OLEH : ENI SETYOWATI, S.Pd.
(Disarikan dari Materi 31 Kuliah Belajar Menulis Online
Gelombang 8)
Narasumber : BUDIMAN
HAKIM
Sebait puisi untuk Om Jay
Om
Jay memberitahu kalau akan ada tambahan materi dari Pak Budiman Hakim atau yang
biasa disapa Om Bud, dengan materi “Menulis
Storry Telling” yang akan dipandu oleh Mr.Bams. Setelah itu Om Jay memohon
ijin untuk menutup dulu WA group untuk penyampaian materi dari Om bud.
Dari beberapa
komentar anggota grup gelombang 8 ini, ada rangkaian kalimat yang berpadu
menjadi sebait puisi yang indah untuk Om Jay berikut :
Tak
pernah mengeluh, untuk membahagiakan yang lain,
Walau
harus bertemu panas.
Ia
rela berkorban demi orang banyak
Tak
hanya pengorbanan tapi kesetiaan.
Pengorbanan
dan kesetiannya,
akan
membuahkan hasil yang sangat menakjubkan
Mudah
mudahan kita bisa menjadi keluarga penulis
Inilah
salah satu ciri khas group 8
Penuh
canda dan tawa namun siap menulis
terima
kasih Om Jay…
Pengalaman Om Bud tentang Dongeng
Sewaktu
kecil kita semua pasti pernah didongengkan oleh orang tua kita atau kakek nenek
kita. Pengalaman Om Bud bahwa pernah suatu hari disaat mengajar di Laku Kopi Bintaro. Salah satu
pesertanya ada yang berusia 70 tahun. Ibu ini mengaku dia sering didongengkan.
Hebatnya ibu ini masih ingat cerita si Kancil yang dibacakan orangtuanya waktu
dia berusia 5 tahun.Coba bayangkan! Ibu itu usianya 70 tahun dan masih bisa
mengingat dongeng yang dia dengar 65 tahun yang lalu. Ck…ck…ck… Luar biasa kan?Dan ternyata ini tidak hanya
terjadi pada ibu itu, tapi dialami oleh
banyak sekali orang di dunia.
Hal
inilah yang membuat pakar-pakar marketing berpikir, “Kalo iya sebuah cerita mampu menanamkan pesan
sedemikian dahsyat, kenapa cara mendongeng tidak dijadikan saja sekalian
sebagai strategi marketing?”
Setelah
ditelaah lebih mendalam oleh Om Bud, ternyata cara menyampaikan pesan melalui
cerita memang adalah cara yang terbaik. Kenapa? Karena, ternyata, bercerita
adalah juga cara Tuhan dalam menyampaikan pesan pada umatnya. Dan ini bisa kita
lihat dan buktikan dalam semua kitab suci agama apapun banyak berkisah tentang
Nabi-Nabi dalam menerima wahyu dari Tuhan untuk disampaikan kepada umat-Nya.
Selanjutya
Om Bud memperlihat sebuah video untuk dilihat oleh semua peserta grup gelombang
8 .Dari melihat video tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa story telling mempunyai karakteristik
atau ciri-ciri tertentu.
Ciri-Ciri
Sebuah Storytelling
1. Kekuatannya ada
pada cerita. Brand sering muncul
belakangan.
2. Kalaupun brand
muncul di depan kehadirannya menjadi bagian dari cerita itu
sehingga tetap tidak terlalu terasa bahwa
itu adalah iklan.
3. Brand terlihat
muncul pelan seakan tak terasa, tapi sebenarnya kehadirannya kuat.
4. Brand
diperlakukan secara netral dan tidak sebagai hero.
5. Nuansa iklannya
hampir tidak terasa.
6. SURPRISENYA TINGGI sehingga orang mau
nge-share/memberitakan kepada orang
lain.
Berbagai
Macam Cara Orang Berjualan
Sebelum
membahas lebih jauh tentang storytelling, ada baiknya memetakan dan mempelajari
macam-macam cara orang berjualan yang sering dilakukan orang dan ini akan
menjadi dasar tentang menulis storytelling agar dapat memikat pembaca atau
pendengar maupun penikmat dongeng.
1. ROUGH SELLING
Cara
berjualan dengan cara kasar dan menyakiti hati konsumennya.
Misalnya
produk MLM. Mereka mengundang orang untuk datang ke suatu tempat cuma memberi
tahu bahwa ada prospek bisnis. Ternyata
ketika kita datang ke rumahnya, ternyata mereka jualan.Begitu juga yang terjadi
pada orang yang jualan asuransi. Seringkali salesgirlnya berjualan dengan cara
yang memaksa sehingga membuat kita menjadi
kesal dan marah. Cara berjualan seperti ini biasanya membuat orang menjadi
tidak bersimpati pada brand kita.
2. HARD SELLING
Hard
selling adalah cara berjualan dengan cara berteriak-teriak seperti tukang obat.
Yang diteriakkan
biasanya semua tentang kehebatan dan semua benefit yang ada di brandnya. Cara
berjualan seperti ini biasanya sulit untuk dipercaya karena janjinya too good to be true.
3. SOFT SELLING
Cara
berjualan secara halus dengan tone and manner yang elegan.
Meskipun
caranya halus, orang tentu saja tau bahwa itu iklan. Cara berjualan seperti ini
mungkin menyenangkan calon konsumen tapi karena tahu bahwa itu iklan, mereka
sering enggan untuk nge-share.
Because I’ve known you all my life
Because a red Rudge bicycle once made me
the happiest boy on the street
Because you let me play cricket on the lawn
Because you used to dance in the kitchen
with a tea-towel round your waist
Because your cheque book was always busy on
my behalf
Because our house was always full of book
and laughter
Because of countless Saturday morning you
gave up to watch a small boy play rugby
Because you never expected too much of me
or let me get away with too little
Because of all nights you sat working at
your desk while I lay sleeping in my bed
Because you never embarrassed me by talking
about the birds and the bees
Because I know there’s a faded newspaper
clipping in your wallet about my scholarship
Because you always made me polish the heels
of my shoes as brightly as the toes
Because you’ve remembered my birthday 38
times out of 38
Because you still hug me when we met
Because you still buy my mother flowers
Because you’ve more than your fair share of
grey hairs and I know who helped put them there
Because you’re marvelous grandfather
Because you made my wife feel one of the
family
Because you wanted to go to McDonalds the
last time I bought you lunch
Because you’ve always been there when I
need you
Because you let me make my own mistakes and
never said “I told you”
Because you still pretend you only need
glasses for reading
Because I don’t say thank you as often as I should
Because it’s father’s day.
Because if you don’t deserve Chivas Regal,
who does?
4. COVERT SELLING
Covert
Selling adalah cara beriklan dengan cara menyembunyikan brandnya.
Orang
tidak tahu dan tidak merasa bahwa itu iklan. Cara berjualan seperti ini
biasanya tidak disukai oleh Team Marketing.
Kenapa demikian? Karena mereka merasa apa gunanya membayar mahal-mahal
kalau brandnya disembunyikan? Mereka tidak tahu bahwa covert selling adalah cara yang paling ampuh
untuk mendapatkan share. Orang merasa tidak keberatan nge-share karena merasa
itu bukan iklan.
Posisi Storytelling
Storytelling ada di antara
soft selling dan covert selling. Storytelling ada di irisan antara soft selling
dan covert selling. Diharapkan sebuah storytelling, komunikasinya bisa halus
dan elegan seperti soft selling tapi juga sekaligus mampu mendapatkan share
sebanyak mungkin seperti covert selling.
Contoh bentuk-bentuk story
telling
Ø STORYTELLING DALAM TEKS
PUYUNGHAY SIALAN
Habis benerin NOTE-5 di North bridge PIM
saya mampir ke bakmi GM kangen sama Puyunghay yg menurut saya memang nomer satu
di dunia.Saya order sepiring nasi goreng dan seporsi Puyunghay.Sambil menunggu
puyunghay tiba saya foto2 nasi goreng sepuasnya. Takut keburu dingin saya makan
nasi goreng dikit-dikit sambil nunggu puyunghay.Sialnya sampai nasi goreng
habis Puyunghay sialan itu belum juga tiba. Lalu saya pakai jurus pamungkas yg
selalu berhasil. Saya panggil waiter lalu saya bilang "Order Puyunghay
saya batalkan, saya minta uang kembali"
Lalu saya dengar ribut-ribut dari arah
dapur dan sekejap kemudian Puyunghaysialan itu terhidang."Bungkus"
kata saya setengah membentak. 2 menit kemudian saya keluar dari resto bakmi GM
menenteng bungkusan Puyunghay sialan itu.
Kalau puyunghay ini rasanya sedang-sedang
saja barangkali saya sudah kapok balik dan bakmi GM saya masukkan ke Brand
Hell.
Sayangnya puyunghai bakmi GM memang enak
tenan. Sialaaaan!
Oleh: Subiakto Priosoedarsono
Ø STORYTELLING DALAM BENTUK IMAGE
Seperti
dalam tayangan iklan berikut. Dari iklan
tersebut hanya mengandalkan gambar yang bercerita. Tidak ada satu huruf pun di
sana kecuali kata-kata d
alam sachet.
alam sachet.
MEMASARKAN PRODUK ATAU BRAND DI SOCIAL MEDIA.
BRAND adalah apa
yang orang CERITAKAN tentang kita. Jadi, apapun bisnis kita, konsumen harus
mempunyai pengalaman unik untuk diCERITAkan pada komunitasnya. Bagaimana kalau
ternyata produk kita tergolong generik?Setelah dipikir-pikir ternyata brand
kita tidak ada bedanya dengan brand kompetitor. Repot juga, kan?Kalau itu yang
terjadi maka KITA PERLU MENCIPTAKAN
SESUATU sehingga konsumen tetap mempunyai pengalaman yang menarik UNTUK DICERITAKAN. Caranya bagaimana?
Simak cerita berikut :
Saya punya temen namanya Iwan SJP.
Dia pergi ke Starbucks mengajak seorang temennya
bernama Abigail.
Seperti kita ketahui, setiap kali kita memesan kopi,
baristanya akan menanyakan nama pembeli lalu mereka tuliskan di atas cup kopi
kita.
Nah, masalahnya, Barista tersebut salah menuliskan
spellingnya.
Iwan kecewa berat, 'Perusahaan multinasional kok bisa
salah menuliskan ejaan?'
Karena kesal Iwan SJP memotret cup bertuliskan nama yg
salah tersebut dan mempostingnya di FB.
Kenapa kok bisa begitu, ya? Nah, ini yang kocak!
Iwan tidak mengetahui bahwa Barista tersebut ternyata
menulis dengan ejaan yang salah secara sengaja.
Starbucks sedang memberi konsumennya bahan untuk
diceritakan.
Tanpa disadari orang yang terjebak itu telah menjadi
brand ambassador gratisan.
Om
Bud menambahkan lagi satu hal yang perlu dicatat bahwa di era digital, orang
tidak takut melakukan hal yang cenderung negatif dalam berkomunikasi. Karena
menurut mereka mendapat liputan itu jauh lebih penting dari nama baik. Dan
strategi itu sudah sangat biasa dilakukan oleh orang-orang di seluruh dunia baik itu artis atau politisi.
Seperti dalam video
tadi, Sang Barista tanpa merasa bersalah mengatakan, "I am fucking with you." Sebuah ungkapan yang sangat tabu dalam
dunia periklanan dan branding sebelum jaman digital. Digital telah
memporaporandakan tata nilai, norma sampai ke dalam bahasa.
Seorang temen pernah berkata, “Gak usah
heran, Om Bud, Starbucks mah duitnya banyak. Jadi mereka bisa dengan mudah
membayar orang pinter untuk membuat strategi marketing seperti itu. Orang
Indonesia mah jangan diharepin. Boro-boro membuat strategi seperti itu,
kepikiran aja kagak.”
Ternyata omongan
temen Om Bud salah besar. Karena Om Bud menemukan
bahwa banyak sekali orang-orang lokal yang membuat strategi jenius dan tidak
kalah sama strategi Starbucks di atas. Dan hebatnya mereka adalah
pebisnis-pebisnis skala kecil dan menengah yang tersebar di seluruh penjuru
tanah air. Contoh pebisnis-pebisnis skala kecil dan menengah di antaranya
sebagai berikut :
Ø SOTO GEBRAK
Tapi hal
tersebut tetap membuat hati ingin menceritakan pengalaman makan di Soto Gebrak.
Kenapa?Ketika kita memesan soto, maka kokinya akan membanting botol kecap ke
atas kayu yang dilapis seng. Setiap kali botol digebrakkan ke meja maka akan
terdengar suara yang sangat memekakkan telinga. Lucu dan unik.
Setiap
kali temen Om Bud mengajak makan siang, Om Bud sering banget mengajak mereka makan
di sana, terutama yang belum pernah ke tempat itu. Kenapa Om Bud mengajak mereka
kesana padahal makanannya tidak begitu enak? Karena Om Bud ingin mereka kaget
seperti yang pernah Om Bud alami pertama kali. Sehingga Om Bud mempunyai sesuatu untuk diceritakan.
Jadi kesimpulannya
bahwa pemilik soto gebrak ini menyadari
bahwa rasa sotonya tidak cukup kuat untuk diceritakan oleh konsumennya. Karena
itu dia menciptakan gimik dan merekayasa sesuatu supaya konsumennya punya
pengalaman untuk diceritakan. Artinya, owner
soto gebrak ini secara intuisi telah menciptakan strategi marketing keren yang
tidak kalah seperti yang dilakukan oleh perusahaan multinasional sekelas
Starbucks.
Ø SIOMAY PINK
Rasa Siomaynya
biasa-biasa saja seperti siomay pada
umumnya. Yang berwarna pink adalah benda-benda lain di luar siomay. Dulu penjual
siomay pink sering berjualan di Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta pada saat car free day. Biasanya penjualnya suka mangkal di Setia Budi atau di Bundaran
HI. Waktu itu Om Bud sering pergi ke Car
Free Day bersama anak-anak dan isterinya. Supaya keluarga mereka tidak terpisah, biasanya mereka menetapkan Siomay PINK sebagai meeting point. Keluarga Om Bud sering
makan di sana dan rasanya membuat mereka tidak puas. Namun penjual siomay pink
menjadi meeting point keluarga Om Bud, sehingga akan tetap mengunjungi dan
membeli siomay untuk menyenangkan hatinya.
Akhirnya
Om Bud mendapat cerita lain tentang penjual siomay pink tersebut. Namanya Bapak
Sriyono asli dari Klaten.Warna Pink adalah warna favorit anaknya Nama anaknya
adalah Peksi Safira Miradalita. Pak Sriyono bercerai dengan istrinya ketika
Peksi baru berusia 3,5 tahun.Dan tragisnya, Pak Sriyono tidak diizinkan untuk
bertemu dengan anaknya itu. Nah dari situ ada
sebuah cerita lagi yang membuat hati menjadi tersentuh ketika mendengar
kisah hidup penjual siomay pink. Sejak itu, setiap kali pergi ke Car Free Day, Om
Bud selalu makan siomay Pink dan membeli
yang banyak. Dan Om Bud bilang bahwa “ SAYA KE SANA KARENA CERITANYA “. Dan pengaruh sebuah CERITA sungguh luar biasa
untuk mengubah pola pikir dan kehidupan kita.
Beberapa Pertanyaan Peserta
Apakah
melakukan hal negatif kemudian disorot media adalah hal lumrah dalam
menjalankan strategi bisnis? Mengapa demikian? Kemudian dari penjelasan Om Bud,
dapat kita menarik kesimpulan bahwa kita
dapat menceritakan sesuatu dari yang
kita lihat walaupun itu tidak ada keterangan apapun, apakah ini termasuk dalam menemukan informasi yang
tersirat? Dengan kata lain, apakah ini yang disebut market dalam bentuk
merangkai cerita untuk sebuah eksistensi, tanpa peduli akan adanya
"kegaduhan"?
Om Bud menjawab bahwa digital memang telah
melakukan disruption luar biasa. Semua peradaban berubah. Suka tidak suka kita
harus menerimanya.Misalnya Fadli Zon, Fahri Hamzah dan Rocky Gerung. Mereka sengaja
menempatkan diri sebagai tokoh antagonis. Karena mereka tahu setiap talkshow
politik, pasti formatnya sama. Dua kubu diadu untuk berargumentasi. Ketiga
orang tersebut memilih sisi antagonis karena sisi protagonis terlalu banyak
pesaing. Dan ternyata strategi mereka tepat. Mereka jadi langganan ILC dan
talkshow-talkshow selalu mengundang mereka. Begitulah yang terjadi di sosial
media.
Jadi
pointnya adalah di dunia digital bukan tentang positif atau negatif. Tapi yang
penting mendapat liputan (Exposure) sebanyak mungkin.Cara ini sudah lama
dilakukan oleh Syahrini. Dia sering membuat video norak seperti maju mundur
maju mundur. Itu video sengaja dibuat untuk memancing netizen agar membully
Syahrini. Jadi dibully pun tidak masalah. Yang penting exposure. Coba lihat
tweet-tweetnya ketiga orang di atas. Lihat komen-komen yang ada. 75% isinya
bully-an semua. Apakah ketiga orang itu terganggu? Justru mereka bersyukur
merasa pancingannya dimakan umpan.
Pokoknya
pointnya sederhana: Bagaimana mendapatkan exposure sebanyak mungkin. Kata
kuncinya ecposur.Makanya ada kata
bijak yang bilang, "Popularitas
seseorang di sosial media dapat diukur dari seberapa banyak haters yang
dimilikinya." Semakin banyak, Semakin kesohor.Kalau di traditional
media seperti TV, radio dan koran pasti ada. Selain dari medianya sendiri,
iklan TV juga harus lolos sensor dari BSF. Kalau di digital tidak ada sensor
sama sekali.
Sebelum
menutup materinya karena harus mempersiapkan untuk berbuka puasa pesan Om Bud
yaitu “ Sering-seringlah berselancar di
sosial media. Lalu pelajari segala seluk beluk di sana. Tapi hati-hati, jangan
terpengaruh sama konten hoax dan fitnah. Sosial media itu seperti pisau. Bahaya
atau tidaknya tergantung bagaimana kita menggunakannya. Selamat berbuka puasa.
Semoga Tuhan semakin sayang sama kita semua ,”pungkas Om Bud mengakhiri.
Gunungkidul, 12 Mei 2020
**
Bagus juga bu eny..komptit...
BalasHapusKomplit mba Eni, pemateri kita keren2 and expert y,. semangat. .
BalasHapuskeren bu..
BalasHapushttps://wijiindayat.blogspot.com/2020/05/resume-kelas-menulis-online-bersama.html
Alhamdulillah sudah luar biasa, teruslah menulis
BalasHapus