OLEH : ENI SETYOWATI, S.Pd.
( Disarikan dari
Materi 23 Kuliah Belajar Menulis Online Gelombang 8)
Nara Sumber : DADANG KADARUSMAN
https://www.dadangkadarusman.com
JUMAT, 1 MEI 2020
Sekilas
Profil Narasumber :
Jumat siang mulai pukul
13.00 – 15.00, pemilik rumah kedua di dunia maya yaitu Om Jay memohon izin di WA Group untuk
menutup chat peserta sementara karena untuk mempersiapkan kuliah Belajar
Menulis Online bersama Bapak Dadang
Kadarusman, seorang Motivator terkenal Indonesia dan Pembicara Nasional.
Tema kali ini yaitu : “Motivasi Menulis Setiap Hari dan Menerbitkan Buku”.
Om Jay juga mengingatkan agar peserta mengisi biodata untuk absensi hari ini dengan link yang sudah dishare. Kemudian mengucapkan salam dan ucapan selamat siang serta mengharapkan semua peserta di WAG Belajar Menulis Online gelombang 8 sehat semuanya dan dapat berpuasa di bulan Ramadhan yang indah ini.
Om Jay juga menambahkan semoga di siang hari ini akan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dari seorang yang luar biasa yaitu Bapak Dadang Kadarusman.
Setelah itu Om Jay menyerahkan kepada Mr. Bams untuk menjadi moderator dan memandu kegiatan kuliah online ini. Mr. Bams selaku moderator dan pemandu acara mengucapkan terima kasih dan mempersilahkan waktu secukupnya kepada narasumber .
Tema kali ini yaitu : “Motivasi Menulis Setiap Hari dan Menerbitkan Buku”.
Om Jay juga mengingatkan agar peserta mengisi biodata untuk absensi hari ini dengan link yang sudah dishare. Kemudian mengucapkan salam dan ucapan selamat siang serta mengharapkan semua peserta di WAG Belajar Menulis Online gelombang 8 sehat semuanya dan dapat berpuasa di bulan Ramadhan yang indah ini.
Om Jay juga menambahkan semoga di siang hari ini akan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dari seorang yang luar biasa yaitu Bapak Dadang Kadarusman.
Setelah itu Om Jay menyerahkan kepada Mr. Bams untuk menjadi moderator dan memandu kegiatan kuliah online ini. Mr. Bams selaku moderator dan pemandu acara mengucapkan terima kasih dan mempersilahkan waktu secukupnya kepada narasumber .
"Assalamu’alaikum Bapak Ibu sekalian. Saya berterima kasih kepada Om Jay yang telah berbaik hati mengajak saya ambil bagian dalam program pelatihan ini.
Saya juga berterima kasih kepada bapak ibu guru sekalian karena berkenan untuk menyimak topik yang akan saya bawakan”, ucapan pembuka dari Bapak Dadang Kadarusman.
Selanjutnya beliau memperkenalkan diri tentang masa kecilnya. Ayah beliau seorang guru sekolah dasar. Dan ketika beliau masih kecil ayahnya sering membawakan buku-buku bacaan dari sekolahan.
Bermula dari itu Pak Dadang menjadi suka membaca, dan timbul keinginan untuk menulis. Jadi kesukaan menulis sudah dimulai sejak kecil hingga sekarang beliau bersyukur kepada Tuhan karena diberi kekuatan untuk terus menulis.
Untuk lebih mengenal beliau, silahkan mengunjungi website www.dadangkadarusman.com.
Selanjutnya dengan
merendah beliau berkata bahwa beliau hanya mempunyai sedikit materi karena keterbatasan
ilmu yang dimiliki.
Namun walau hanya sedikit beliau ingin berbagi dengan para peserta kuliah Belajar Menulis Online gelombang 8 ini, dan berharap semoga apa yang disampaikan akan menambah referensi untuk meningkatkan kemampuan menulis para peserta.
Namun walau hanya sedikit beliau ingin berbagi dengan para peserta kuliah Belajar Menulis Online gelombang 8 ini, dan berharap semoga apa yang disampaikan akan menambah referensi untuk meningkatkan kemampuan menulis para peserta.
Belajar
dari proses pengalaman menulis
Setelah itu beliau memohon
ijin untuk mengkombinasikan materi menulis dengan pesan suara beliau yaitu
tentang “MENULIS SETIAP HARI dan MENERBITKAN BUKU “.
Beliau mengatakan bahwa ada yang perlu diperbaiki oleh kita semua yang hadir dalam kuliah online ini yaitu cara menerbitkan buku atau ada satu aspek yang perlu diperbaiki pada orang yang ingin mempunyai hasil karya berupa buku, jelas Pak Dadang lagi.
Dan ternyata dari pengalaman Pak Dadang bahwa menerbitkan buku itu sangat mudah sekali. Beda dengan 20 tahun lalu ketika beliau pertama kali ingin menerbitkan buku yang ditolak oleh penerbit , dan hal sudah sering dialami sehingga hal itu menjadi sesuatu yang biasa.
Beliau mengatakan bahwa ada yang perlu diperbaiki oleh kita semua yang hadir dalam kuliah online ini yaitu cara menerbitkan buku atau ada satu aspek yang perlu diperbaiki pada orang yang ingin mempunyai hasil karya berupa buku, jelas Pak Dadang lagi.
Dan ternyata dari pengalaman Pak Dadang bahwa menerbitkan buku itu sangat mudah sekali. Beda dengan 20 tahun lalu ketika beliau pertama kali ingin menerbitkan buku yang ditolak oleh penerbit , dan hal sudah sering dialami sehingga hal itu menjadi sesuatu yang biasa.
Tantangan
terbesar seorang penulis
Tantangan terbesar bagi seorang
penulis, apalagi pemula BUKAN pada MENERBITKAN bukunya, melainkan pada MENULIS SETIAP HARInya. Jika kita dapat
menulis setiap hari, maka kita akan sampai pada titik dimana kualitas tulisan
kita akan sangat menarik bagi penerbit.
Sebagai seorang penulis kita tidak perlu mendatangi penerbit lagi, tetapi penerbitlah yang akan datang kepada kita. Buku-buku beliau kebanyakan adalah hasil dari penerbit datang dan menwarkan untuk menerbitkan naskahnya. Nantinya tinggal kita sebagai penulis mau menerbitkannya atau tidak, lanjut Pak Dadang.
Sebagai seorang penulis kita tidak perlu mendatangi penerbit lagi, tetapi penerbitlah yang akan datang kepada kita. Buku-buku beliau kebanyakan adalah hasil dari penerbit datang dan menwarkan untuk menerbitkan naskahnya. Nantinya tinggal kita sebagai penulis mau menerbitkannya atau tidak, lanjut Pak Dadang.
Selanjutnya pembahasan berikutnya
difokuskan kepada cara menulis setiap
harinya. Yang harus dipahami bahwa :
Jangan lagi berpikir bahwa menerbitkan buku itu susah. Karena menerbitkan buku itu ternyata mudah sekali / gampang banget. Kita harus percaya bahwa, penerbit akan mendatangi kita jika skill menulis kita sudah sesuai dengan yang mereka cari.
Jangan lagi berpikir bahwa menerbitkan buku itu susah. Karena menerbitkan buku itu ternyata mudah sekali / gampang banget. Kita harus percaya bahwa, penerbit akan mendatangi kita jika skill menulis kita sudah sesuai dengan yang mereka cari.
Bagaimana
seseorang bisa menulis setiap hari?
Menurut Bapak Dadang bahwa
seseorang dapat menulis setiap hari , yaitu mencakup hal-hal sebagai berikut :
1.WHY
(Mengapa /kenapa )-nya terlebih dahulu.
Mengapa / kenapa kita perlu menulis setiap
hari. Karena menulis setiap hari itu membantu menjaga keselarasan antara otot-otot
tubuh kita, juga jiwa dan itu terjadi secara refleks saja.
Jadi, nanti kalau kita sudah terbiasa menulis, melihat apapun, selalu ingin menerjemahkan apa yang kita lihat itu ke dalam bentuk tulisan. Begitu pula ketika kita merasakan sesuatu.
Orang yang tidak terbiasa menulis, bisa saja memendam perasaan itu. Atau butuh seseorang yang mau mendengarnya. Padahal, belum tentu ada yang mau mendengarkan, bukan? Maka yang mau dan bersedia dengan setia mendengarkan kita yaitu selembar kertas dengan pena kalau jaman dulu.
Dan jika dia terbiasa menulis, maka dia selalu punya teman untuk mencurahkan perasaannya. Kalau sekarang, tinggal ambil smart phone maka kita bisa mencurahkannya disana. Menulis setiap hari itu merupakan healing remedy.
Jadi, nanti kalau kita sudah terbiasa menulis, melihat apapun, selalu ingin menerjemahkan apa yang kita lihat itu ke dalam bentuk tulisan. Begitu pula ketika kita merasakan sesuatu.
Orang yang tidak terbiasa menulis, bisa saja memendam perasaan itu. Atau butuh seseorang yang mau mendengarnya. Padahal, belum tentu ada yang mau mendengarkan, bukan? Maka yang mau dan bersedia dengan setia mendengarkan kita yaitu selembar kertas dengan pena kalau jaman dulu.
Dan jika dia terbiasa menulis, maka dia selalu punya teman untuk mencurahkan perasaannya. Kalau sekarang, tinggal ambil smart phone maka kita bisa mencurahkannya disana. Menulis setiap hari itu merupakan healing remedy.
Kesimpulannya, kenapa perlu menulis setiap hari adalah
karena seorang penerbit buku sejati, bukanlah orang yang meminta bantuan orang
lain untuk menuliskan naskah bukunya.
Jadi, jika terbiasa menulis, kita bisa menjadi pribadi yang lebih sehat. Dan orang yang memiliki pribadi yang lebih sehat yaitu orang yang memiliki kemampuan untuk menuliskan sendiri naskahnya secara mandiri.
Jadi, jika terbiasa menulis, kita bisa menjadi pribadi yang lebih sehat. Dan orang yang memiliki pribadi yang lebih sehat yaitu orang yang memiliki kemampuan untuk menuliskan sendiri naskahnya secara mandiri.
Bagimana
kemampuan menulis itu diasah?
Dengan cara berkomitmen
untuk tidak melewatkan 1 haripun dalam hidup kita TANPA MENULIS . Jika Anda sungguh-sungguh ingin menjadi penulis
handal; mulai sekarang, berkomitmenlah untuk menulis setiap hari. Minimal
tulisan yang dihasilkan adalah 1 hari 1 artikel menurut Pak dadang .
Dan jumlah kata dalam artikel, tidak ditentukan . Jaman dulu kalau kita mau mengirim artikel ke koran, itu ada ketentuan jumlah kata. Hal itu membuat penulis pemula kesulitan. Kenapa ? Karena bukan hal yang mudah untuk menuangkan gagasan secara indah dengan jumlah kata yang ditentukan. Maka bagi saya, ukurannya adalah "1 Artikel untuk 1 hari “.
Dan jumlah kata dalam artikel, tidak ditentukan . Jaman dulu kalau kita mau mengirim artikel ke koran, itu ada ketentuan jumlah kata. Hal itu membuat penulis pemula kesulitan. Kenapa ? Karena bukan hal yang mudah untuk menuangkan gagasan secara indah dengan jumlah kata yang ditentukan. Maka bagi saya, ukurannya adalah "1 Artikel untuk 1 hari “.
Apa
itu artikel?
Artikel yaitu sebuah
paparan yang memuat buah pikiran penulis sehingga dapat dipahami oleh orang
lain. Dan ukuran dari artikel tidak ditentukan jumlah katanya.
Yang penting dalam 1 hari itu ada karya tulis kita yang "KALAU" dibaca orang lain, mereka akan memahaminya. Mengapa ada kata“ Kalau “ ? Karena, belum tentu ada orang yang membaca artikel kita.
Tapi walau tidak ada , atau belum ada orang yang membaca artikel kita, tidak usah kita berkecil hati. Tidak usah patah semangat. Jangan putus asa. Jangan bersedih.
Kenapa? Karena kalau orang lain membaca pun belum tentu feedbacknya positif bagi kita . Yang penting menulis saja dulu. Tidak sedikit orang yang berhenti menulis karena pembacanya memberi feedback negatif.
Yang penting dalam 1 hari itu ada karya tulis kita yang "KALAU" dibaca orang lain, mereka akan memahaminya. Mengapa ada kata“ Kalau “ ? Karena, belum tentu ada orang yang membaca artikel kita.
Tapi walau tidak ada , atau belum ada orang yang membaca artikel kita, tidak usah kita berkecil hati. Tidak usah patah semangat. Jangan putus asa. Jangan bersedih.
Kenapa? Karena kalau orang lain membaca pun belum tentu feedbacknya positif bagi kita . Yang penting menulis saja dulu. Tidak sedikit orang yang berhenti menulis karena pembacanya memberi feedback negatif.
2. WHAT ( Apa )-nya
Kalau
tulisannya sudah memenuhi standar minimal untuk dibaca orang, YAKIN –lah pasti akan dibaca oleh orang
lain.WHAT
makes
you write something? ( Apa yang mendorong Anda untuk menulis?
Pertanyaan ini sederhana. Jadi mari kita tanyakan kepada diri sendiri dulu apa yang mendorong kita menulis. Dengan kata lain, apa tujuan kita menulis? Kalau kita tidak tahu tujuan kita menulis dan tidak menemukan jawaban yang tepat maka proses menulis akan berhenti di tengah jalan.
Tujuan orang menulis itu bermacam-macam.
Contohnya : ada orang yang menulis agar mendapatkan uang. Bahkan menurut pengalaman Pak Dadang , dulu beliau pernah berada di level tersebut.
Jika tujuan menulis semata-mata karena ingin mendapatkan honor penulisan/ uang/ royalty saja maka akan lebih banyak gagalnya daripada berhasilnya.
Pak Dadang pernah dulu tujuannya menulis untuk mendapatkan uang, karena butuh untuk biaya sekolah. Namun ternyata lebih banyak naskah yang dikembalikan redaksi daripada diterbitkan.
Pertanyaan ini sederhana. Jadi mari kita tanyakan kepada diri sendiri dulu apa yang mendorong kita menulis. Dengan kata lain, apa tujuan kita menulis? Kalau kita tidak tahu tujuan kita menulis dan tidak menemukan jawaban yang tepat maka proses menulis akan berhenti di tengah jalan.
Tujuan orang menulis itu bermacam-macam.
Contohnya : ada orang yang menulis agar mendapatkan uang. Bahkan menurut pengalaman Pak Dadang , dulu beliau pernah berada di level tersebut.
Jika tujuan menulis semata-mata karena ingin mendapatkan honor penulisan/ uang/ royalty saja maka akan lebih banyak gagalnya daripada berhasilnya.
Pak Dadang pernah dulu tujuannya menulis untuk mendapatkan uang, karena butuh untuk biaya sekolah. Namun ternyata lebih banyak naskah yang dikembalikan redaksi daripada diterbitkan.
Tujuan menulis
Belajar
dari kegagalan tersebut, akhirnya membuat Pak Dadang sadar bahwa menulis mempunyai
beberapa tujuan yaitu :
1).
Ingin mendapatkan uang
Menulis
dengan tujuan mencari uang buukanlah nilai pribadi yang ingin dicari. Dan
sampai sekarang, prinsip hidup beliau bahwa menulis BUKAN untuk uang semata.
Namun boleh-boleh saja menjadikan uang sebagai pendorong utama dalam menulis. Dulu ketika beliau menulis karena uang, kadang mendapatkan kekecewaan karena penerbit menolak.
Seperti merasa diremehkan oleh penerbit. Kita juga bisa kecewa jika bayarannya ternyata tidak seperti yang kita harapkan. Tapi nanti seiring berjalannya waktu kita akan menemukan apa sebenarnya dorongan yang paling cocok buat kita untuk menekuni dunia tulis menulis tersebut.
Namun boleh-boleh saja menjadikan uang sebagai pendorong utama dalam menulis. Dulu ketika beliau menulis karena uang, kadang mendapatkan kekecewaan karena penerbit menolak.
Seperti merasa diremehkan oleh penerbit. Kita juga bisa kecewa jika bayarannya ternyata tidak seperti yang kita harapkan. Tapi nanti seiring berjalannya waktu kita akan menemukan apa sebenarnya dorongan yang paling cocok buat kita untuk menekuni dunia tulis menulis tersebut.
2)
Ingin Berbagi Pengetahuan.
Tujuan yang kedua ini yang paling sesuai
dengan jiwa seorang pendidik . Jadi
menulislah, jangan semata-mata untuk
mendapatkan uang / honor.
Tapi tanamkan motivasi yang lebih dalam , lebih bermakna yaitu ingin berbagi ilmu pengetahuan, ingin berbagi informasi, karena menurut ajaran agama bahwa pahala yang tak akan pernah putus pahalanya , sekalipun kita sudah tiada adalah ilmu yang bermanfaat yang disedekahkan / ditularkan / diajarkan / diberikan kepada orang lain.
Dari mana sumber ide itu datang ?
Jika kita menulis setiap hari , idenya datang dari mana? Dan hal tersebut menjadi pertanyaan banyak orang. Namun jawabnya sederhana , yaitu bahwa segala hal yang bisa ditangkap oleh panca indra kita adalah sebagai sumber ide. Tinggal kita mengolahnya saja.
Tapi tanamkan motivasi yang lebih dalam , lebih bermakna yaitu ingin berbagi ilmu pengetahuan, ingin berbagi informasi, karena menurut ajaran agama bahwa pahala yang tak akan pernah putus pahalanya , sekalipun kita sudah tiada adalah ilmu yang bermanfaat yang disedekahkan / ditularkan / diajarkan / diberikan kepada orang lain.
Dari mana sumber ide itu datang ?
Jika kita menulis setiap hari , idenya datang dari mana? Dan hal tersebut menjadi pertanyaan banyak orang. Namun jawabnya sederhana , yaitu bahwa segala hal yang bisa ditangkap oleh panca indra kita adalah sebagai sumber ide. Tinggal kita mengolahnya saja.
Dan yang terpenting adalah
bagaimana kita mengolah berapa banyaknya rangsangan yang masuk ke dalam sistem
panca indra dan indra ke enam kita? Itu
adalah prinsip dalam menulis dan yang harus selalu kita pegang teguh dalam
kehidupan seorang penulis.
Rangsangan yang masuk ke dalam panca indera dan indera keenam kita jumlahnya TAK TERHINGGA. Maka itu berarti bahwa sumber ide penulisan kita bisa SAAAANGAT banyak.
Contoh sepele sumber ide yang dapat kita tangkap dengan panca indra .Misalnya ada bunyi AC, itu juga merupakan sumber ide. Ada suara seseorang yang lewat didepan rumah. itu sumber ide. Ada bunyi PRAAAANG! gara-gara panci jatuh, itu juga semua sumber ide.
Dan ide itu, hanya butuh sentuhan berupa mengolah pikiran yang kemudian menuangkan hasil olah pikir itu ke dalam tulisan.
Rangsangan yang masuk ke dalam panca indera dan indera keenam kita jumlahnya TAK TERHINGGA. Maka itu berarti bahwa sumber ide penulisan kita bisa SAAAANGAT banyak.
Contoh sepele sumber ide yang dapat kita tangkap dengan panca indra .Misalnya ada bunyi AC, itu juga merupakan sumber ide. Ada suara seseorang yang lewat didepan rumah. itu sumber ide. Ada bunyi PRAAAANG! gara-gara panci jatuh, itu juga semua sumber ide.
Dan ide itu, hanya butuh sentuhan berupa mengolah pikiran yang kemudian menuangkan hasil olah pikir itu ke dalam tulisan.
Rangsangan terhadap panca
indera itu selalu ada setiap hari, maka kita semua sebenarnya bisa menulis
setiap hari. Setiap saat ada ide disanalah sumber tulisan kita , kata Pak Dadang .
Pengalaman perjalanan menulis Pak Dadang
Kemudian
menjawab seputar pertanyaan-pertanyaan dari para peserta yang sudah penasaran
ingin mengetahui pengalaman beliau tentang dunia kepenulisan yaitu berikut
penjelasan Pak Dadang.
Pengalaman mengasah keterampilan
dalam menulis hingga akhirnya dipercaya oleh penerbit dan strategi serta tips memilih penerbit yang sesuai dengan buku
yang akan kita terbitkan , menurut Pak Dadang bahwa beliau mulai menulis sejak
SD, aktif sekali SMP sampai ikut lomba-lomba.
Berarti sudah sekitar 40 tahun menulis. Kemudian mulai dipercaya oleh penerbit ,sekitar 10 tahun lalu. Jadi butuh 30 tahun perjalanan terlebih dahulu. Tapi Kondisi beliau dulu beda dengan sekarang.
Dulu, penerbit hanya sedikit. Dan mereka punya bargaining power yang sangat tinggi. Maka mereka sulit ditembus. Sekarang, ada sangat banyak penerbit. Bahkan menerbitkan sendiri pun bisa. Sehingga sekarang kalau ingin menerbitkan buku tidak butuh waktu lama untuk dipercaya penerbit.
Kalau kita masih pemula, sebaiknya tidak usah menerapkan terlalu banyak kriteria penerbit. Karena kita yang masih pemula butuh penerbit. Strateginya yang paling gampang adalah terus ikut kursus menulis seperti ini, lalu membuat naskah sambil konsultasi terus dengan penyelanggara.
Omjay, misalnya. Om Jay bisa menghubungkan penulis pemula dengan penerbit. Jadi intinya fokus dulu kepada proses mengasah skill menulisnya saja. Lalu biarkan hasil karya kita berseliweran di ruang publik. Nanti, bakal jadi seperti lampu yang akan menarik perhatian para laron, yang mendatangi lampu tersebut, sedikit sedikit, akhirnya berdatangan membaca / menyukai tulisan / buku kita.
Berarti sudah sekitar 40 tahun menulis. Kemudian mulai dipercaya oleh penerbit ,sekitar 10 tahun lalu. Jadi butuh 30 tahun perjalanan terlebih dahulu. Tapi Kondisi beliau dulu beda dengan sekarang.
Dulu, penerbit hanya sedikit. Dan mereka punya bargaining power yang sangat tinggi. Maka mereka sulit ditembus. Sekarang, ada sangat banyak penerbit. Bahkan menerbitkan sendiri pun bisa. Sehingga sekarang kalau ingin menerbitkan buku tidak butuh waktu lama untuk dipercaya penerbit.
Kalau kita masih pemula, sebaiknya tidak usah menerapkan terlalu banyak kriteria penerbit. Karena kita yang masih pemula butuh penerbit. Strateginya yang paling gampang adalah terus ikut kursus menulis seperti ini, lalu membuat naskah sambil konsultasi terus dengan penyelanggara.
Omjay, misalnya. Om Jay bisa menghubungkan penulis pemula dengan penerbit. Jadi intinya fokus dulu kepada proses mengasah skill menulisnya saja. Lalu biarkan hasil karya kita berseliweran di ruang publik. Nanti, bakal jadi seperti lampu yang akan menarik perhatian para laron, yang mendatangi lampu tersebut, sedikit sedikit, akhirnya berdatangan membaca / menyukai tulisan / buku kita.
Menulis itu harus dipaksakan
setiap hari . Karena, 'paksaan'
adalah sebuah proses yang efektif untuk mendisiplinkan seorang pembelajar yang
belum memiliki 'refleks menulis'
sendiri. Menurut cerita beliau , sudah sejak SD beliau menulis tetapi menulis setiap harinya harus setelah
bekerja.
Bahkan bagi yang sudah biasa menulispun butuh dipaksa. Mengenai tema dan sistematika penulisan tidak usah terlalu dipikirkan jika dalam tahap belajar / penulis pemula.
Yang penting dan pokoknya adalah menulis saja. Tidak usah takut salah. Bagi pembelajar, yang terpenting adalah; kemauan untuk terus praktek menulis, dan bersedia mendengar masukan dari orang lain untuk perbaikan tulisan kita.
Bahkan bagi yang sudah biasa menulispun butuh dipaksa. Mengenai tema dan sistematika penulisan tidak usah terlalu dipikirkan jika dalam tahap belajar / penulis pemula.
Yang penting dan pokoknya adalah menulis saja. Tidak usah takut salah. Bagi pembelajar, yang terpenting adalah; kemauan untuk terus praktek menulis, dan bersedia mendengar masukan dari orang lain untuk perbaikan tulisan kita.
Jika ada orang bilang memulai itu sulit sekali, tetapi kita sebagai penulis harus bilang: MULAI SAJA CARI SEBUAH KATA yang terlintas dalam pikiran / benak kita.
Insya Allah, nanti akan mengalir dengan sendirinya. Dan selalu minta petunjuk kepada Tuhan agar kita selalu dibimbing-Nya sehingga diberi kelancaran dalam menulis, menuangkan ide-ide dan gagasan kita.
Kita harus menerima diri sendiri sebagai orang yang baru belajar. Jadi, kalau pun tulisan kita 'tidak laku' ya nggak apa-apa karena baru belajar.
Latihan terus dan membuat tulisan terus. Kalau belum berani menunjukkan tulisan itu pada orang lain, biarlah menjadi koleksi pribadi kita dan kita sambil terus memperbaiki tekniknya.
Nanti kalau sudah ada tulisan yang 'layak' diberitahukan kepada orang lain, maka tunjukkan kalau kita bisa menulis, dan pilihlah orang yang tidak akan bersikap negatif terhadap tulisan kita.
Banyak orang tidak percaya diri saat mau menuangkan gagasan lewat tulisan. Namun pasti ada minimal seseorang yang sedang menanti buah pikiranmu untuk dibacanya dengan penuh kekaguman. Maka menulislah. Kemudian di dalam menulis sebuah buku tidak ada keharusan menulis judul dulu atau naskah duluan. Bisa kedua-duanya, yang penting tulisan kita jadi.
Untuk menjaga
keistiqomahan / keteguhan dalam menulis
setiap hari, kita harus mempunyai alasan
yang lebih tinggi , lebih mulia dan lebih bernilai , itu akan meneguhkan niat kita
untuk menulis.
Sekarang menulislah semata-mata karena kita menginginkan agar Allah mengajari kita tentang sesuatu. Dan jika Allah telah mengajarkan sesuatu untuk kita, maka kita akan mengajarkannya untuk orang lain/ akan kita bagikan kepada orang lain.
Sekarang menulislah semata-mata karena kita menginginkan agar Allah mengajari kita tentang sesuatu. Dan jika Allah telah mengajarkan sesuatu untuk kita, maka kita akan mengajarkannya untuk orang lain/ akan kita bagikan kepada orang lain.
Menulislah setiap hari
sebuah artikel daripada pikiran kita sibuk memikirkan untuk menerbitkan buku. Karena
dengan menulis setiap hari maka gagasan kita akan lebih cepat sampai kepada orang lain.
Kesimpulan
dari materi Pak Dadang Kadarusman adalah :
- Temukan
apa tujuan kita ingin
menulis. Nanti dengan sendirinya menulis akan semakin produktif.
- Menulis
itu buat diri kita sendiri. Bukan buat orang lain. Jadi, berikanlah yang
terbaik kepada tulisan kita sendiri. Sehingga mendapat hal yang terbaik yang
kita dapatkan dari menulis.
Sedangkan
para pembaca, adalah pihak yang ikut menikmati manfaatnya dari tulisan kita.
- Lewat
tulisan , kita akan menjadi pribadi yang
lebih baik terlebih dahulu, kemudian nantinya akan mengajak orang lain untuk menemani perjalanan kita
menuju perbaikan diri itu.
- Maka
teruslah menulis , karena dengan menulis, engkau melayani diri sendiri dan
memberi manfaat kepada orang lain.
- Menulislah
setiap hari maka kita akan menjadi semakin mahir menulis. Ada pepatah “ Alah
bisa karena biasa “. Jadi orang yang terbiasa melakukan sesuatu akan mahir
dalam melakukan sesuatu itu.
- Menulislah
setiap hari agar kelak kita jadi terampil menuangkan gagasan bukan hanya
melalui lisan saja, melainkan juga dalam bentuk tulisan.
Akhirnya
tanamkan motto dalam hidup kita “Tiada Hari Tanpa Menulis, dan Waktu adalah
Tulisan “ .
Artinya menulislah kapan saja, setiap saat, dimanapun, dan nantinya akan terpahat sebuah karya hebat dari gurat-gurat tulisan kita . Selamat berkarya, jadilah penulis yang banyak peminat.
Artinya menulislah kapan saja, setiap saat, dimanapun, dan nantinya akan terpahat sebuah karya hebat dari gurat-gurat tulisan kita . Selamat berkarya, jadilah penulis yang banyak peminat.
Gunungkidul,Jumat,
1 Mei 2020
***
Kereeen ibuk.. Lngkap..
BalasHapus