OLEH : ENI SETYOWATI,
S.Pd.
(
Resume Materi ke-10 Kuliah Belajar Menulis Online Gelombang 8 )
Oleh
: Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit,
Profil
tentang Profesor Eko Indrajit
Richardus Eko Indrajit
merupakan pakar teknologi yang berbakat. Tak hanya sebagai pakar, narasumber
berbagai seminar, ia juga seorang akademisi sekaligus penulis puluhan judul
buku dan ratusan jurnal ilmiah yang telah dipublikasikan tingkat nasional
maupun internasional.
Lahir di Jakarta, 24 Januari 1969, pria yang akrab disapa Richard ini memulai karir di dunia teknologi sejak duduk di bangku kuliah. Menuntaskan pendidikan di ITS, seolah haus akan ilmu, ia kemudian melanjutkan pendidikan di berbagai macam universitas seperti Harvard University, University of the City of Manyla, Maastricht School of Management, Leicester University, dan London School of Public Relations.
Sekembalinya dari luar negeri, ayah dari tiga anak ini sempat bekerja di sebuah perusahaan multinasional seperti Price Waterhouse, Prosys Bangun Nusantara, Renaissance Indonesia, Jakarta Consulting Group, Soedarpo Informatika Enterprise, dan IndoConsult Utama. Namun, ia lantas memutuskan keluar untuk mendirikan sebuah perusahaan konsultan teknologi informasi independen yang membantu banyak perusahaan baik swasta maupun pemerintahan.
Dia aktif pula membantu pemerintah dalam sejumlah penugasan. Dimulai dari penunjukan sebagai Widya Iswara Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), yang diikuti dengan berperan sebagai Staf Khusus Bidang Teknologi Informasi Sekretaris Jendral Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Staf Khusus Balitbang Departemen Komunikasi dan Informatika, Staf Khusus Bidang Teknologi Informasi Badan Narkotika Nasional, dan Konsultan Ahli Direktorat Teknologi Informasi dan Unit Khusus Manajemen Informasi Bank Indonesia.
Saat ini ditunjuk oleh pemerintah Republik Indonesia untuk menakhodai institusi pengawas internet Indonesia ID-SIRTII (Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure) dan menjadi anggota aktif dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Dewan Riset Nasional (DRN), dan Dewan Pendidikan Tinggi (DPT).
Selain aktif sebagai konsultan teknologi informasi, suami dari Elisabeth Dhany Retno Putri ini juga menjadi akademisi di beberapa universitas; Universitas Indonesia, Universitas Katolik Atmajaya, Bina Nusantara University, Curtin University of Technology, Universitas Trisakti, Edith Cowan University, dan IPMI-Monash University. Tak hanya pandai di bidang pendidikan serta profesional, Richard juga pandai dalam organisasi.
Kini, ia menjabat sebagai Presiden Association of Higher Learning Institution in Computing and Information Technology Studies dimana ia memimpin lebih dari 700 universitas dan 1.500 program studi di seluruh Indonesia dan President of International Association of Software Architect.
Seolah tak pernah padam semangatnya, Richard juga telah banyak menelurkan karyanya. Tercatat lebih dari tiga puluh judul buku dan ratusan jurnal yang telah dipublikasikan baik nasional maupun internasional.
Riset dan analisa oleh Atiqoh Hasan.
Lahir di Jakarta, 24 Januari 1969, pria yang akrab disapa Richard ini memulai karir di dunia teknologi sejak duduk di bangku kuliah. Menuntaskan pendidikan di ITS, seolah haus akan ilmu, ia kemudian melanjutkan pendidikan di berbagai macam universitas seperti Harvard University, University of the City of Manyla, Maastricht School of Management, Leicester University, dan London School of Public Relations.
Sekembalinya dari luar negeri, ayah dari tiga anak ini sempat bekerja di sebuah perusahaan multinasional seperti Price Waterhouse, Prosys Bangun Nusantara, Renaissance Indonesia, Jakarta Consulting Group, Soedarpo Informatika Enterprise, dan IndoConsult Utama. Namun, ia lantas memutuskan keluar untuk mendirikan sebuah perusahaan konsultan teknologi informasi independen yang membantu banyak perusahaan baik swasta maupun pemerintahan.
Dia aktif pula membantu pemerintah dalam sejumlah penugasan. Dimulai dari penunjukan sebagai Widya Iswara Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), yang diikuti dengan berperan sebagai Staf Khusus Bidang Teknologi Informasi Sekretaris Jendral Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Staf Khusus Balitbang Departemen Komunikasi dan Informatika, Staf Khusus Bidang Teknologi Informasi Badan Narkotika Nasional, dan Konsultan Ahli Direktorat Teknologi Informasi dan Unit Khusus Manajemen Informasi Bank Indonesia.
Saat ini ditunjuk oleh pemerintah Republik Indonesia untuk menakhodai institusi pengawas internet Indonesia ID-SIRTII (Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure) dan menjadi anggota aktif dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Dewan Riset Nasional (DRN), dan Dewan Pendidikan Tinggi (DPT).
Selain aktif sebagai konsultan teknologi informasi, suami dari Elisabeth Dhany Retno Putri ini juga menjadi akademisi di beberapa universitas; Universitas Indonesia, Universitas Katolik Atmajaya, Bina Nusantara University, Curtin University of Technology, Universitas Trisakti, Edith Cowan University, dan IPMI-Monash University. Tak hanya pandai di bidang pendidikan serta profesional, Richard juga pandai dalam organisasi.
Kini, ia menjabat sebagai Presiden Association of Higher Learning Institution in Computing and Information Technology Studies dimana ia memimpin lebih dari 700 universitas dan 1.500 program studi di seluruh Indonesia dan President of International Association of Software Architect.
Seolah tak pernah padam semangatnya, Richard juga telah banyak menelurkan karyanya. Tercatat lebih dari tiga puluh judul buku dan ratusan jurnal yang telah dipublikasikan baik nasional maupun internasional.
Riset dan analisa oleh Atiqoh Hasan.
PENDIDIKAN
·
Leicester University, Inggris
·
London School of Public Relations, Jakarta
·
Maastricht School of Management, Belanda
·
University of the City of Manyla, Filipina
·
Applied Computer Science Harvard University,
Amerika Serikat
·
Teknik Komputer Institut Teknologi Sepuluh
November, Surabaya
KARIR
·
Konsultan teknologi informasi
·
Penulis
·
Akademisi
·
Guru besar ilmu komputer ABFI Institute Perbanas
Bapak
Wijaya Kusumah, Gurunya Blogger
Indonesia , seperti biasa menyapa peserta kuliah Belajar Menulis Online Gelombang 8
dengan sejuta pesona agar mempersiapkan diri untuk mengikuti materi dengan rasa dan telinga. Hampir semua peserta sudah
siaga menyimak materi dari nara sumber malam ini yaitu Profesor Eko Indrajit
, tanpa harus tatap muka, hanya lewat udara
. Namun tetap satu jiwa dengan semangat yang semakin bergelora untuk terus
berkarya nyata lewat “ goresan-goresan pena “
di alam maya.
Selanjutnya
Mr. Bambs, dipersilahkan oleh Om Jay untuk menjadi moderator kembali . Dengan
segala kepiawaiannya, Mr.Bambs mulai memandu jalannya acara dengan penuh suka
cita. Pertemuan dibagi menjadi dua sesi yaitu 60 menit untuk penyampaian materi
dan 60 menit untuk tanya jawab.
Setelah
dipersilahkan oleh Mr. Bambs. Profesor Eko meminta moderator untuk mengawali
pertemuan dengan menyampaikan pertanyaan, agar perkuliahan menjadi
berwarna alias tidak monoton. Akhirnya
Mr.Bambs dengan sigap segera mengajukan sebuah tanya yang langsung mengena
yaitu “ Apa yang hendak dibagikan kepada peserta kuliah belajar menulis
online dengan tema menarik tentang
menulis buku dalam waktu seminggu, Prof ?”
Akhirnya
Profesor Eko, menyajikan sepenggal kisah perjalanan hidupnya tentang sepak
terjangnya di dunia tulis menulis yang
begitu menggugah hati dan jiwa semua peserta . Dengan rangkaian kata yang
tertata sempurna, menghasilkan makna yang sungguh luar biasa, tersusun menjadi
untaian wacana yang mempesona dan membahana dunia.
Menurut
Profesor Eko, bermula dari pandemi corona yang tengah merajalela di jagat raya
, semua sisi kehidupan harus berubah. Manusia hampir di semua negara di dunia
harus berkarya, bekerja dan belajar dari rumah. Dalam berkarya, bekerja dan
belajar agar membuahkan hasil yang tidak sia-sia, harus diimbangi dengan
stamina tubuh yang harus selalu terjaga agar tidak mudah terserang virus
corona.
Profesor
Eko bercerita bahwa sejak kecil
mempunyai hobi mengajar di sebuah kota terpencil di Dumai, Riau. Saking sukanya
mengajar, Profesor Eko mempunyai motto
hidup “ tiada hari tanpa mengajar”. Dan beliau mengajar untuk menebarkan
kecakapan dan ilmu yang dimiliknya untuk mencerdaskan sesama. Dan hal itu
berlangsung hingga dewasa, hingga kini. Dari semangat mengajarnya yang
menggelegar itu, mengantarkan beliau menjadi seorang dosen dan konsultan.
Sesanti dalam hidup Sang Profesor yaitu
“ mengajar dan berbagi ilmu serta pengalaman sudah menjadi DNA dalam tubuhnya.
Wow, luar biasa.
Menurut Sang Profesor yang selalu giat mengajar,
maka di saat pandemi corona masih
merajalela, ketika tidak ada kesempatan untuk bertatap muka / mengajar di depan kelas, maka stamina akan
menurun. Jika stamina menurun akan gampang tertular virus corona. Akhirnya Sang
Professor menemukan ide untuk mengajar lewat streaming youtube dengan membuat
sebuah cannel youtube dengan nama “ EKOJI CHANNEL” mulai tanggal 20 Maret 2020.
Dalam channel tersebut diadakan seminar
gratis hanya membayar beberapa ribu rupiah untuk menerbitkan sebuah
E-Sertifikat.
Sungguh
menakjubkan. Inovasi dan kreasi dari Sang Profesor meledak. Banyak yang
menonton youtubenya yang pertama dengan tema “ DIGITAL MINDSET “ tersebut. Dan
itu salah satu jalan rezeki bagi Sang Profesor untuk menikmati hasil dari
kepiawaiannya dalam berinovasi. Banyak keuntungan finansiil yang berhasil
diraupnya ,yang tentu saja dimanfaatkan untuk keluarga tercinta. Dan peluang di
tengah pandemi corona ini diambil oleh Sang Profesor dengan berbagi ilmu kepada sesama dengan mengajar sesuai hobinya.
Itulah
sekilas kisah hidup yang penuh spirit dari seorang Indrajit yang namanya kian
melejit lewat seminar-seminar dalam youtube.
Itulah kisah dari seorang profesor besar yang pandai memanfaatkan
peluang di tengah badai corona yang gencar menerjang.
Selain
hobi mengajar, Sang Professor juga mempunyai hobi menulis. Dia menjadi seorang
penulis buku-buku bestseller yang diterbitkan oleh penerbit Elekmedia
Komputindo. Dan untuk mempromosikan buku-bukunya beliau juga bekerjasama dengan penerbit buku
Andi di Yogyakarta.
Hobi
menulisnya yang kini digelutinya bermula dari kisahnya sewaktu kuliah yang saat
itu tengah krisis ekonomi pada tahun 1998. Waktu itu untuk membeli buku biayanya mahal,
maka semua tugas-tugas kuliah S2 nya ditulis. Dari hasil menulis / meringkas
buku-buku sumber materi kuliahnya tersebut akhirnya terbitlah sebuah buku
berjudul RINGKASAN yang berasal dari 50 judul buku berbahasa Inggris. Hal itu
juga yang membuatnya ketagihan mengajar dan menulis , khususnya tentang bunga
rampai.
Berawal
dari ketagihannya menulis tersebut , sampai-sampai Sang Profesor tidak dapat
tidur sebelum menulis minimal satu halaman / satu lembar setiap malamnya. Puluhan
tulisannya berupa artikel-artikel , bunga rampai dan lain-lain dibagikannya
secara gratis dalam bentuk buku-buku. Tulisan-tulisan beliau dapat dilihat dan
dibaca di situs academia, situs eko.id, dan lain-lain.
Tema
menarik yang disampaikannnya tentang menulis buku dalam waktu yang relative
singkat tersebut , tentu saja mengundang
sejuta rasa penasaran dari para peserta Kuliah Belajar Menulis Online. Dan pertanyaan-pertanyaan
yang disampaikan moderator, Mr. Bams, dijawab satu persatu dengan jelas dan
jitu . Menurut Profesor Eko Indrajit, jurus jitu untuk menulis buku dalam kurun
waktu lebih kurang satu minggu adalah sebagai berikut :
1. Kita
harus mendisrupsi diri sendiri, maksudnya kita harus benar-benar mampu dan mau
memaksakan diri kita untuk mulai menulis dengan menghilangkan rasa malas,
menganggap bahwa menulis itu PENTING
dan GENTING yang harus segera
dilakukan, dan langkah- langkah nyata
untuk mulai menuangkan imajinasi.
2. Kita
menerapkan rumus 5W 1 H . terutama untuk
penulis pemula yang ingin belajar menulis , yang terdiri dari :
a. What
( apa ) tema “Digital Mindset “ , contoh : APA yang dimaksud dengan digital
mindset ?
b. Why
( Mengapa ) , contoh : Mengapa digital mindset dibutuhkan ?
c. Who
( Siapa ), contoh : Siapa yang harus berubah mindsetnya ?
d. Where
( Dimana ) , contoh : Dimana digital mindset harus diterapkan ?
e. When
( Kapan ) , contoh : Kapan digital mindset diterapkan?
f. How
( Bagimana ) , contoh : Bagaimana cara menerapkan Digital Mindset ?
3. Manfaatkan
waktu luang.
Sekarang sudah ada
internet, maka lakukan kombinasi dalam menjalani kegiatan menulis . misal :
Hari Sabtu dan Minggu digunakan untuk menulis karena hari libur , tidak bekerja
di luar rumah. Kemudian hari Senin – Jumat sebagai youtuber, karena buku dan
youtuber adalah merupakan MARKETING BROCHURE atau MARKETING TOOLS, dimana
orang-orang akan mengenal kita. Orang akan melirik kita, kemudian akan
mengundang kita untuk menjadi nara sumber / pembicara, dan itu membuka peluang
untuk menghasilkan uang dan akan bermanfaat untuk mencukupi kehidupan keluarga .
4. Tanamkan
motivasi yang tinggi dalam diri .
Tancapkan, tanamkan
motivasi/ dorongan yang kuat dalam diri sendiri tentang kecepatan menulis ,
agar apa yang kita cita-citakan , yang kita impikan dapat tercapai. Jika Anda
menyenangi sesuatu, pasti akan lebih banyak memberikan / mengalokasikan waktu
untuk yang Anda senangi bukan ? Begitu juga dengan menulis, jika Anda menyukai
dunia tulis menulis pasti juga akan lebih banyak waktu yang dihabiskan untuk
menulis.
5. Ambil
peluang yang ada di depan mata.
Jangan ditunda lagi
untuk menulis. Jangan banyak berteori . tetapi segera tulis sebelum ide hilang
dan kesempatan / peluang melayang. Selama pandemi corona adalah momen yang
tepat karena banyak waktu yang dapat kita alokasikan untuk menulis.
Untuk menggugah
semangat peserta, Profesor kembali mengobarkan semangat dengan memberikan
tantangan dan peluang untuk menulis buku dalam seminggu, yang nantinya buku
yang diterbitkan akan ber ISBN. Wow, suntikan spirit yang semakin mengobarkan
bara api kepenulisan kita semua untuk segera berkarya.
6. Tinggalkan
warisan / legacy untuk anak cucu kita
Menurut Profesor Eko
Indrajit, bahwa dengan menulis kita akan merekam jejak kita, sehingga akan ada
legacy atau warisan yang dapat kita tinggalkan untuk keturunan kita berupa
tulisan-tulisan / buku-buku kita. Tulisan-tulisan kita akan tercatat dalam
internet dan akan abadi sepanjang masa. Dan itulah cara kita untuk dapat hidup
1000 tahun lagi, dengan tulisan-tulisan kita yang akan tetap dikenang dan dimanfaatkan
, dibaca oleh generasi mendatang.
7. Tulislah
dan pilihlah yang Anda SUKAI dan KUASAI.
Dalam menulis, pilihlah
tema / topik/ permasalahan / hal yang Anda sukai dan yang anda kuasai.
Menulislah dengan menerapkan rumus 5W1H, agar lebih mudah menyelesaikan tulisan
kita. Waktu seminggu buatlah 25 halaman, TIDAK BOLEH LEBIH, maka Anda cenderung
akan fokus untuk menulis.
Selanjutnya
menurut Profesor Eko Indrajit, bahwa setelah pandemi korona mereda
akan ada perubahan besar-besaran
dalam sistem pendidikan , karena semakin banyaknya teknologi yang digunakan
dalam kegiatan belajar mengajar. Dan ternyata kita belajar E-Learning bukan
karena memanfaatkan peluang tetapi
karena terdesak adanya pandemi korona.
Untuk
penulis pemula, atau yang baru mau memulai untuk menulis biasanya menyampaikan
tulisan-tulisan yang sifatnya deskriptif / penggambaran dulu. Kemudian
ditingkatkan ke bentuk / jenis penulisan yang sifatnya eksploratif, komparatif, argumentative,
persuasive, dan lain-lain.
Kemudian
Profesor Eko dalam menanggapi pertanyaan dari peserta yang menanyakan tentang tingkat
kesulitan antara menjadi editor dan
penulis, beliau menjawab dengan jelas. Menurutnya editor lebih sulit dari penulis karena yang diedit
tidak sekedar bahasanya, tetapi yang penting pesan-pesan yang ingin disampaikan
ke pembaca / audien / targetnya itu harus efektif dan efisien. Seorang editor
juga harus menguasai ilmu bahasa / linguistic, kompetensi psikologis,
kompetensi pedagogik ( untuk buku-buku pendidikan ), dan komunikasi ,dan pendekatan
interdisipliner.
Menulis
adalah cara kita menyampaikan buah pikiran lewat tulisan. Semua tulisan adalah
baik. Karena dilakukan dari hati. Tulislah semua yang ada di kepala kita.
Jangan takut untuk menulis. Kualitas menulis itu ditentukan oleh pembacanya.
Kualitas menulis itu masalah jam terbang. Nanti lama-lama tulisan kita akan
bagus sendiri.
Jaman
sekarang, tulisan tidak perlu dikoordinir. Masukan saja ke internet, maka nanti
akan terkoordinir sendiri, karena di dunia maya berlaku data yang unstructured
dibandingkan dengan structured. Menulis di blog adalah salah satu cara terbaik
untuk berekspresi lewat tulisan.
Hal-hal
yang perlu diketahui seputar menulis
adalah :
- Menulis itu menurut saya, bukan menurut orang
lain. Artinya bahwa kita menulis itu berdasarkan ide, ungkapan yang ada di hati
kita.
- Buatlah
tulisan yang tidak membuat orang lain
sedih jadi tulisan kita menyampaikan hal-hal yang baik saja.
- Jangan
menuliskan hal-hal yang buruk karena akan mendatangkan energi negative dan akan
mengganggu kehidupan masa kini dan masa mendatang .
- Trik
agar tidak buntu dalam menulis yaitu ketika ide kita sedang muncul dan sedang menggebu-gebu maka
tulislah sampai tuntas.
- Trik
agar kita bisa membgai waktu untuk menulis karena tugas-tugas banyak yaitu
jangan waktu yang mengatur kita, tapi kitalah yang mengatur waktu. Paling tidak
kita harus mengalokasikan waktu Sabtu – Minggu seharian untuk menulis.
- Buatlah
skala prioritas, tentang kegiatan-kegiatan kita yang mana yang harus
didahulukan.
- Baik
tidaknya menilai sebuah tulisan buku adalah sederhana saja yaitu kepuasaan
pembacanya. Karena pembaca yang puas akan merefer ke orang lain. Akibatnya
buku kita akan habis dibeli orang dan akan dicetak lagi. Intinya bahwa setiap
buku mempunyai target audiens yang ingin diraih.
Profesor
Eko menambahkan bahwa ilmu yang beliau miliki
adalah open source artinya siapa saja boleh menikmatinya, namun agar anda terbiasa pakailah istilah attribution artinya langsung anda sebutkan dari mana
ide tulisan tersebut diambil, dan itu adalah termasuk etika dalam pengutipan
sebuah tulisan.
Ada
sebuah pertanyaan lagi dari peserta kuliah yaitu tentang prediksi arah
pembelajaran masa depan yang sesuai dengan kultur masyarakat Indonesia yang masih
kurang minat dalam membaca adalah bahwa semua akan lari ke blended learning,
dimana antara model pembelajaran formal, informal dan nonformal akan menjadi
satu yang difasilitasi dengan teknologi informasi.
Profesor
Eko ketika menjawab pertanyaan rahasia mengapa tulisannya baik dan banyak
diminati orang , beliau berkisah tentang pengalamannya ketika memulai menjadi
seorang penulis. Menurutnya “ Anda bisa menulis jauh lebih baik dari saya.
Soalnya Anda ada yang mengajari dan mendampingi. Ada pepatah menyatakan “ ala
bisa karena biasa. tak kenal maka tak sayang”. Menulis adalah masalah jam
terbang. Semakin Anda sering terbang, akan semakin mulus take offnya /
terbangnya dan landingnya.
Di
akhir pertemuan Sang Profesor yang jenius itu mengatakan dan mengobarkan bara
api kepenulisan yang terpendam dalam diri peserta kuliah belajar menulis online
gelombang 8 ini dengan sebuah tantangan :
“
Ayo menulis bersama saya. Anda penulis pertamanya, dan saya penulis keduanya” .
Wow, sungguh luar biasa. Tantangan yang sangat memacu adrenalin kepekaan rasa
dan pengalaman kita untuk menuangkan ide-ide dan imajinasi kita. Semoga
tantangan Sang Profesor dapat kami jawab dengan sebuah karya berupa buku yang
akan melejit seperti Profesor Eko Indrajit.
Gunungkidul, Selasa,
14 April 2020
Semoga bisa meneebitkan buku bersama prof eko indrajit
BalasHapusamin Pak Jay
Hapus