DISARIKAN DARI MATERI “ BELAJAR MENULIS ONLINE GELOMBANG 8”
NARASUMBER : BAPAK MUNIF CHOTIB
JUMAT, 3 APRIL 2020
OLEH : ENI SETYOWATI,
S.Pd.
Pertemuan keempat dari Bapak Munif
Chotib “ Menulis tentang Momen Spesial Kala Mengajar “ diawali dengan sapaan
hangat kepada peserta Grup Belajar Menulis Online. Beliau adalah seorang
pengarang kondang dengan buku-buka bestseller diantaranya Gurunya Manusia,
Sekolahnya Manusia, dan lain-lain. Beliau juga seorang motivator ulung ,
seorang guru pendidik yang senantiasa mengajar dengan hati.
Inilah,
satu lagi bukti betapa baik hati dan cerdasnya Om Jay, yang kembali
menghadirkan seorang gurunya manusia yaitu Bapak Munif Chotib, dengan materi yang begitu menginspirasi sanubari
terutama bagi para guru / pendidik di bumi pertiwi.
Pak Munif Chotib menyajikan sebuah
ilustrasi / gambaran dari sebuah kisah nyata yang ditemui selama menjadi seorang pendidik. Dengan judul yang menarik perhatian pembaca untuk
membacanya, mengulasnya bahkan menerapkannya dan meneladani amanat / pesan yang
tersaji dalam kisah tersebut. Kisah tersebut berjudul “ 80 Menit di Kelas
Neraka”
Timbul berbagai tanya dalam benak kita. Melihat seperti apa
wujudnya neraka saja belum, kok bisa mengajar di kelas neraka ? Kemudian
siswa-siswanya seperti apa ? Suasananya
seperti apa dan bagaimana ? Sepintas tanya-tanya itu mengemuka dan
menggelitik di pikiran kita. Begitu membaca kisah Pak Munif belum sampai di akhir cerita, perasaanku,
emosiku sebagai seorang guru wanita, seperti diaduk. Semua yang dikisahkan Pak
Munif begitu mencabik-cabik nuraniku,
karena hal-hal seperti sering kualami dan sering kurasakan bersama anak
didikkku selama kurang lebih dua puluh tahun mengabdi sebagai seorang guru
honor di sebuah negeri milik pemerintah. Setiap kata, kalimat, paragraf yang
kusimak dalam hati, membuat air mataku menetes satu persatu hingga puncaknya
tertumpahlah tangis haru akan kisah pengalaman mengajar dari Pak Munif yang
sangat menginspirasi dan membuatku ingin segera menuangkan apa yang selama ini
kutemui sebagai seorang pengajar dan pendidik.
Nah, inilah pesan / amanat yang dapat
diambil dari cerita Pak Munif Chotib dalam kisah tersebut :
1. Sebagai
seorang guru yang tugasnya mengajar sekaligus mendidik harus senantiasa
menyematkan kata sabar dalam dada dan hati kita.
2. Sebagai
seorang guru harus senantiasa berpikiran positif / positive thinking terhadap
anak didik kita
3. Seorang
guru harus menempatkan posisi kita sebagai siswa/ peserta didik.
4. Seorang
guru harus bisa menjadi guru yang memberikan ilmu pengetahuan, seorang guru
juga harus bisa sebagai orang tua tempat mereka untuk berlindung dan bermanja ,
sebagai guru juga harus dapat menjadi sahabat sebagai tempat berbagi rasa atau
bahasa kininya curhat.
5. Seorang
guru tidak boleh membeda-bedakan anak didik / siswa, apapun keadaan mereka ,
semua harus kita terima dengan hati terbuka penuh asa
6. Sebagai
seorang guru harus menganggap bahwa
semua anak bisa / mampu.
7. Seorang
guru harus pandai menyelami jiwa mereka , apa keinginan mereka, apa kebutuhan
mereka, suara mereka harus kita dengar.
8. Sebagai
seorang guru tidak hanya mengajar tapi juga harus mendidik.
9. Seorang
guru harus dapat menciptakan sebuah pembelajaran yang tidak hanya menambah
beban mereka tetapi bisa meringankan hati mereka dengan banyak berkarya nyata.
10.
Seorang guru harus pandai menciptakan
sebuah pembelajaran yang kreatif dan inovatif untuk menyegarkan, menyenangkan,
mengesankan dan mengasikkan sebuah interaksi pembelajaran.
11.
Seorang guru dalam mengajar / mendidik
atau dalam memecahkan permasalahan yang ditemui dalam pembelajaran harus
mempunyai trik / cara / teknik yang jitu, misalnya dengan membuat sebuah
mind map ( peta pikiran ) yang terdiri dari akar permasalahan / tema
pembicarannya , kemudian ditarik garis ke atas tentang arti dari permasalahan /arti tema/ arti pokok pembicaraanya “ apa “ (What ),
kemudian ditarik garis menyamping “ mengapa”
( why ) dan selanjutnya ditarik garis ke
bawah “ bagaimana” ( What Next )
Contoh
mind map dari Pak Munif Chotib dengan tema Menghormati Guru, apa arti hormat,
mengapa hormat, bagaimana hormat :
Itu sekilas ilmu yang diajarkan oleh Bapak Munif
Chotib yang membuat jiwa siswa bergelora, hati nurani guru terkesima
akhirnya akan ketemu akar dari sebuah
tema / permasalahan yang akan mengukuhkan
ikatan batin yang erat antara siswa dan guru antara peserta didik dan pendidik.
Dan hal tersebut semakin diperkuat dengan penjelasan
Bapak Munif Chotib dalam ceramahnya di
sebuah video yang berdurasi 15 menit, di situ beliau menjelaskan bahwa seorang
guru , sebagai seorang pengajar dan pendidik pasti mempunyai momen-momen
special / kejadian / peristiwa khusus / istimewa yang tak akan terlupa
sepanjang hayat dalam pengalaman membelajarkan dan mendidik siswa di sekolah.
Untuk itu momen-momen special tersebut baik itu menyenangkan. /
membahagiakan maupun menyedihkan / tidak
mengenakkan silahkan diarsipkan dalam bentuk tulisan. Sebagai salah satu jejak
yang dapat guru / tinggalkan untuk anak cucu kita. Dan itu juga merupakan salah satu sumber penulisan
dari karya-karya seorang guru. Seorang guru atau pendidik tidak akan pernah
kering dengan berbagi momen special karena setiap saat guru / pendidik senantiasa
berhadapan dengan siswa/ anak-anak didiknya di kelas, di sekolah. Dan dari
banyak siswa yang berasal dari berbagai
latar belakang sosial, ekonomi , budaya , cara pandang, dll yang berbeda-beda
itu akan semakin membuat seorang guru / pendidik tidak akan pernah kehabisan
sumber ide untuk menulis .
Siswa-siswa / peserta didik / anak didik ibaratkan telaga penuh dengan air selalu memberikan
kesegaran dan kesejukan. Ibaratkan air yang
dapat melepaskan rasa dahaga . Dan air sebagai sumber kehidupan. Begitu juga
dengan anak didik kita adalah sumber
kehidupan bagi kelangsungan hidup bangsa
dan negara tercinta Indonesia. Dari merekalah, sebagai generasi penerus harapan
bangsa nantinya akan terukir masa dengan
tinta emas. Dari merekalah sebagai tunas-tunas muda yang akan teguh memegang
akar budaya bangsa sehingga tidak akan mudah tumbang oleh terjangan kemajuan
tekologi inrformasi di era revolusi industri yang semakin mendunia. Maka
seorang guru dituntut untuk dapat benar-benar mengajar dan mendidik dengan hati
sekalipun kemajuan teknologi semakin memasuki
hampir semua lini kehidupan.
Demikian sekilas rangkuman materi dari Bapak Munif Chotib,
ada kurang dan lebihnya mohon dimaklumi karena saya hanya sebatas manusia yang serba
tidak sempurna. Dan kesempurnaan hanyalah milik Alloh semata. Semoga kita semua
sebagai pengajar sekaligus pendidik dapat ikut berkarya mencerdaskan anak-anak
bangsa dengan rasa dan jiwa yang selalu bergelora menyerukan karakter mulia
demi kejayaan bangsa hingga akhir masa.
Terima kasih.
Gunungkidul,
Sabtu, 4 April 2020
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar