OLEH : ENI SETYOWATI, S.Pd.
Pandemi Corona Virus tahun 2019 atau dikenal Covid -19 masih menyisakan beraneka cerita / kisah hati yang telah terlewati. Pandemi corona menjadi ngetop di Indonesia sejak pertengahan bulan Maret 2020 yang lalu. Hampir setiap saat, dimanapun kita berada, corona menjadi berita dan perbincangan hangat baik di media massa maupun media sosial, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.
Kita tidak bisa memungkiri, bahwa pesona corona dengan segala sisi positif maupun sisi negatifnya telah merajai dan menjelajahi ruang dan waktu yang hampir tiada berlaksa.
Hampir semua lini kehidupan terkena dampak dengan hadirnya corona di muka bumi ini. Semua insan merasakan dampaknya. Semua orang mengalami situasi yang tak menentu dikarenakan corona yang menghantui bumi. Tidak hanya rakyat kecil, para pejabat pun kena jerat dari jaring-jaring virus corona ini. Tua muda, besar kecil, laki-laki perempuan, kaya miskin, tak pandang bulu , semua dihampiri corona.
Dampak adanya pandemi corona ini sangat dirasakan dalam berbagai bidang kehidupan. Mulai dari bidang pertahanan keamanan, bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, industri, dan sebagainya. Dan tak ketinggalan dunia pendidikan pun juga terkena dampaknya.
Dunia pendidikan mengalami dilema. Dunia pendidikan mengalami perubahan sistem yang serta merta. Dunia pendidikan harus mengubah arah kebijakan dalam pendidikan. Dari semua jenjang berubah haluan. Mulai dari PAUD, sekolah dasar, sekolah menengah, maupun perguruan tinggi.
Kejadian luar biasa tersebut, dengan merebaknya virus corona yang bermula dari wabah yang terjadi di Wuhan , Cina sekitar penghujung tahun 2019 silam, membawa perubahan yang begitu cepat dalam tatanan kehidupan. Dunia juga Indonesia menerapkan peraturan social distancing (bekerja dari rumah, belajar di rumah, beribadah di rumah ) dan menerapkan protokol kesehatan yang harus dipatuhi oleh semua warga negara, yaitu jaga jarak, jauhi kerumunan, pakai masker dan cuci tangan pakai sabun.Dengan serba keterpaksaan, akhirnya masyarakat menjadi terbiasa dengan keadaan dan situasi yang diakibatkan adanya pandemi corona tersebut .
Dari peristiwa adanya pandemi corona ini, ada kisah-kisah ataupun cerita-cerita tentang hati dan hari-hari yang dilewati masing-masing orang beraneka warnanya. Dan dalam hidupku juga keluargaku juga terukir kisah atau cerita menghadapi situasi pandemi corona ini .
Dalam menghadapi pandemi ini kami sekeluarga ada 4 orang. Punya kreativitas masing-masing menghadapi pandemi yang merajalela ini.
Kisahku menghadapi pandemi yaitu kuisi dengan kegiatan tulis menulis . Selain tentunya kewajiban sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga tetap aku jalankan. Dan juga tugas ikut mendermakan sedikit ilmu yang kupunyai kepada anak didik di sekolah dasar kelas 5 juga tetap kujalani dengan sepenuh hati, walaupun di tengah pandemi.
Aku seperti halnya guru-guru atau pendidik lain, saat ini juga melakukan pembelajaran daring . Dan Alhamdulillah , selama pembelajaran di rumah (BDR ) kegiatan berjalan lancar, sekalipun ada kendalanya juga. yaitu masalah kuota dari orang tua siswa.
Di kelasku ada seorang anak yang tidak mempunyai hape android dan terpaksa numpang pada saudaranya, Jadi setiap saat ada pembelajaran atau tugas-tugas daring tidak langsung dapat meresponnya. Namun saya maklumi keadaan tersebut, dan kita beri toleransi. Alhamdulillah, semua orang tua anak didik juga dapat bekerjasama dengan baik dalam pembelajaran daring di masa pandemi ini.
Di masa pandemi ini selain melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai seorang istri dan ibu di rumah juga melaksanakan tugas sebagai pendidik bagi anak didik di sekolah. Maka untuk mengisi waktuku di sela-sela rutinitas harian, aku juga menambah wawasan tentang dunia tulis menulis .
Aku ikut bergabung dalam grup belajar menulis online yang dimotori oleh Om Jay atau Bapak Wijaya Kusumah,M.Pd. Dari pelatihan grup belajar menulis online tersebut yang digerakkan dan dimotori oleh guru blogger Indonesia tersebut, banyak ilmu, pengalaman, wawasan, pengetahuan dan ilmu-ilmu kehidupan yang teramat berharga yang kudapat dari para narasumber hebat.
Aku juga mendapatkan manfaat yang lain yaitu bertambah teman / sahabat / saudara dari berbagi penjuru tanah air. Aku juga mendapatkan kebahagiaan dan kebanggaan dari kegiatan tersebut. Di tahun 2020 ini , selama pandemi aku dapat menghasilkan tulisan-tulisan baru yang aku simpan di blog. Juga banyak mengikuti kegiatan tulis menulis untuk membuat buku antologi bersama.
Di tengah pandemi ini , aku menikmati kebahagiaan yang tiada tara dengan dunia tulis menulis ini, karena memang dari kecil aku bercita-cita ingin jadi seorang sastrawati / penulis. Dan Alhamdulillah , kini di usia beranjak senja aku dapat kembali menyalurkan hobiku menulis.
Dan itu berawal dari kesukaan membaca yang merupakan hobiku sejak kecil. Bermula dari sering dibawakan buku-buku bacaan oleh ayah yang juga seorang pendidik dari tempatnya mengajar waktu itu.
Kini di tahun 2020 ini ada beberapa tulisanku yang diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan DIY berupa 3 buah buku yaitu Antologi Esai Sastra dan Budaya Jawa, Antologi Geguritan tahun 2019 dan tahun 2020, Artikel di Kalawarti Sastra Budaya Jawa Gunungkidul, Geguritan di Kedaulatan Rakyat ., Buku The Meaningfull of True Story (Antologi Berbagi Kisah Penggugah Jiwa), Surat Untuk Ibu, Moment Spesial Sang Guru, Jurus-Jurus Ilmu Menulis, Cyber Pedagogy "Aplikasi Teknologi Pendidikan Dalam Pembelajaran di Abad 21, dll.
Sedangkan suamiku, di tengah pandemi ini juga memutuskan untuk berhenti dari jabatan sebagai manajer di sebuah perusahaan swasta . Ingin menikmati masa tua dengan banyak di rumah bersama keluarga. Di tengah pandemi ini, suamiku menginvestasikan tabungannya untuk berwirausaha di bidang perdagangan. Dan Alhamdulillah usahanya berkembang , kini mempunyai empat orang karyawan dan beberapa agen di daerah kami.
Kemudian hikmah lagi di tengah pandemi ini, yang dapat kurasakan dan kualami yaitu bagi anak lakiku yang bulan Oktober 2019 lalu berhasil menyelesaikan S1nya di Tehnik Geologi UPN Yogya, dan di tengah-tengah kesibukan proyeknya bersama dosen dan beberapa temannya di wilayah DIY, juga berkreasi di rumah. Anak lakiku menyemai benih-benih sayuran yang dipesan secara online dari Kulonprogo. Dirawat dengan sepenuh hati, dan Alhamdulillah , tanaman hidroponiknya dapat dipanen untuk dimasak di tengah pandemi ini, lumayan tidak usah keluar rumah untuk membeli sayuran .
Sedangkan anak perempuanku yang kelas tiga SMA pun juga kreatif membuat camilan-camilan / makanan untuk dikonsumsi dan dinikmati bersama keluarga di tengah pandemi ini. Dan kegiatan itu dilakukan di sela-sela tidak ada pembelajaran daring .
Namun tidak selamanya ini akan terus berlanjut. Kehidupan akan selalu berputar. Dan kita tidak boleh terus terpuruk dalam penjara hantu karena virus corona yang merajalela ini. Virus ini harus dilawan. Kita harus dapat menaklukkan penyebaran virus-virus ini jangan sampai meluluhkan sendi-sendi kehidupan. Kita harus mencari rezeki di bumi Ilahi untuk meneruskan kelangsungan kehidupan kita sebagai umat di bumi, dan juga sebagai sarana untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan .
Yang penting kita yakini bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. Mati, hidup, rezeki ada di tangan Ilahi. KIta harus yakin bahwa janji-janji Alloh itu pasti. Warnailah kisah hari di tengah pandemi ini dengan selalu mengedepankan hati untuk meraih ridho Ilahi.Inilah serba serbi cerita hati di tengah pandemi , semoga dapat menginspirasi.
***
Gunungkidul, 15 September 2020
MasyaAllah.."dan nikmat Tuhan mana yg kamu dustakan" sungguh2 pandemi membawa bnyk berjah mbk.. Sukses sll u mb eny dan keluarga.. Aamiin
BalasHapus