan
begitu akan terukir dan tercatat sejarah yang akan menjadi legacy / warisan yang dapat bertahan sepanjang masa. Selamat
menulis!
Gunungkidul, Rabu, 6 Mei 2020
***
ayo terbitkan buku anak
BalasHapusinsyaa Alloh
Hapus