Wanita beriman, bijak, cerdas, pintar dan terampil siap mengembangkan talentanya di berbagai bidang
( itu pesan tertulis dari si selebritis di WA tadi malam )
Maaf Mrs. Emilia, ternyata tadi malam artikel singkat tentang dirimu, belum sempat aku publish, karena kuota habis, hehehe
Woowww.....SD Wiladeg memang nyentrik. Pantas kalau SD Wiladeg mendapat sebutan sekolah favorit , terutama di wilayah Kecamatan Karangmojo. Mengapa? Selain berbagai prestasi yang telah ditorehkan SD N Wiladeg, juga kompetensi dan potensi para warga sekolah yang begitu luar biasa baik dari pendidik, tenaga kependidikan maupun peserta didiknya.
Ternyata di SD Wiladeg memang ada selebritis kelas dunianya. Selebritis yang fenomenal. Siapa dia ?
Namanya Emilia Sabu. Lahir di era 70-an. Suaminya bernama Pak Meno. Dikaruniai 2 orang anak, Roy ( kuliah ) dan Beca (SMA). Beliau berasal dari Kupang, NTT. Kini beliau tinggal di daerah Wonosari. Beliau, si selebritis yang juga Guru Agama Katolik di SD N Wiladeg ini , telah lama berada di Jawa, khususnya di Wiladeg, Karangmojo tempatnya membagikan ilmu agamanya kepada para anak didiknya.
Selebritis SD Wiladeg yang tengah berpose dengan senyum ceria yang mengembang dari bibir seksinya yang ranum . Beliau menuliskan pesan bahwa " Hati yang gembira adalah obat yang manjur ".
Tepat apa yang Bu Emilia bilang, bahwa senyum memang ibadah. Senyum dapat membuat hati orang lain menjadi bungah dan sumringah. Maka tersenyumlah dalam keadaan apapun juga, sekalipun hati kita menangis. Karena dengan bersedekah senyum sudah membuat dunia menjadi indah dan akan meninggalkan pahala tersendiri bagi kita. Jika kita hanya mempunyai senyuman, maka berikan senyuman terindahmu, itu adalah kenikmatan dan kebahagiaan yang tiada tara".
Ibu Emilia Sabu, selebritis yang fenomenal, juga mengirimkan pesan singkat lagi, bahwa beliau sebagai seorang umat beragama selalu siap melayani dengan sepenuh hati...
Bersantai dan menyenangkan hati teman, adalah sesuatu yang luar biasa dalam hidup kita.
Pertemanan , persahabatan, persaudaraan memang harus senantiasa kita jalin. Agar menjadi jalinan ikatan yang kukuh, sehingga akan menimbulkan sebuah bangunan hubungan, komunikasi yang kuat dan bakuh, sebagai modal terciptanya kerukunan di antara manusia Indonesia dari Sabang sampai Merauke dari berbagai latar belakang budaya, latar belakang tempat / keadaan geografis yang beraneka, suku, ras, golongan, agama yang berwarna. Dan jika jalinan itu sudah tertanam dengan kuat dalam diri dan jiwa manusia akan tercipta kerukunan, kedamaian, di bumi nusantara tercinta.
Beliau Ibu guru " selebritis " yang agamis itu menitipkan sebuah ayat dalam Amsal 17 :17
"Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran "
Mari kita renungkan, kita resapi dan kita rasukkan dalam hati. Dan kita terapkan dalam kehidupan nyata tentang makna yang tersirat dari ayat tersebut. Semoga dapat membawa kita semua menjadi lebih baik dari hari kemarin, dan hari esuk kita akan lebih bijak dalam berpikir dan bertindak.
Semoga Bu Emilia dan keluarga senantiasa di rengkuh oleh Tuhan dalam kedamaian, dan kebahagiaan lahir batin. Amin
Gunungkidul, Akhir Mei 2020
Membaca tulisan ibu Eni yang ini membuat saya kagum beribu kagum. Alasan yang pertama saat melihat foto profil ibu Eni, nampak jelas seorang Muslimah yang taat dengan balutan jilbab yang bersahaja.
BalasHapusLantas kesahajaan itu tidak berhenti di situ saja tetapi memberi apresiasi pada seorang sahabat yang notabene tidak seiman. Ini pandangan yang menarik dan sangat berkesan di dunia maya, saya suka, apalagi uraian ibu tentang pancasila di postingan terbaru semakin lengkaplah bangga ini. Nasionalis sejati dan pendidik yang seutuhnya.
Untuk Miss Emilia, (mohon izin menyapa dengan dialek berbeda)
Hay Miss Emilia, salam kenal oh, be juga anak Flobamora, be dari Maumere Flores.
Senang bisa bertemu, walau di dunia maya dengan rekan guru dari seberang. Semangat selalu miss Emil lawan corona dengan coronka. Jangan lupa Rosario hehhe... sehat selalu e..
terima kasih Sdr. Martin Karakabu...kita semua manusia di dunia sebagai umat-Nya , dan Tuhan Yang maha Esa itu hanya Satu... dan yang Esa itu senantiasa tertanam dalam jiwa-jiwa kita sebagai orang yang beriman dan bertakwa. Tujuan kita semua hanya Satu..pada Tuhan Yang Maha Esa, walaupun jalan dan cara kita berbeda, namun kita sama-sama umat Tuhan, harus saling toleransi, menghormati, saling asah asih dan asuh...agar kita semua , dapat hidup berdampingan dengan rasa aman, dan damai... wahai saudaraku Martin Karakabu...salam kenal dari Gunungkidul, Yogyakarta.
HapusDari Jakarta kembali menyapa saudari di Gunung Kidul..
HapusMembaca pernyataan di atas saya kok merasa hati ini penuh dengan damai, mendapatkan kata - kata peneguhan yang luar biasa ademnya....> "Walaupun jalan dan cara kita berbeda, namun kita sama-sama umat Tuhan, harus saling toleransi, menghormati, saling asah asih dan asuh...agar kita semua , dapat hidup berdampingan dengan rasa aman, dan damai...
Andaikan semua orang berpikir seperti ini maka surga bisa tercipta di dunia ini hehehe, saya sangat kagum dengan sikap nasionalisme yang ibu tunjukan.
Benar - benar karakter seorang pendidik sejati dan panasilais... #kagum
terima kasih saudaraku , saya pribadi jujur, juga kagum dengan pernyataan2 Saudara yang begitu santun, mempesona jiwa yang menerima dan membacanya....Sebenarnya kita semua manusia sudah diberi keleluasaan oleh Tuhan di dunia ini untuk menciptakan surga-surga namun...kadang amanat Tuhan tidak kita terima dengan hati yang semestinya, tidak kita emban dengan jiwa yang penuh rasa, sehingga surga dunia yang seharusnya akan terus bersama hingga di akherat kelak, hanya menjadi penghias raga yang akan sirna tak bermakna...Salam persahabatan...saudaraku..se - Adam dan se- Hawa...
Hapus