OLEH : ENI SETYOWATI
**)IDENTITAS BUKU :
Judul Buku : LINTANG LANTIP "Harga Seorang Ibu"
Penulis : Aishworo Ang
Tebal Buku : 332 halaman + vi hal.
Ukuran : 14 x 21 cm
Penerbit : Lontar Mediatama ,Banguntapan, Bantul,Yogyakarta
Tahun Terbit : Oktober 2016
ISBN : 978-602-7461-74-1
**) SINOPSIS
LINTANG LANTIP "Harga Seorang Ibu" merupakan karya sastra tulis fiksi berupa novel yang ditulis oleh Aishworo Ang. Novel ini telah diangkat ke layar lebar dengan judul MARS.
Novel tersebut ditulis oleh Aishworo Ang, seorang penulis di salah satu daerah Gunungkidul, dan seorang penjual koran yang nyambi mengajar di SMK Muhammadiyah Tepus, Gunungkidul,Yogyakarta.
Novel tersebut mengisahkan seorang perempuan tua bernama Tupon. Dia seorang perempuan desa ,jauh dari perkotaan,buta huruf,sederhana,polos,namun mempunyai semangat juang yang tinggi alias gigih,juga bijaksana .
Tupon mempunyai seorang anak perempuan bernama Palupi yang dalam bahasa Jawa palupi artinya contoh/teladan. Palupi walau hanya anak desa , anak seorang buta huruf tapi mempunyai cita-cita yang tinggi dan mulia, teinspirasi dari kebiasaan ibunya yang selalu mengenalkan sebuah bintang yang ada di langit yang orang jawa menyebutnya Lintang Lantip atau bahasa menterengnya planet Mars.
Namun justru dari kesederhanaan Tupon dalam menyikapi hidup tersebut, membuat Tupon seperti seorang intelektual dan seorang perfeksionis, jauh berpandangan ke depan terhadap masa depan putri semata wayangnya, Palupi. Dia mempunyai keinginan / gegayuhan agar putrinya,Palupi kelak menjadi seperti lintang lantip yang selalu bersinar di angkasa, dengan mendapatkan pendidikan yang sepantasnya agar tidak seperti dirinya. Menjadi manusia sejati yang selalu ingat kepada Tuhan yang menciptakan.
Kehidupan Tupon dan Palupi di dusun /desa diwarnai dengan intrik-intrik dan berbagai permasalahan yang timbul di masyarakat baik berkaitan dengan adat istiadat, adab-adab /norma-norma yang masih teguh dipegang oleh masyarakat pedesaan, dan berbaur dengan nilai-nilai religi yang disyiarkan seorang yang berilmu agama di desanya.
Dengan perjuangan dan kegigihan seorang ibu bernama Tupon, akhirnya kesuksesan hidup dan pendidikan tinggi sampai meraih cumlaude, lulusan terbaik pada pascasarjana Oxford University bidang astronomi diraih oleh Sekar Palupi si gadis desa .
Dalam sambutan pidatonya di podium sewaktu di Oxford University Palupi menyampaikan bahwa " Orang yang paling tahu akan arti pendidikan adalah 'Ibu'. Ibu adalah cahaya dari tujuh galaksi yang memberi jalan terang benderang untuk jiwaku. Cahaya yang abadi dan tak akan hilang ditelan masa. Ibuku adalah angin yang memainkan musik kehidupan. Indah dan menggetarkan.
Ibu ingin agar aku belajar. Ingin agar aku sekolah yang tinggi.Ingin agar aku menjadi orang pandai. Ingin agar aku mengenal dan berbakti pada Tuhan, pada Gusti Allah. Ibu ingin agar aku menjadi manusia sejati. Jika kalian ingin tahu berapa harga yang pantas untuk seorang ibu, maka sesungguhnya harga seorang ibu adalah surga."
Kelebihan Novel Lintang Lantip :
1. Membaca sub tema "Harga Seorang Ibu " yang tersurat dan tersirat pada sampul depan novel berjudul LINTANG LANTIP karya Aishworo Ang, membuat hati pilu, bagai diiris sembilu. membuat hati tergugu dan terpaku , dengan ramuan kata yang begitu menyentuh kalbu.
2. Cerita dalam novel Lintang Lantip mampu mengaduk-aduk kalbu dan mengalirkan air mata dari dalam jiwa .
3. Novel Lintang Lantip penuh dengan pesan kehidupan yang paripurna antara raga , jiwa, rasa diolah menjadi sesuatu yang sangat enak, lezat dinikmati dengan hati.
4. Cerita dalam novel ini berdasar kisah nyata sehingga membuat jalan cerita menjadi hidup, dan memberi semangat pada diri seseorang untuk lebih bersemangat dalam meraih cita-cita/sesuatu dan selalu bersyukur, bahwa tak ada yang mustahil bagi siapapun di dunia ini untuk meraih kesuksesan karena ada Tuhan Yang Maha Segalanya.
5. Kekuatan cinta dan doa seorang ibu / orang tua untuk kesuksesan seorang anak adalah nyata dan ridha Tuhan untuk jalan terang bagi hamba-hamba-Nya adalah mutlak adanya.
6. Istilah-istilah daerah / bahasa daerah Jawa sudah dijelaskan dalam catatan kaki sehingga mempermudah pembaca yang tidak paham menjadi lebih tahu.
Kekurangan Novel Lintang Lantip :
1. Ada beberapa kata yang agak kurang sopan diucapkan oleh seorang kepala dusun yang harusnya perkataannya bisa diganti dengan pilihan kata yang lebih santun .
2. Seandainya Tupon ibu Palupi , dipertemukan walau hanya sekejap dengan Palupi sebelum akhir hayatnya, agar segala pengorbanan dan kepedihannya serta perjuangannya untuk Palupi sedikit terbayarkan begitu melihat Palupi anak tercinta semata wayangnya meraih kesuksesan seperti apa yang diinginkan Tupon, mungkin akan menjadi sesuatu yang indah. Namun takdir Tuhan ,tak ada manusia yang bisa menduganya, manusia hanya bisa berencana, dan Tuhanlah penentu segalanya.
Reflkesi diri terhadap novel Lintang Lantip :
1. Selama masih diberi napas kehidupan mari kita berkhoirunnas anfa uhum linnas (sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberikan manfaat untuk manusia / makhluk yang lain ).
2. Kekuatan cinta dan doa seorang ibu / orang tua sangatlah berharga untuk kelangsungan hidup kita, dan besarnya cinta Tuhan kepada umatnya sungguh tak berlaksa , begitu ber-Maha segalanya.
2. Selama masih diberi sisa usia, kita sebagai manusia harus semakin giat mencari bekal ilmu dan amal untuk perjalanan menuju alam keabadian , menuju alam akherat kelak, yang sewaktu-waktu , siap-tidak siap harus kita lewati dan masuki.
Gunungkidul,Senin 26 Desember 2022
Profil Penulis
Eni Setyowati ,S.Pd. , lahir di Gunungkidul, 23 November 1972 Hobinya membaca, menulis dan melukis. Menikah dikaruniai 2 buah hati .
Riwayat pendidikan : pernah kuliah di Sastra Jawa UNS Surakarta, Teknologi Pendidikan FIP UNY Yogyakarta, PGSD UT Yogyakarta.Kini mengajar di SD Negeri Wiladeg Karangmojo Gunungkidul. Cita-cita :sejak kecil yang tak pernah lekang oleh masa dan usia adalah menjadi penulis / sastrawati.
Riwayat kepenulisan : sejak SD,SMP ,SMA,kuliah suka corat coret. Sewaktu SMA tulisan pernah dimuat di majalah Kartini,Jakarta. Sejak 2019 mulai semangat dan aktif menulis lagi setelah lama vakum . Diantara karya-karyanya berupa buku solo 10 lebih judul ( Jurus-Jurus Ilmu Menulis Titisan Para Sang Guru, Menabur Aksara Dalam Pustaka, Merangkai Bunga Rampai Yang Terberai,Weling Sinandhing, dll. Juga buku antologi bersama lebih dari 70 judul, diantaranya : Tilik Wewisik, Kidung Mangungkung Laras, Pecak Ngejawantah, SD Wiladeg Menulis, dll.
Beberapa tulisan ikut mewarnai surat kabar Kedaulatan Rakyat Yogyakarta dan majalah sastra Gunungkidul. 3 Tahun terakhir tulisan berbahasa jawa berupa geguritan, cerkak, esai lolos sayembara Dinas Kebudayaan Yogyakarta dibukukan menjadi buku antologi.
Riwayat organisasi : tergabung dalam Komunitas Pelita (Penggiat Literasi Aktif ) Gunungkidul, Sanggar sastra Jawa Presaja Gunungkidul, Tim Redaksi Majalah Sastra Jawa Gumregah Gunungkidul, dll.
Dambanya : semoga dunia tulis menulis menjadi titian hijrah untuk meraih kehidupan yang lebih indah, berkah dan terarah dari Alloh Yang Maha Indah.
Sesanti hidup : Urip Iku Urup / Khoirunnas anfa uhum linnas
***