OLEH
: ENI SETYOWATI, S.Pd.
(Disarikan
dari Materi24 KuliahBelajar Menulis Online Gelombang 8)
Nara Sumber : Drs. UKIM KOMARUDIN,M.Pd.
https://www.kompasiana.com/ukimkomarudin
Senin, 4 Mei 2020
Sekilas
Profil Narasumber
Drs.
Ukim Komarudin adalah seorang penulis buku-buku bestseller di penerbit mayor.
Senin,tanggal 4 Mei
2020, sekitar pukul 11.45, Om Jay
meminta ijin sekaligus memberitahu bahwa WAG akan ditutup sementara
untuk fokus mengikuti perkuliahan materi ke 24 yang akan disampaikan oleh
narasumber Drs. Ukim Komarudin, M.Pd. Tema yang disampaikan hari ini yaitu
tentang “ Pengalaman Menulis Buku di Penerbit Mayor “
Pukul 13.00 kurang
beberapa menit ,Om Jay mengirim sebuah file PPT berisi point-point penting dari
materi Drs. Ukim Komarudin,M.Pd. Adapun ini isi dari PPT Drs. Ukim dalam PPT
yaitu sebagai berikut :
Ø Pengalaman beliau
menulis buku di penerbit mayor yaitu banyak buku-bukunya yang di terbitkan penerbit
mayor diantaranya buku-buku pelajaran untuk jenjang SD, SMP,SMA/SMK,buku materi
untuk perguruan tinggi ( Landasan Pendidikan, dll), buku harian yang dibukukan
( Guru Juga Manusia, Arif Rahman Guru, dll), buku-buku hasil diskusi (
Metaphorma , dll), dan sebagainya.
Ø Dalam proses
pembuatan buku ada pihak –pihak yang terkait atau disebut tim pembuat buku yang
terdiri dari penulis, editor, desainer, illustrator, layouter,
yang mana masing-masing tim tersebut mempunyai kebutuhan / kepentingan masing-masing
terhadap terbitnya sebuah buku.
Ø Naskah adalah hasil karya yang menjadi tanggung
jawab penulis dalam penerbitan sebuah buku. Seluruh kebutuhan naskah (gambar,
foto, infografis, dll.) diatur oleh editor sebagai pengawal naskah, dan dibantu
oleh desainer, ilustrator, serta layouter untuk menyelesaikannya.
Ø Naskah dapat
dikirimkan melalui pos atau diantar langsung ke alamat Penerbit dengan
mencantumkan genre tulisan pada
amplop.
Ø Alur Pembuatan Buku :
1) Penulis menyusun
naskah lalu mengirimnya ke penerbit
2) Editor menyaring
naskah.
3) Penulis melengkapi
data administrasi & kontrak.
4)
Editor mengawal naskah:
5)
Proses koreksi
6)
Penambahan ilustrasi
7)
Pembuatan sampul
8) Naskah ditata letak
sesuai kebutuhan cetak.
9) Proses cetak
10) Distribusi
Ø Detail Tugas Tim Editorial :
1)
Editor :
-
Mencari & menyeleksi naskah/penulis.
-
Mengawal naskah mentah hingga menjadi buku.
-
Melengkapi data administrasi penerbitan
naskah.
-
Mencari gambar untuk melengkapi isi buku
jika diperlukan.
-
Mengoordinasikan kebutuhan ilustrasi dan
foto kepada desainer dan ilustrator.
-
Bekerja sama dengan layouter untuk
rancangan tata letak dan perubahan konten seiring koreksi.
-
Membantu proses promosi buku.
2)
Desainer :
- Membuat sampul buku
yang sesuai dengan isi buku dan menarik perhatian pembaca
- Berkoordinasi
dengan editor untuk kebutuhan desain seperti templat naskah, foto, infografis,
dsb.
- Membuat alat
promosi penerbitan untuk buku seperti flyer, brosur, dan lain-lain.
3) Ilustrator :
-
Membuat gambar sesuai dengan kebutuhan
isi buku
-
Gambar harus bagus dan menarik
4) Layouter :
-
Menyatukan tulisan dan gambar dalam halaman buku sehingga
enak untuk dibaca.
-
Berkoordinasi dengan editor untuk setiap koreksi dan perubahan-
perubahannya
-
Menyiapkan segala kebutuhan berkas-berkas digital yang
diperlukan oleh bagian percetakan
Ø Cara Menjadi Penulis :
- Mulailah Menulis
Pilih tema tulisan
dan cara Anda akan memaparkannya.
- Rajinlah Membaca
Pertajam wawasan
dan penguasaan materi Anda, termasuk teknik penulisan.
- Terus Motivasi Diri
Yakinkan diri Anda
untuk mampu menyelesaikan tulisan Anda.
- Selesaikan Tulisan
Anda
Rapikan karya Anda
agar siap untuk diulas oleh penerbit dan diterbitkan.
Ø Kriteria Naskah :
- Naskah harus
merupakan karya asli
- Belum pernah
dipublikasikan penerbit lain
- Memiliki jalan
cerita yang menarik
- Naskah ditulis
dengan rapi (logis dan sistematis)
- Memiliki peluang
pasar yang baik
- Tidak menimbulkan
kontroversi, terutama berhubungan dengan moral dan agama
- Tidak merupakan
karya plagiat
- Lengkapi dengan synopsis
- Sertakan kelebihan
dan kekurangan naskah yang Anda miliki dibandingkan dengan buku-buku bertema
serupa yang sudah beredar di pasar.
Ø Prosedur Pengiriman Naskah
- Jika naskah telah
memenuhi kriteria di atas. Kirimkan naskah Anda dengan prosedur (lengkap)
berupa print out atau dalam bentuk CD ke: Departemen Editorial Penerbit. Sertakan
informasi sebagai berikut:
Surat pengantar ,CV (Daftar Riwayat Hidup) dengan alamat lengkap, nomor telepon, dan alamat email yang dapat dihubungi.
Surat pengantar ,CV (Daftar Riwayat Hidup) dengan alamat lengkap, nomor telepon, dan alamat email yang dapat dihubungi.
- Jika dalam waktu 3
bulan tidak ada konfirmasi dari pihak Penerbit, maka naskah tersebut tidak
lolos seleksi penerbitan. Apabila naskah layak terbit, penerbit akan memberikan
kabar via surat dan telepon, dan dilanjutkan dengan pengajuan pembayaran
Ø Kondisi Naskah yang Prima :
- Ide Orisinil
- Materi dapat
dipertanggungjawabkan, bukan plagiat.
- Tulisan Siap Baca
- Komprehensif, alur
tulisan baik, bahasa mudah dipahami target pembaca yang dipilih, EYD sempurna.
-
Penting & Perlu
- Informasi yang
disajikan up to date dan berguna
-
Lengkap dan Jelas
- Sudah diketik
komputer, dilengkapi print out, sinopsis, foto/ilustrasi orisinil, dan
proposal target pembaca
Ø Mengapa Suatu Naskah Ditolak?
-
Kurang nilai ekonomisnya
-
Materi/Judul tidak sesuai dengan fokus
bisnis Penerbit
-
Sudah ada buku sejenis di Penerbit
-
Penulis tampak kurang menguasai materi
-
Penulis tampak tidak mampu menuangkan
idenya dengan baik, sekalipun penulis
menguasai materi.
-
Penuhnya kapasitas produksi Penerbit (masuk
dalam penundaan terbit)
Ø Sistem Kerja Sama
- Royalti
- Besaran royalti 6-10%,
sangat bergantung dari naskah.
- (materi, luas
pasar, juga kredibilitas penulis).
- Dibayar setiap 6
bulan sekali
- setelah buku
terbit.
- Pembelian Naskah
- Naskah juga
dimungkinkan untuk dibeli dengan sistem beli putus, dengan perlakuan khusus.
Banyak contoh buku-buku karya beliau , yang
diterbitkan oleh penerbit mayor, berskala nasional. Semoga dapat menginspirasi
kita semua agar dapat mengikuti jejak beliau untuk menerbitkan buku-buku
berkualitas dan diminati banyak orang.
Berbagi pengalaman menulis
Selanjutnya Drs.
Ukim memaparkan materi tentang pengalamannya menulis dan menerbitkan buku di
penerbit mayor diwarnai dengan berbagai pertanyaan dari para peserta kuliah
Belajar Menulis Online yang dapat dirangkum sebagai berikut ini :
Ø Pertama,
saya berpikir, menulis merupakan ekspresi pribadi saya. Oleh karena itu, saya
merasa sangat penting agar saya memiliki tempat mencurahkan segala kegelisahan
atau apapun bentuknya. Lalu saya menemukan menulis adalah sarana yang tepat
buat saya. Saya tak pernah merasa khawatir, terkait dengan kualitas tulisan
saya. Saya juga tidak perduli dengan
ragam atau apa yang menjadi trend di masyarakat. Pokoknya menulis. Menulis
adalah kebutuhan. Saya merasa menemukan lebih tentang "saya" dengan
menulis. Demikian hal itu terus berjalan hingga jika tidak dilakukan seperti
ada sesuatu yang hilang. Demikianlah saya menulis dengan jujur,
sejujur-jujurnya. Apa adanya.
Ø Selain
menulis apa adanya, saya pun menulis apa saja. Karena saya guru, saya menulis
terkait pelajaran, beragam kegiatan berupa proposal, liputan kegiatan yang
harus dituliskan di majalah, dan menulis buku harian. Begitu setiap saat diisi
oleh menulis.
Ø Hingga
sampai suatu hari, tulisan-tulisan itu mulai dilirik orang-orang terdekat, yang
dalam hal ini teman-teman guru. Satu dua teman berkomentar bahwa tulisan saya
bagus. Istilah mereka, tulisan saya emotif. Kata mereka juga, tulisan saya
dapat membuat pembaca larut dalam cerita. Ada juga yang mengatakan bahwa bahasa
saya sederhana dan mudah dicerna oleh pembaca. Ada juga yang mengaku bahwa
sepenggaltulisan saya dapat dijadikan ceramah atau kultum, dsb.
Ø Karena
komentar tersebut, saya mencoba membukukan tulisan-tulisan saya yang selama ini
merekam semua kejadian karena saya memang senang membuat buku harian. Ada
beragam kejadian, tetapi tema besarnya, yang saya tuliskan merupakan pelajaran
seorang dewasa (guru) dari anak-anak "cerdas" yang menjadi siswanya.
Oleh karena tulisan itu beragam kejadian, beragam waktu, dan dari beragam
tokoh, maka saya menuliskan judul buku tersebut, "Menghimpun yang
Berserak." Sebuah usaha untuk mengumpulkan segenap mutiara yang berserakan
dalam kehidupan yang sangat bermanfaat bagi saya, dan semoga bermanfaat pula
buat orang lain (pembaca).
Ø Demikianlah
waktu itu, saya yang kebetulan menjadi penanggung jawab penerbitan buku di
sekolah menyisipkan karya pribadi, selain karya bersama (berlima) menulis dan
berupaya buku mata pelajaran.
Ø Saya
diinterview terkait dua bagian buku. Pertama, buku bersama yakni buku mata
pelajaran. Kedua, buku pribadi saya, "Menghimpun yang Berserak."
Dalam kesempatan interview itulah saya banyak mendapatkan pengetahuan terkait
tips dan trik menerbitkan buku.
Ø Saya
banyak mendapatkan pelajaran menyangkut hal-hal yang tadinya tidak saya
pikirkan. Pelajaran atau informasi itu awalnya, membuat saya tidak nyaman
karena menabrak prinsip menulis saya. Umpamanya, "Apakah ketika saya menulis buku"menghimpun yang
Berserak" ini sudah memperkirakan akan laku di pasaran?" Kalau sudah
ada, apakah buku saya punya nilai tambah
sehingga pembaca melirik dan membeli buku saya? Untuk kepentingan pasar,
"Apakah saya bersedia apabila beberapa hal terjadi penyesuaian (diganti)?
dst. Terus terang, saya merasa kurang nyaman dengan interview itu. Saya merasa
diam-diam mulai "dipenjara". Inikan ekspresi pribadi saya, mengapa
orang lain bisa mengatur hal-hal yang sangat privasi? Menyebalkan! Begitu,
oleh-oleh pulang dari interview.
Ø Saya
yang tersadar mendapatkan ilmu pengetahuan lebi ketika beliau menjelaskan
tentang tim yang akan menyebabkan karya saya dapat dinikmati orang banyak.
Beliau menjelaskan bahwa yang menanyai saya itu mungkin editor. sebab,
beliaulah garda depan yang menentukan naskah itu layak diterbitkan atau
sebaliknya. Menurut teman saya itu, naskah saya sepertinya punya potensi atau "layak" untuk
diterbitkan. Tetapi sebagai pemula, karya saya memang harus dipoles di sana
sini.
Ø Saya
yang tersadar mendapatkan ilmu pengetahuan lebi ketika beliau menjelaskan
tentang tim yang akan menyebabkan karya saya dapat dinikmati orang banyak.
Beliau menjelaskan bahwa yang menanyai saya itu mungkin editor. sebab,
beliaulah garda depan yang menentukan naskah itu layak diterbitkan atau
sebaliknya. Menurut teman saya itu, naskah saya sepertinya punya potensi atau "layak" untuk
diterbitkan. Tetapi sebagai pemula, karya saya memang harus dipoles di sana
sini.
Ø Jika
nanti naskah itu bisa melewati editor, maka proses "menjadi" memang
mengalami banyak hal. Ada bagian gambar sampul, ilustrasi, photo jika
diperlukan, tata letak, dan lainnya. Yang jelas, semuanya merupakan tim saya.
Kasarnya, semuanya akan menyukseskan saya, begitu teman saya meyakinkan saya.
Ø Oleh-oleh
itulah yang menyebabkan saya menindaklanjuti pertemuan dengan penerbit. Selain
hal-hal yang umum tentang buku mata pelajaran yang ditulis bersama, saya
mengkhususkan pikiran ke buku "Menghimpun yang berserak". Yang
menenangkan, editor menceritakan bahwa semua hal menangkut buku saya selalu
dalam konfirmasi. Artinya, semuanya akan terjadi jika saya setuju.
Ø Demikianlah
saya menjelani proses, hingga akhirnya ada proses sebelum naik cetak, yang sangat penting dalam proses kreatif
saya, yakni menerima dami atau calon buku yang sama persis jika akhirnya bisa
dicetak. Saya gembira sekali menerima buku dami itu. Terus terang saking
gembiranya, saya menandatangi saja kontrak kerjasama tanpa membaca persentase
yang kelak saya terima. Diduga sikap itu bukan sembrono, tetapi karena memang
saya menulis bukan untuk hal tersebut.
Ø Akhirnya,
saya mendapat konfirmasi ketika saya dapat kabar bahwa ada meeting terkait
dengan terbitnya buku saya. Pertama, saya menerima buku pribadi, kalau tidak
salah jumlahnya hanya 5 buku. Buku tersebut berstempel tidak diperjual belikan.
Kedua, saya diajak bicara terkait dengan teknis launching Buku "Menghimpun
yang Berserak". Ini soal bagaimana membuat buku saya laku. Saat itu saya
sangat bodoh dan kurang dapat memberikan masukan hyang berarti. Ketiga, saya
diberitahu bahwa penerbit menerbitkan jumlah yang diterbitkan pada penerbitan
pertama ini dan kurang lebih 6 bulan kemudian saya baru akan mendapat
royaltinya. Untuk tersebut juga saya tidak pandai memberi masukan.
Ø Peran
saya kemudian adalah mengusahakan buku saya dapat dinikmati orang lain. Kala
itu agak sulit karena media sosial belum sedasyat sekarang. kebetulan saya
pembicara, saya berupaya menjual buku-buku saya pada kesempatan bicara
tersebut.
Ø Ada
beberapa kejadian menerbitkan buku kembali, kedua, ketiga, keempat, dan
seterusnya hingga yang menjelang terakhir buku, "Arief Rachman Guru".
Semuanya mirip-mirip pengalaman dengan penerbit. Kurang lebih, seperti
itulahkira-kira. mohon maaf apabila kurang lengkap. semoga dapat dilengkapi
ketika nanti tanya jawab.
Adapun pertanyaan
–pertanyaan dari para peserta dan jawaban Drs. Ukim dirangkum sebagai berikut :
Ø Kriteria
layak atau tidaknya sebuah buku dapat di terbitkan oleh penerbit , harus
memenuhi kriteria yang dianggap layak untuk diterbitkan. Khususnya terkait buku
mata pelajaran, biasanya mereka mencari buku: (1) menunjukkan penggunaan
pendekatan baru; (2) lebih lengkap; (3) penulisnya memang berkualifikasi luar
biasa; (4) Naskah renyah (enak dibaca);
Ø Untuk
buku / naskah kita yang sudah masuk ke penerbit , kita tunggu smpai kurang
lebih 6 bulan, jika 6 bulan tidak ada kabar / ditolak maka sebaiknay kita
segera pindah ke penerbit lain dan naskah harus direvisi.
Ø Buku
kita bisa laku dipasaran karena bantuan publikasi di media sosial . Drs. Ukim
mengatakan , Saya tipe penulis. Mungkin, lebih banyak buku yang tidak saya
terbitkan daripada yang saya terbitkan. Saya memang bukan tipe pandai menjual
ide. Saya senang menulis. Yang menarik buat saya tulis, ya saya tulis. Tak peduli
tak dilirik penerbit. Tapi Allah Maha Pengasih. Beberapa sering dilirik
penerbit dan jadi berkah buat keluarga.
Ø Yang
interview dari dulu sampai kini sudah saya tahu. Pasti dia editor. Dialah
penentunya. Saya sering berdoa, dan ternyata sering benar, "Dia lebih
pintar dari saya". Minimal soal membuat buku saya laku di pasaran.
Ø Semua
buku berkesan. Dia seperti anak saya. Dia ada yang berkembang dan bermakna bagi
masyarakat luas. Ada juga yang diam-diam hanya dibaca sahabat dekat ketika dia
terpuruk di sudut kamarnya. Semuanya saya syukuri. Ia lahir dari saya, saya
bangga atas rezekinya.
Ø Ketika
bertemu penerbit saya sudah bawa naskah utuh. Dari naskah itu kita mulai
bicara.Saya sering diminta menulis terus oleh beberapa penerbit karena beberapa
buku saya yang dipergunakan di lembaga pendidikan terbit terus. Mungkin
sekarang sudah jilid belasan. Masalahnya
di pembagian waktu atau prioritas. kelemahannya juga ada di saya. Pribadi saya
kurang bisa kompromi. Tapi percayalah, bahwa dari karya yang sungguh-sungguh
akan ada tawaran berikutnya dari penerbit.
Ø Saya
termasuk orang yang nggak mau belajar tentang gaya selingkung. Kalau harus
belajar tentang gaya selingkung bisa terkuras energi kita jika memikirkan hal
itu. Itu sebabnya, saya menulis untuk diri saya. Jadi, ketika itu jadi duit,
alhamdulillah. Lalu, saya tak mendapat konfirmasi sekaligus royalti, padahal di
belakang saya mereka menerbitkan dan menjual buku saya. Silakan. Makan tuh
rezeki saya semoga jadi amal yang dipakai kebaikan. Saya kurang suka dengan
hal-hal yang diluar jangkauan saya.
Ø Bagaimana
cara menulis sesuatu yang sering gagal,agar tidak patah semangat? Kita harus
menempatkan diri sesuai stamina dan kecenderungan diri kita. Ada penulis tipe sprinter, maka pilihlah cerpen. Kalau Marathon, pilih novel. Menulis itu secara bertahap . dari hal-hal
yang ringan. Ang sedrhana saja dulu, nanti lama kelamaan akan terbiasa dengan
menulis yang lebih panjang, lebih lengkap, dan seterusnya
Ø Dalam
dunia kepenulisan ada yang istilah Premis (tema besar). Biasa terdiri
atas satu paragraf. Hebatnya, ia adalah sebuah headline yang memegang
pergerakan ide, tokoh, dan alur cerita. Penulis hebat akan memulai dari itu. Percayalah,
jika tidak memulai dari situ, kemungkinannya akan kalah tenaga, atau ngawur
kemana-mana.
Ø Saya
tipe orang yang sering menyembunyikan karangan jika belum final. Saya orang
teater. Saya suka membuat kejutan dengan membina puncak-puncak cerita. termasuk
di sini kelahiran anak (karya) saya yang mengejutkan.
Ø Penulis
pemula sering serakah. Jadi penulis sekaligus editor. Akhirnya, nggak
jadi-jadi. Baru satu bab dikoreksi. Baru lima lembar disalahkan sendiri. Ya
Ambyar. Maka dari itu agar buku kita cepa jadi , tulis saja, nanti ada jurinya:
diri sendiri, teman penulis, dan akhirnya editor. Jika mereka menganggap
tulisan nggak laku di pasaran, tidak apa-apa. Ada suatu masa yang dikatakan
banyak orang jelek, saat itu malah dicari dan dibenarkan orang.
Ø Maka
membaca yang banyak dan siapa penulis buku yang kita suka. Hebatnya, Tuhan Maha
Kreatif dan Penyayang. Kita akan tumbuh menjadi diri sendiri . walaupun
terinspirasi dan termotivasi itu boleh saja, tidak apa-apa .
Ø Menjadi
penulis harus berani, mulailah menulis dengan membaca buku-buku yang diduga
akan mirip ekspresi bentukannya seperti buku yang akan kita buat. Ketika kita datang ke perpustakaan atau toko
buku, kita membaca untuk mendapatkan inspirasi.
Ø Cara
menumbuhkan rasa percaya diri seorang penulis yaitu bahwa penulis yang baik memang pembaca yang baik.
Banyak-banyaklah membaca sehingga akan mampu menulis. Saya setuju dengan himbauan menulislah setiap hari. Tapi
tolong disertai membaca agar tulisan kita berkualitas. Itu hukumnya. Menulis (produktif) pasokannya
adalah membaca (receptif).
Ø Untuk
dapat menulis dengan baik yaitu pada akhirnya kita akan menjadi diri kita
sendiri. Termasuk dalam hal karya. Dari situ kiat akan menemukan warna, tipe, dan kekuatan sendiri
dalam menulis.
Ø Sebagai
penutup Drs. Ukim memberikan email ukimlabs@gmail.com,
agar bagi yang ingin menanyakan sesuatu atau sharing dan berbagi pengalaman dapat melalui alamat tersebut.
Penutup dari Drs. Ukim
yaitu bahwa : ada kehebatan dari seorang penulis. Ia jelas ekspresinya. Ia juga
punya daya jangkau dakwah yang lebih luas dalam menebar kebaikan. Ia juga punya
legacy
atau warisan untuk meninggalkan jejak
kebaikannya, yakni tulisannya. Menulislah, setiap hari karena Anda akan
menemukan kebahagiaan. Menulis berarti kita MENCIPTAKAN SEJUMLAH KEBAIKAN.
GUNUNGKIDUL, SENIN,
4 MEI 2020
***
Sekarang bisa coment buk..hehe.. Mantul buk..lnjutkan..
BalasHapus