Sabtu, 15 Agustus 2020

MEMBANGUN INDONESIA BRANDING LEWAT PENDIDIKAN BERBASIS DARING YANG INTERESTING

OLEH : ENI SETYOWATI, S.Pd.



Pengantar

Membangun Indonesia branding atau citra diri bangsa Indonesia melalui dunia pendidikan adalah langkah yang strategis. Karena melalui pendidikan dapat mencetak sumber daya manusia yang handal. Namun manusia yang handal saja belum cukup. Dalam membangun Indonesia branding atau citra diri bangsa Indonesia sangat diperlukan manusia-manusia yang juga bermoral atau berkarakter . Apalagi dalam menghadapi kehidupan di abad 21 yang serba digital dan harus benar-benar melek teknologi agar dapat membentengi citra diri bangsa dari terjangan kemajuan jaman yang semakin mengglobal ini.

Dan untuk menghasilkan manusia-manusia yang handal dan bermoral agar dapat membangun Indonesia branding atau citra diri bangsa yang sejati, dapat diupayakan melalui dunia pendidikan. Karena pendidikan adalah sebagai ujung tombak kemajuan suatu bangsa.

Potret pendidikan Indonesia di masa pandemi covid-19

Kini dunia termasuk negara kita tercinta, Indonesia tengah dilanda wabah atau pandemi coronavirus disease -19 ( covid-19). Penyebaran virus corona tersebut dengan sangat cepat menyebar ke banyak negara di dunia. Penyebaran virus corona ini telah mengubah tatanan kehidupan yang selama ini sudah ada dan tertata. Dampaknya sangat dirasakan oleh berbagai aspek kehidupan. Mulai dari bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, agama, pertahanan keamanan, dan tak terkecuali dalam bidang pendidikan. 

Untuk memutus rantai penyebaran pandemi covid-19 ini , pemerintah menerapkan peraturan social distancing . Yaitu semua lini kehidupan harus tinggal / berdiam di rumah ( stay at home ), bekerja dari rumah (work from home/WFH), belajar di rumah ( study at home ), bahkan juga beribadah di rumah ( pray at home ). Dan semua warga negara harus mematuhi protokol kesehatan, yaitu jaga jarak, pakai masker dan cuci tangan pakai sabun.

Dengan adanya peraturan social distancing tersebut, dampaknya bagi dunia pendidikan sangat terasa sekali. Sistem pendidikan di Indonesia juga harus berubah. Yang tadinya pembelajaran dilakukan secara tatap muka di sekolah-sekolah, maka kini harus menerapkan pembelajaran lewat dunia maya yaitu melalui pembelajaran daring ( dalam jaringan ) atau online.

Agar pembelajaran berbasis daring yang menggunakan internet ini dapat berjalan efektif dan menyenangkan atau menarik ( interesting ), maka perlu didesain sedemikian rupa. Pembelajaran daring ini harus direncanakan atau didesain dengan baik agar menyenangkan, menarik dan efektif bagi siswa, guru maupun orang tua. Sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai dengan situasi dan kondisi di tengah pandemi saat ini. 

Membangun Indonesia Branding Melalui Pendidikan Berbasis Daring yang Interesting ( efektif dan menyenangkan ).

Tujuan pendidikan nasional Indonesia menurut Tap MPRS No.2 tahun 1960,  yaitu membentuk manusia yang memiliki jiwa Pancasilais sejati berdasarkan Pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 1945.

Menurut UU No.2 Tahun 1985, disebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia yang seutuhnya, yaitu bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memiliki pengetahuan, sehat jasmani serta rohani, memiliki budi pekerti luhur, mandiri, kepribadian yang mantap dan bertanggung jawab terhadap bangsa.

Sedangkan dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional ( Sisdiknas), dikatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap , kreatif , mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan di Indonesia adalah membangun atau membentuk , mencerdaskan, mengembangkan potensi atau kemampuan dalam diri warga negara Indonesia agar menjadi manusia-manusia Indonesia yang berimtaq( beriman dan bertakwa )  dan beriptek ( berilmu pengetahuan dan teknologi ), cerdas, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, berjiwa religius, nasionalis, mandiri , gotong royong dan berintegritas.

Dalam masa pandemi covid-19 ini sekalipun banyak kendala dalam penyelenggaraan pembelajaran namun peserta didik harus tetap mendapatkan hak-haknya yaitu memperoleh pengajaran dan pendidikan yang semestinya , seperti yang telah diamanatkan dalam UUD 1945. Agar tujuan pendidikan di Indonesia dapat tercapai sekalipun di tengah pandemi , maka pembelajaran harus tetap berjalan, peserta didik harus terus dapat belajar. Hal itu seperti yang disampaikan oleh Presiden Jokowi pada peringatan Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei 2020. Beliau melalui akun tweeternya mengatakan :"Dan bagaimana sekolah-sekolah berkreasi memanfaatkan teknologi dalam proses belajar mengajar." 

Hal senada juga disampaikan oleh Menteri Pendidikan Indonesia, Nadiem  Makarim, bahwa :"Saat ini kita sedang melalui krisis Covid-19. Krisis yang memakan begitu banyak nyawa. Krisis yang menjadi tantangan luar biasa bagi negara kita dan seluruh dunia. tetapi, dari krisis ini kita dapat mendapatkan banyak sekali hikmah dan pembelajaran yang bisa kita terapkan saat ini dan setelahnya."

Mendikbud juga mengajak semua pemangku kepentingan dalam pendidikan untuk berinovasi di tengah pandemi Covid-19 ini. " Belajar memang tidak selalu mudah, tetapi inilah saatnya kita berinovasi. Saatnya kita melakukan berbagai eksperimen. Inilah saatnya kita mendengarkan hati nurani dan belajar dari Covid-19, "ujar Mas Menteri Pendidikan.

Dari pernyataan Presiden Jokowi dan  Mendikbud tersebut, dapat dimaknai bahwa pemanfaatan media sosial di tengah masih maraknya pandemi Covid-19 ini , untuk pembelajaran daring sangat diperlukan. Dengan diterapkannya pembelajaran daring yang interesting ( menarik ), yang efektif dan menyenangkan bagi semua pihak , maka guru atau pendidik dituntut untuk bisa memanfaatkan kemajuan teknologi dalam pembelajaran daring tersebut. 
Guru harus dapat menguasai teknologi. Maka guru harus membekali dirinya dan mengembangkan diri dengan ilmu atau pengetahuan tentang pembelajaran daring yang memanfaatkan teknologi.  Selama masa pandemi karena tidak melakukan pembelajaran tatap muka , para guru atau pendidik  banyak waktu untuk mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar, workshop, dan lain –lain untuk menambah dan meningkatkan  wawasan , pengetahuan, keterampilan lewat webinar , diklat virtual, atau yang lain.

Dengan bekal ilmu pengetahuan , pengalaman para guru atau pendidik dalam pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran daring di masa pandemi ini, maka tetap dapat mendidik, membimbing, mengajar peserta didik dengan baik. Dan hal itu dapat dilakukan lewat aplikasi WAG ( WA Grup), zoom, google class meeting, webex, facebook, blog, atau media sosial yang lain. Sehingga proses transfer ilmu pengetahuan dari guru kepada peserta didik tidak akan terhenti.

Dan pembelajaran daring ini akan lebih mengaktifkan peserta didik . Guru atau pendidik memberikan tugas lewat daring, selanjutnya peserta didik akan aktif mencari sendiri penyelesaian tugas-tugasnya dengan banyak berselancar di dunia maya. Peserta didik akan mengalami sendiri, sehingga pembelajaran berpusat pada siswa ( student centered ).

Sekalipun kini memanfaatkan pembelajaran daring namun pembelajaran luring ( luar jaringan ) pun tetap diperlukan, karena secara psikologis peserta didik akan lebih dekat dan nyaman bila dapat langsung berkomunikasi dengan guru / pendidik secara tatap muka.

Dalam membangun Indonesia branding yang berbasis pembelajaran daring yang menarik ( interesting ) harus merujuk kepada empat ( 4 ) pilar pendidikan dari badan internasional PBB yang bergerak dalam bidang pendidikan dan kebudayaan bernama UNESCO. 
Empat pilar pendidikan tersebut yaitu : 1) Learning to Know ( Belajar untuk mengetahui ), 2) Learning to Do ( Belajar untuk melakukan sesuatu ), 3). Learning to Be ( Belajar untuk menjadi seseorang ), 4). Learning to Life Together ( Belajar untuk hidup bersama/ kolaborasi).

Dari keempat pilar pendidikan menurut UNESCO tersebut, saat ini guru jangan hanya berpikir apa yang dapat diberikan kepada peserta didik ( what to learning ). Namun guru atau pendidik harus memikirkan bagaimana proses peserta didik itu dapat mengerti, memahami, mengetahui, memaknai dan menerapkan suatu ilmu pengetahuan dengan baik. 

Penutup
Dalam membangun Indonesia branding atau citra diri bangsa melalui dunia pendidikan dalam pembelajaran daring yang efektif dan menyenangkan maka harus betul-betul didesain atau dirancang dengan baik. 

Maka di masa pendemi Covid-19 ini , saatnya dunia pendidikan berbenah untuk menghadapi tantangan di abad 21. Guru atau pendidik harus membekali diri dengan pengetahuan, pengalaman dalam memanfaatkan kemajuan teknologi dalam pembelajaran di tengah pandemi covid-19 ini.  
Dengan memanfaatkan aplikasi-aplikasi yang ada di media sosial untuk pembelajaran daring. Diantaranya menggunakan WAG ( WA Grup), Blog, Facebook, Video pembelajaran, zoom, google class meeting atau yang lain, sehingga Indonesia tidak ketinggalan dari bangsa lain. 

Dan penyelenggaran pendidikan berbasis daring ini harus tetap berkiblat pada amanat dalam UUD 1945 dan Pancasila sebagai sumber landasan hidup berbangsa dan bernegara agar bermartabat di mata dunia,  menjadi sebuah bangsa besar yang tetap berpegang teguh pada jati diri bangsa yang berbudaya.

Landasan Pikir

Empat Pilar Pendidikan UNESCO
https://setkab.go.id
UUD 1945 dan Pancasila

Gunungkidul, Sabtu 15 Agustus 2020


   

6


16 komentar:

  1. Wow keren lengkap banget pasti lebih dari 800 kata y, hehehe. Klo sdh menulis pasti inginnya panjang2 y mba,. klo ide sdg mengalir kadang susah dihentikan,. excellent Sang Pujanggaku.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbk nani.kl br mengalir...eman2 distop..hehe..makasih mayor naniku

      Hapus
  2. Wow.. Artikel yg berbobot..sukses ya

    BalasHapus

BUNGA RENGGANIS, MANIS

  BUNGA RENGGANIS, MANIS oleh : Enis Bunga rengganis ?? Apakah betul tanaman ini namanya bunga rengganis? Nama rengganis dari tanaman ini di...