OLEH : ENI
SETYOWATI, S.Pd.
(Disarikan dari Materi 33 Kuliah Belajar Menulis Online
Gelombang 8)
Narasumber : ASEP
SAFAAT
KAMIS, 14 MEI 2020
Pukul 13.00 – 15.00 WIB
Kamis
siang ,14 Mei 2020 Om Jay kembali menghadirkan guru hebat dalam kuliah online.
Guru hebat yang menjadi narasumber siang ini adalah Bapak Asep Safaat. Profil
dan sepak terjang beliau dapat dilihat pada tayangan slide diatas. Setelah Om
Jay mengucapkan salam menyapa guru hebat di grup menulis gelombang 8 ini,
kemudian mempersilahkan Bapak Asep untuk menyampaikan materinya.
Salam
Perkenalan
Bapak
Asep Safaat mengucapkan salam kebaikan dan kesejahteraan untuk semua peserta
kuliah, dan rasa terima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh Om Jay untuk
menyampaikan materi berdasarkan pengalaman beliau menulis yaitu “Berbagi
Pengalaman Menulis Opini di Hikmah Republika.”
Izin memperkenalkan diri. Nama saya Asep
Sapa'at, tubuh sehat, jiwa kuat, cita-cita ingin jadi orang bermanfaat. Dengan semangat untuk saling belajar, saya ingin
sharing tentang pengalaman menulis di rubrik opini dan hikmah
Republika.
Mengikat Makna
Pak
Asep mengawali dengan penjelasan tentang mengikat makna. Istilah mengikat makna
dipopulerkan oleh almarhum Hernowo. Segala hal yang berkaitan dengan aktivitas
menulis sebagai cara untuk memaknai hal-hal yang bisa kita lihat, dengar,
rasakan, dan renungi.
Setiap
orang memiliki hambatan menulis yang berbeda-beda. Ada hambatan yang disebabkan
kesulitan mengalirkan gagasan, ada juga karena faktor mood, ada pula yang
disebabkan karena faktor penguasaan bahasa serta keterampilan menulis. Namun
hakikatnya, setiap diri kita bisa menulis jika konsisten mau belajar. Hal yang
paling mudah ditulis adalah sesuatu yang dekat dengan diri kita.
Menurut
pengalaman Pak Asep sebelum mempublikasikan tulisan di media masa, belajar dulu
menulis di buku harian. Menulis di buku harian adalah cara ampuh untuk
membangun kepercayaan diri untuk menuangkan gagasan.
Sifat
tulisan menentukan untuk siapa tulisan Anda tujukan. Pada sifat pertama menulis
di atas hanya untuk diri sendiri , dibaca sendiri. Untuk sifat yang ke 2, 3, dan 4 adalah tulisan yang
ditujukan untuk publik sehingga Anda perlu menimbang tujuan penulisan dan
pembaca sasaran. Menulis di media masa termasuk sifat tulisan yang mana? Opini
merupakan jenis tulisan nonfiksi, ranah jurnalistik, dan sifat tulisannya
publik terbuka
Empat ( 4 ) Sifat Tulisan
Berdasarkan
kajian salah satu guru menulis Pak Asep yaitu Mas Bambang Trimansyah, sifat
tulisan terbagi ke dalam 4 sifat, yaitu:
1. Pribadi tertutup,
yakni tulisan bersifat
sangat pribadi dan cenderung dirahasiakan agar tidak dibaca atau terbaca oleh
orang lain. Tulisan ini biasanya berupa diari, surat-surat pribadi, ataupun
catatan-catatan rahasia.
2. Pribadi terbuka,
yakni tulisan bersifat
pribadi ataupun sangat pribadi, tetapi dibiarkan ataupun disengaja untuk dibaca
orang lain. Tulisan semacam ini muncul akibat perkembangan teknologi informasi,
terutama di dunia internet. Tulisan-tulisan di blog, situs, ataupun media
sosial cenderung banyak yang bersifat pribadi, subjektif, dan kadang malah
dibuat sesuka hati.
3. Publik terbatas,
yakni
tulisan yang ditujukan untuk konsumsi orang banyak, tetapi dalam lingkup
terbatas, misalnya lingkup komunitas, lingkup keagamaan, ataupun lingkup sesama
teman yang saling kenal.
4. Publik terbuka,
yakni tulisan yang ditujukan untuk
konsumsi orang banyak secara terbuka dan luas meskipun menyasar pada segmen
pembaca tertentu. Tulisan ini bebas dibaca siapa pun yang berminat.
Enam (6) Aspek Agar Tulisan Memiliki
Jiwa
Sebelum
bicara lebih teknis untuk membuat tulisan, ada beberapa hal penting yang harus
diperhatikan agar tulisan kita memiliki ruh atau jiwanya. Menurut Mas Fauzil
Adhim, ada 6 aspek yang harus dikembangkan agar tulisan kita memiliki jiwa.
Tulisan
akan memiliki jiwa saat penulis memiliki 6 aspek yaitu :
1.
visi
hidup (cita-cita dan harapan),
2.
emosi
( melibatkan
emosi saat menulis )
3.
wawasan (
memilik wawasan yang luas dengan banyak
membaca, berdiskusi, jalan-jalan),
4.
pengalaman (
berbagi pengalaman hidup nyata yang pernah dialami )
5.
nalar
atau logika ( menggunakan nalar atau
logika yang tepat) dan tulisan
sebagai
6.
kontemplasi ( tulisan sebagai hasil perenungan yang mendalam tentang apapun yang
akan ditulis ).
Adapun
proses menulis meliputi 5 hal yaitu
1. Menggagas: Berpikir dan Merencanakan
Ø Mengumpulkan
bahan referensi
Ø Menentukan
pembaca sasaran
Ø Mengembangkan
ide menjadi kerangka
2. Menyusun draf
Ø Menulis
bebas
Ø Memasukkan
bahan yang relevan dengan pengalaman diri, pengalaman orang lain, latar belakang
ilmu dan pengetahuan yang dimiliki
Ø Memasukkan
data dan fakta
3.
Merevisi
Ø Mengembangkan
gaya penulisan yang tepat sesuai pembaca sasaran.
Ø Memperbaiki
tulisan dari aspek tata bahasa, ketelitian data dan fakta, kesantunan
4.
Menyunting:
Ø Memastikan
Tidak Ada Kesalahan
Ø Tak
boleh ada kesalahan elementer.
5. Menerbitkan
Ø Menentukan
publikasi tulisan pada media yang tepat serta pembaca yang tepat.
Ø Memilih
media daring atau media cetak.
Di
luar teknis menulis yang disampaikan di atas, faktor nonteknis seperti disiplin menulis, tak pantang menyerah
mengirimkan tulisan ke media meski sering ditolak dan tak dimuat, juga tak
berhenti belajar meningkatkan keterampilan menulis. Dan konsisten menulis di
media mana yang dianggap sesuai dengan hati dan jiwa kita. Seperti pengalaman
Pak Asep selalu konsisten menulis di Republika Online sejak tahun 2007 sebelum
di rubric opini dan Hikmah Republika.
Jadi
faktor nonteknis di atas dan mempunyai jalinan silaturahim dengan para redaktur
di media massa itu adalah modal utama juga dalam menulis di media cetak. Karena
kita mendapatkan informasi dan masukan dari para redaktur agar kualitas tulisan
lebih baik dan potensial dimuat di media cetak.
Contoh-contoh
tulisan Bapak Asep Safaat yang dimuat di rubric opini dan Hikmah republika
sebagai penyemangat untuk terus menulis, seperti gambar-gambar berikut.
Seputar Pertanyaan Peserta
Ø Bagaimana
menyiasati agar waktu menulis dan tema kita sesuai dengan waktu kirim atau moment
yang tepat? apa pertama kali yang terbersit dipikiran ketika ingin menulis
suatu opini terkait dengan peristiwa yang akan dipublish ? dan kendala apa yang
terbesar yang sering ditemui sampai tulisan selesai ?
·
Kita harus sensitif dengan momentum yang
akan terjadi. Misal, 6 hari lagi merupakan momen Hari Kebangkitan Nasional.
Nah, dari sekarang sudah mulai menyiapkan bahan belanja gagasan, tentukan ide
yang akan ditulis, dan tuliskan lalu kirimkan tulisannya paling lambat sehari
sebelum tanggal 20 Mei. Prinsip umum demikian utnuk mengirimkan opini di media
cetak.
Ø Adakah
trik khusus agar opini kita dimuat di Republika? Opini minimum dan maksimal berapa
kata ? Apa syarat tulisan opini atau artikel bisa layak cetak di media? Bagaimana
ciri artikel yang menarik untuk diterbitkan?
· Syarat
paling utama adalah ide orisinal dan menarik, data dan fakta yang disajikan
sahih, tata bahasa baik, dan sesuai dengan kriteria dari redaktur media cetak.
· Ide
tulisan orisinal, aktual dengan situasi kekinian di masyarakat, tata bahasa
baik, data dan fakta penunjang gagasan lengkap dan sahih.
Ø bagaimana
menyiasati ketidakpercayaan diri atas tulisan yang tidak dimuat di media cetak
dan bagaimana mengasah emosi dalam kepenulisan sehingga tulisan kita bisa
berkualitas ?
·
Bapak coba konsisten menulis dulu di buku
harian atau personal blog yang bersifat pribadi. Nanti jika sudah mulai percaya
diri, publikasikan tulisan kita. Jangan takut mendapat kritikan dan masukan
dari pembaca terhadap tulisan kita. Karena justru hal tersebut bisa menjadi
cermin untuk kita terus meningkatkan kualitas tulisan.
Ø Apa
saja yg menyebabkan tulisan sering di tolak media masa dan bagaimana cara
menulis yg bisa diterima media masa?
· Tuliskan
sesuatu yang benar-benar pernah dialami oleh diri sendiri. Saya pernah membuat
tulisan di rubrik Hikmah Republika saat istri saya wafat. Wah susah memulai
kata pertama dan menutup kata terakhir karena saya ada rasa yang hadir menemani
saat membuat tulisan
Ø Apakah
ada kriteria pembeda antar media cetak untuk bisa menerbitkan suatu tulisan ?
·
Setiap media cetak punya kebijakan sendiri
terkait standar tulisan yang akan mereka terima. Misal, tulisan Hikmah
Republika tak ada di media cetak lain. Rubrik Hikmah khas punya Republika.
Jadi, kita harus pelajari secara cermat rubrik-rubrik yang ada di setiap media
cetak agar kita bisa tepat memilih media mana untuk menerbitkam tulisan kita.
·
Tulisan yang pasti ditolak media adalah
yang tidak mengikuti kaidah yang sudah ditetapkan media. Misal, kita menulis
sesuatu yang bersifat SARA, gagasan terlalu umum, batas maksimal karakter tak
diindahkan oleh kita.
Ø Ketika
kita menulis dari bentuk-bentuk fiksi yang diksinya penuh majaz dan ketika mencoba
untuk menulis non fiksi yang ilmiah mengalami
kesulitan, apakah solusinya?
·
Mulai pelajari tulisan-tulisan opini yang
dimuat di media, lalu coba buat tulisan bergenre nonfiksi. Ala bisa karena
biasa. Hal paling penting dalam tulisan opini (nonfiksi) adalah tata bahasa
baku dan pemilihan diksi yang bermakna lugas.
Ø Bagaimana
caranya supaya ide yang sudah kita miliki menjadi sebuah judul yang menarik
untuk dibuat suatu tulisan, karena kadang terlintas ide tetapi susah sekali
mencarikan judul yang tepat untuk ide tersebut?
·
Ada beberapa pendekatan saat menulis. Ada
yang langsung menetapkan judul, lalu membuat tulisan. Tetapi ada juga yang
sebaliknya, buat tulisan dulu untuk menguraikan idenya, judul bagian terakhir.
Sebaiknya menulis dulu, nanti judul diputuskan terakhir.
Ø Sebagai
penulis pemula bagaimana caranya mengatasi hambatan yang disebabkan oleh
kesulitan dalam mengalirkan gagasan?
· Hambatan paling mendasar kita sulit
mengalirkan gagasan karena gagasan yang mau diungkapkan belum jelas. Persoalan
lainnya, kita kekurangan bahan untuk menunjang penyelesaian tulisan kita. Hal
lain yang juga kerap terjadi, saat menulis, kita menempatkan diri dalam dua (2)
peran sekaligus sebagai penulis juga editor. Saat menulis, lalu diedit, kita
berhenti. Balik lagi ke awal. Terus terjadi seperti itu. Alhasil gagasan kita
lewat tulisan tak selesai-selesai. Itu pengalaman pribadi dan masih juga
terjadi pada diri seorang Asep Sapa’at penulis hebat.
Demikian pemaparan materi tentang
pengalaman menulis opini di media cetak dari Bapak Asep Sapa’at, semoga semakin
menambah semangat bagi kita semua agar menjadi penulis-penulis hebat di dunia,
dengan menghadirkan tulisan-tulisan yang
bermanfaat bagi umat dan kelak sebagai safaat untuk bekal menuju akhirat.
Gunungkidul,
14 Mei 2020
**
Alhamdulillah,luar biasa,terulah menulis jangan pernah berhenti terimakasih
BalasHapusWaaaw..keren..lengkap bnget..
BalasHapusTERIMA KASIH BU FATIM DAN BU ATIK, SUKSES SELALU UNTUK SEMUANYA
BalasHapus