OLEH : ENIS
Musim terus berganti. Hampir tak terhitung lagi, ini sudah musim ke berapa ? Dan sudah musim apa? Masihkah musim itu akan ada mewarnai hidupku seiring berodanya waktu yang terus melaju? Dan semua berlalu begitu saja seiring rencana-Nya , Sang Perencana Alam Semesta.
Musim ini aku menyisir pagi dengan untaian lembut dan dingin kabut pagi. Kulangkah kaki ini menyusuri lorong-lorong sepi dan membisu . Aku terpaku pada ujung lorong ketika sesosok bayang timbul tenggelam di balik semak-semak yang terhampar di pelupuk netraku.
"Gata ...,"panggilku lirih seakan hanya bergumam. Namun satu keyakinan dalam hatiku bahwa sosok yang sempat berkelebat itu adalah laki-laki yang selama ini menjadi penghuni hati ini.
"Ah, hanya khayalku,"tepis batinku menghibur hati. Dengan tekun kembali kususuri jalan setapak yang terpampang berkelok di depanku. Aku tak tahu sampai kapan langkah ini akan berhenti . Kuraba ponsel yang berdering di saku celanaku. Kulirik waktu yang tertera di layar. Pukul 16.45 menit. Kutatap langit memang sudah membayang petang.
berarti langkahku hari ini hampir telah melewati separuh hari. Tadi pagi aku berangkat ketika kabut masih membuta . Sehabis sembahyang Subuh aku langsung pergi.
Dan aku terus berjalan begitu saja mengikuti naluriku yang musim ini ingin mengayun langkah kemana hatiku menunjuk.
Dan hatiku mengarah ke sebuah tempat di mana musim itu pada masa itu pernah menjadi singgahan hati di kala resah dan gelisah melanda hati.
Yah sebuah tempat sepi, nyaman, tenang, sejuk yaitu di tengah hutan dekat pemukiman penduduk. Juga dekat dengan rumah eyangku. Di situ aku selalu berteman dan bercengkerama dengan alam dan suasana alam yang begitu tentram, yang selalu membenamkanku pada belantara imajinasi yang tiada bertepi. Di situ aku benar-benar bisa dekat dengan kekasih abadiku, Sang Pembuat Hidup Yang Maha Segalanya.
Dentang Waktu
penanda masa masih saja
mendentang setiap raga yang berjiwa
jiwa yang bernyawa
nyawa yang berrasa
rasa yang bermakna
yang terus saja
melukis asa
di langit senja
penanda masa
jarumnya senantiasa
menorehkan duka dan luka
nestapa dan nelangsa
bahagia dan merona
dalam gelimang doa
detik terus mendetak
anganku terhentak
di kala aku masih terhenyak
di tepian pundak
tatkala deburan ombak
menggunung memuncak
menggigil jantung berdetak?
penanda waktu
masih saja berdentang
terus melaju
menuju sebuah titik temu
inilah jalan hidupku
yang seharusnya memandu
gejolak-gejolak kalbu
untuk berpasrah hanya pada
Sang Penentu
Gk, Senin 13 Maret 2023
https://kamusnama.com/ar
Gata adalah nama populer untuk anak laki - laki. Nama gata paling cocok untuk nama tengah. Misal seperti Irgi Gata Rohandi, Hanafi Gata Lukiawan, Goan Gata, Andreas Gata Meman, Siko Gata Pratama, dll. Di indonesia, paling banyak ada di Garut, Wonosobo, Banban Rejo, B.lampung, Gunungkidul. Orang yang bernama Gata ini memiliki tujuan. Penuh daya cipta, naluri, dan filosofis. Ia suka membaca, belajar sejarah, dan berkelana. Orang ini juga tertarik dengan agama dan tidak ingin urusannya dicampuri orang lain.
http://www.organisasi.org/1970
Nama Gata artinya adalah telah pergi yang diberikan untuk seorang anak Laki-Laki. Nama Gata berasal dari India (Sansekerta), dengan huruf awal G dan terdiri atas 4 huruf. Kata Gata memiliki pengertian, definisi, maksud atau makna telah pergi, bisa digunakan untuk nama bayi (nama anak), nama perusahaan, nama merek produk, nama tempat, dan lain sebagainya. Kata Gata yang bermakna telah pergi serta berasal dari India (Sansekerta) ini boleh anda gunakan selama arti Gata tidak berkonotasi negatif di lingkungan anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar