Jumat, 03 April 2020

SEPENGGAL CERITA" KUCINGKU "


            


         Pak Jay, kupanggil beliau begitu, walau sebutan tenarnya “ Om Jay “ yang bernama lengkap Wijaya Kusumah. Beliau begitu baik hati dan tanpa kenal lelah selalu mendorong untuk terus berkarya. Setiap kesempatan beliau selalu mengajak kita untuk mengasah imajinasi kita. Tanpa rasa lelah , tanpa rasa putus asa untuk terus menggoreskan pena, menata kata merangkai kalimat menjadi alinea-alinea yang bermakna. Pak Jay atau Om Jay kembali mengirimkan sebuah photogrid  tentang empat ekor kucing dengan warna senada, hitam, coklat, agak pirang dan menjadi  rangkaian warna yang begitu indah dari Sang Maha Pencipta. Keempat kucing dengan pose gaya yang berbeda yang membuat kita sejenak melirikkan mata padanya dengan senyum penuh makna.
            Akhirnya , aku tergerak juga untuk menunjukkan dua ekor kucingku ke mata dunia walau hanya lewat maya. Dua ekor kucingku dengan dua warna yang berbeda. Namun keduanya adalah saudara, yang dilahirkan oleh induk yang sama. Kuberi nama Pusi dan Pusa. Kedua kucingku itu senantiasa ceria , lari ke sana sini , bercengkerama dengan segala tingkah polahnya yang membuat tertawa bahagia. Sepertinya kedua kucingku itu tiada pernah ada rasa duka dan nestapa dalam hidupnya.  Setiap hari selalu bersama , melewati hari-hari penuh cinta .
            Namun di suatu ketika, sampai hari menjelang senja, kucing yang merah Si Pusa tak kunjung tiba. Bahkan sampai tengah malam gulita, tak ada tanda-tanda Pusa akan kembali dengan segala kelucuannya. Kusimpan rasa cemas yang menyesak dada  karena aku sudah terbiasa dan menyayanginya seperti anggota keluarga. Pikiranku terus mengembara, tanpa kusadari aku terlena juga ketika rasa kantuk mulai menerpa mata.
            Dan akhirnya, saat pagi masih buta, aku sudah terjaga ketika adzan Subuh selesai bergema. Kembali kutengok lewat jendela, yang biasanya Pusa selalu pulang pergi lewat di atasnya. Dan , astaga. Aku terpana. Kutatap dengan rasa hampir tak percaya. Di bawah pohon kenanga yang tengah berbunga penuh aroma, Pusa tergeletak tiada berdaya. Buru-buru aku lari mendapatinya. Namun ternyata Pusa sudah tak bernyawa. Innalillahi wa inna illahi rojiun. Akhirnya kugali tanah dengan semampunya. Kukubur jasad Pusa yang pergi untuk selamanya. Kubuat sebuah pusara untuk kucing tercinta di bawah pohon kenanga.
            “ Selamat jalan Pusa, semoga kamu bahagia kembali kepada Sang Pencipta, ucapku lirih dengan berlinang air mata duka.
                                                                                                                                                                        Gunungkidul, 3 April 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUNGA RENGGANIS, MANIS

  BUNGA RENGGANIS, MANIS oleh : Enis Bunga rengganis ?? Apakah betul tanaman ini namanya bunga rengganis? Nama rengganis dari tanaman ini di...