ASA DI AMBANG SENJA

 OLEH : ENI SETYOWATI

Senja, adalah sebuah warna yang mewakili rasa. Itu sekilas uraian tema yang kubaca di grup WA Menulis Buku Antologi bertitel SENJA. Dengan hati penuh asa kuterima kembali tantangan menulis buku ini.

Kata senja, sebuah kata yang dapat diartikan secara lugas , juga dapat dimaknai secara kias. 

Senja dalam arti lugas artinya  suasana sore hari menjelang Magrib,  Senja adalah suasana pergantian hari dari siang menuju malam.

 Senja adalah waktu ketika sang mentari tidak lagi bersinar dengan teriknya, tetapi sang surya bersinar dengan warna jingga bak kencana , dan mentari  hampir tenggelam ke peraduannya. 

Kala senja  biasanya suasananya hening, damai, tenteram, adem ayem , khidmat, syahdu, dan berbagai rasa yang menggambarkan rupa-rupa rasa dalam hati dan jiwa manusia. 

Kata senja juga dapat dimaknai secara kias. Makna kias dari kata senja adalah kini melekat erat dalam diriku. 

Kini usiaku di ambang senja.  Usiaku di ambang senja maksudnya bahwa kini aku tidak muda lagi, usiaku sudah hampir setengah abad.

Senja bagiku adalah suasana yang penuh kesyahduan.Senja adalah suasana dimana semua rasa  pahit manisnya kehidupan hampir matang, tercampur sempurna. 

Senja adalah waktu untuk beristirahat , dimana setelah seharian kita sebagai insan saling mengumbar rasa , bergelut dengan kehidupan dunia ,  mengais berbagai upaya untuk dapat hidup lebih sentosa dan tertata , akhirnya semua akan bermuara ke peraduan malam . 

Senja kala itu , aku terpaku di bibir Samudera Hindia, tepatnya di Pantai Mesra. Senja kala lain, aku terpana di puncak Gunung Api Purba ,  di atas Bumi Handayaniku.

Senja kala itu , aku terpuruk di jurang nestapa yang seolah tiada akhirnya. 

Senja kala kini, aku terpesona dalam doa dan rengkuh kasih yang tiada henti dari Kekasih Sejatiku,Sang Ilahi Robbi yang sarat dengan nasehat agar jauh dari segala mudharat , dan mendapatkan kehidupan yang lebih bermanfaat, sebagai makrifat menuju alam akherat. 

Senjaku kala kini, aku mengukir dan merangkai kata menjadi seuntai puisi dalam judul:

 " Asa Senja "

Awan yang berarak di angkasa

Beriringan menuju batas cakrawala

Tuk menuju peraduannya

melepas lelah dan dahaga

seharian mengarungi peliknya buana

Di beranda kehidupan dunia

kurenda senja dengan bahagia

kuukir angkasa dengan tinta

mewarnai jingga dengan semestinya

menapaki titah-titah-Nya

 Sinar lembayung senja ...

Mulai beranjak menyusuri gulita

menghantarkan asa dan cita

ke dalam rengkuhan angin malam

mendesahkan aroma cinta 

di ujung pena semua bermuara

Melepaskan hasrat yang kian menggelora

menepis penat yang terus meronta

menebar kata bak pujangga

merangkai alinea bertabur makna

merangkum kata berbingkai cerita

senja kini mulai merona

membelah malam yang gulita

gulita karena kuasa-Nya

yakinlah esuk kan kembali bercahaya

Tuk kembali menyongsong senja merona

*

Senja ku kini semakin berasa , karena kini aku kembali dapat menggoreskan ujung-ujung pena membuat goresan-goresan yang bermakna. 

Kini aku dapat kembali menuangkan kata-kata untuk ikut membasahi persada dengan karya-karya  nyata yang terangkum dalam pustaka. 

Dan kegiatan tulis menulis ini  kunikmati di antara mewabahnya virus corona yang masih merajalela.  

Alhamdulillah , Ya Alloh ini berkah yang luar biasa di balik wabah. 

Dari kenyataan ini kita harus benar-benar bijak dalam menyikapi segala sesuatu yang terjadi di dunia ini. 

Kita harus selalu berpikir positif terhadap semua kejadian, peristiwa entah itu senang susah, baik buruk , dan sebagainya, harus kita terima dengan keikhlasan hati dan kebesaran hati.

Bahwa Tuhan pasti akan memberikan hikmah indah dari setiap  musibah yang datang menghampiri kehidupan. 

Senjaku kini bertabur asa . Asa yang kian mengangkasa membelah indahnya buana. Semoga asa itu akan tetap beranjangsana dengan  mesra , menyongsong senja yang penuh rona doa kepada Tuhan Yang Maha Pencipta.  . 

     ***

Gunungkidul, Rabu, 7 Oktober  2020