OLEH : ENI SETYOWATI, S.Pd.
(Disarikan
dari Materi 34 Kuliah Belajar Menulis Online Gelombang 8)
Narasumber : WIJAYA KUSUMAH,M.Pd.
JUMAT, 15 MEI 2020
Pukul 13.00 – 15.00 WIB
Jumat
siang, 15 Mei 2020 Om Jay memberitahu di grup bahwa narasumber yang semula akan
dihadirkan untuk mengisi jadwal kuliah online siang ini dengan mengambil tema “Pengalaman
Mengajar di Daerah 3T “ ternyata berhalangan hadir karena ada rapat mendadak.
Maka Om Jay selaku pengkoordinir dan penggerak di grup belajar menulis online
di gelombang 8 mengambil alih kemudi agar perkuliahan tentang belajar menulis
tetap ini tidak kehilangan kendali . Adapun tema yang akan disampaikan beliau adalah “ Ketika Bukumu diTolak Penerbit Mayor.” Sebuah tema yang tepat disaat para peserta penulis
sudah tidak sabar lagi ingin segera mengabadikan tulisan-tulisannya di penerbit
.
Seperti
biasa Om Jay menyapa semua peserta di
grup menulis gelombang 8 ini dengan sapaan hangat sebagai guru -guru hebat Indonesia. Om Jay
mengungkapkan rasa senangnya dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan
peserta menulis online.
Curahan
Hati Seorang Guru Blogger
Kali
ini Om Jay ingin membagi kisah nyata yang beliau alami ketika bukunya ditolak
oleh penerbit mayor.
“
Sedih rasanya bila buku yang kita tulis ditolak oleh penerbit. Saya sendiri
pernah merasakannya. Makan tak enak, tidurpun tak nyenyak. Sakitnya tuh di
sini! (sambil mengelus dada) hahaha. Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati
ini, hihihi.
Namun
perlu anda ketahui. Saya termasuk orang yang pantang menyerah. Ketika naskah
buku saya ditolak para penerbit mayor, saya tidak putus asa. Saya akan
menerimanya dengan lapang dada. Saya menerimanya dengan senyuman meskipun
terasa pahit.Berkali kita gagal lekas bangkit dan cari akal. Berkali kita jatuh
lekas berdiri jangan mengeluh. Jadilah guru tangguh berhati cahaya.
Kegagalan
adalah awal dari sukses yang tertunda. Gembirakan dirimu dengan terus belajar
kepada orang-orang yang telah sukses menerbitkan bukunya.Saya perbaiki tulisan
saya. Kemudian saya baca kembali. Beberapa teman yang saya percaya , saya minta
untuk memberikan masukan. Hasilnya buku saya menjadi lebih baik dari sebelumnya
dan lebih enak untuk dibaca. Sakit hati ini terasa terobati.Ibarat seorang
mahasiswa S1 yang skripsinya dipermak habis sama dosen pembimbingnya. Ibarat
mahasiswa S2 yang tesisnya ditolak promotornya dan ibarat mahasiswa S3 yang
ditolak proposal desertasinya.
Saya
sangat berterima kasih kepada para penerbit yang sudah menolak buku yang saya
susun. Dengan begitu buku yang saya
susun menjadi layak jual. Coba kalau seandainya naskah buku saya langsung
diterima, pasti banyak yang tidak laku karena isinya kurang menarik hati
pembaca. Buku saya terbit tapi tidak banyak pembelinya, karena bukunya tidak
menarik hati pembaca. Saya jadi banyak belajar semenjak buku ditolak penerbit
mayor. Saya perbaiki dan terus perbaiki sehingga naskah buku menjadi lebih enak
dibaca. Butuh waktu lama mengerjakannya. Saya pantang menyerah. Saya belajar
dari penolakan. Saya pergi ke toko buku dan membaca buku-buku best seller. Dari
sanalah saya akhirnya tahu rahasia buku mereka laris dibaca pembaca.
Saat
itu saya semakin menggebu-gebu semangatnya. Ibarat perahu yang sudah berlayar
tentu pantang untuk kembali ke pelabuhan. Jalan terus sampai tujuan walaupun
akan banyak ombak besar menghadang. Tidak ada nahkoda ulung yang tidak melalui
lautan yang berombak ganas. Justru disitulah keahliannya teruji.
Ketika
bukumu ditolak penerbit, teruslah menulis dan jangan berhenti menulis. Ketika
engkau terus menulis, maka tulisanmu akan semakin tajam dan nendang. Pasti
tulisanmu akan layak jual. Pasti tulisanmu akan banyak dibaca orang. Aha
kuncinya satu mau belajar dan pantang menyerah.
Perbaiki
dan terus perbaiki sehingga penerbit mayor mau menerbitkan bukumu tanpa kamu
keluar uang satu senpun. Kamupun tersenyum ketika royalti bukumu mencapai angka
yang fantastis. Puluhan bahkan ratusan juta rupiah kamu dapatkan bila bukumu
laku keras. Seperti royalty buku yang kami terima saat ini.”
Itu sepenggal kisah nyata dari seorang Guru
Blogger Indonesia yang namanya kian berkibar. Nama Om Jay yang berkibar pasti
karena mempunyai sebuah proses yang menjadikan akar dan dasar untuk tetap tegar
sekalipun diterjang badai besar . Dan semua itu dibuktikan oleh Om Jay yang
senantiasa memegang sesanti dalam
hidupnya yaitu “ Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa Yang Terjadi. Menulis
itu sebuah keterampilan yang harus terus menerus diasah setiap hari, ikatlah
ilmu dengan cara menuliskannya.”Dan Anda ingin tahu, apa yang terjadi dengan Om
Jay?
Guru
Penyemangat dan Guru Penggerak.
Beliau
menjadi sosok penulis yang menjadi panutan juga teladan bagi para guru di
seluruh penjuru tanah air ini. Beliau, Om Jay adalah seorang Guru Blogger yang
juga menjadi Guru Penyemangat dan Guru Penggerak untuk terus menulis dan
berkarya. Beliau selalu ikhlas dan sabar bahwa semua kegagalan harus diterima
dengan senyum keindahan. Karena gagal adalah sebuah proses menuju sukses.
Om
Jay mengatakan bahwa pekerjaan menulis adalah pekerjaan menuju keabadian. Kita
sudah mati tapi buku kita abadi, contoh karya Buya Hamka. Seperti ada dalam
Catatan Harian Seorang Guru Blogger dan di blog Om Jay. Kita harus memiliki
rasa percaya diri bahwa tulisan kita menarik, sudah sesuai dan enak dibaca.Fokuslah
untuk menulis buku motivasi dan kisah inspiratif karena buku ini masih banyak
pembelinya.
Dasarnya
kalau buku kita ditolak oleh penerbit karena tulisan kita kurang sesuai dengan
standart penerbit, dan biasanya calon penulis baru begitu sangat menggebu gebu
dan sangat yakin bukunya akan laku. Rasa percaya diri itu dibangun melalui
proses terus menerus, dan jatuh bangun. Seperti anda belajar sepeda, awalnya
agak susah naik sepeda, tapi kalau sudah bisa maka enak enak saja rasanya.
Om
Jay juga menyarankan kepada peserta di grup ini agar segera mengumpulkan resume
dari pertemuan pertama sampai terakhir, gabung dalam satu file. Kemudian lihat
buku-buku yang sudah diterbitkan Penerbit Andi, kemudian tawarkan ke Penerbit
Andi Yogyakarta.
Untuk
cara pengiriman naskah cukup kirim email saja ke penerbit karena sekarang sudah
canggih, jadi tidak perlu repot-repot menjilid naskah seperti jaman dulu. Atau
dapat dikirimkan ke omjaylabs@gmail.com, yang nantinya akan dibantu untuk
meneruskannya ke Penerbit Andi.
Berawal
dari kegagalan buku yang ditolak penerbit mayor membuat Om Jay dan tim tidak
putus asa dan terus bersemangat untuk memperbaiki isi bukunya. Alhamdulillah
akhirnya buku Om Jay dan kawan-kawan diterima penerbit mayor. Dan berkat buku tersebut
akhirnya membawa Om Jay dan kawan-kawan dapat berkeliling Indonesia untuk
berbagi ilmu PTK dengan para guru di seluruh pelosok tanah air.
Kata
Om Jay, kalau menerbitkan buku di penerbit mayor kita tinggal terima beres.
Bahkan cover dan layoutnya sangat menarik sekali, sehingga banyak orang yang membeli
bukunya. Dan jika menerbitkan buku di Penerbit Andi tidak bayar. Dan Om Jay
juga mengatakan bahwa sudah mempunyai tim editorial di Penerbit Andi, yang hebat
dan dapat dipercaya.
Om
Jay memberikan tips untuk menata hati dan membangun semangat lagi ketika kita
mengalami penolakan dari penerbit mayor adalah disiplin, jujur,tulus, ikhlas
dan sabar. Itu karakter penulis. Berkali kita gagal, lekas bangkit dan cari
akal, berkali kita jatuh, lekas berdiri jangan mengeluh. Jadilah guru tangguh
berhati cahaya. Belajarlah dari Rasullullah
yang mempunyai sifat –sifat mulia yaitu sidiq,
tabligh, amanah, dan fathonah. Teruslah berkarya.
Curahan
Hati Peserta Kuliah
Assalamualaikum,
selamat siang Om Jay...
Maaf
mengganggu waktunya, saya cuma mau menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada Om Jay yang secara tidak langsung telah memberikan
motivasi yang luar biasa kepada saya untuk mengungkapkan ide yang dimiliki
melalui tulisan.
Berkat
motivasi yang senantiasa Om Jay berikan kepada saya dan teman-teman dalam Group
menulis saya memberanikan diri untuk menuangkan ide yang bertahun terpendam
menjadi sebuah tulisan yang Alhamdulillah sudah menjadi sebuah buku. Sungguh
luar biasa rasanya melihat tulisan kita berwujud sebuah buku, dan lebih luar
biasa lagi saat dikirimi foto buku saya yang masih belum ada apa-apanya berada
tepat di samping buku seorang penulis terkenal seperti Om Jay. (Agak lebay saya
mungkin ya Om Jay), tapi memang seperti ini lah yang saya rasa begitu melihat
buku pertama saya yang insya Allah akan saya jadikan awal untuk lebih semangat
lagi menghasilkan karya-karya berikutnya.
Sekali
lagi terimakasih Om Jay, terimakasih untuk motivasinya selama ini, semoga Om
Jay selalu diberi rahmat kesehatan dan kesempatan untuk senantiasa terus
berbagi semangat, berbagi ilmu dan berbagi kebaikan untuk semua.
“
Aamiin Ya Robbal Alamiin, kesuksesan seorang guru adalah bila muridnya
bisa lebih pandai dari gurunya, “ pungkas Om Jay mengakhiri materinya. Jangan
tunda suksesmu, hanya karena pernah mengalami kegagalan di awal, itulah inti
dari pertemuan kali ini.
Gunungkidul,
15 Mei 2020
**
Kegagalan adalah awal menuju ke berhasil lan maka menulis lah setiap hari ok
BalasHapusIYA BU FATIM ,,THANKS..TIADA HARI TANPA MENULIS
HapusSemangat menggapai mimpi.. Gagal adl sukses yg tertunda..
BalasHapusSEMANGAT TERUS MABK ATIK AGAR MIMPI DAPAT TERGAPAI
HapusJatuh bangun adalah roda kehidupan, jangan pernah menyerah. dan jangan lupa kunjungi blog saya dan berikan komentar Tks.
BalasHapushttps://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2218605635203927585#allposts/postNum=23
IYA PAK RUSMIN TERIMA KASIH, SEMANGATNYA. JANGAN PERNAH SURUT LANGKAH KITA UNTUK TERUS BERKARYA. SAYA AKAN BERKUNJUNG
Hapusmenginspirasi
BalasHapusKegagalan adalah pengalaman yg bisa dijadikan pelajaran utk menjadi lebih baik. Terus menulis setiap hari
BalasHapusKEGAGALAN ADALAH GURU TERBAIK. Saya gagal di gelombang 8. Tapi saya bisa unjuk gigi di gelombang 12. Intinya tetap semangat dan konsisten menulis. Insyaallah tulisan kita indah pada waktunya. Aminn
Hapus